BONEKA (1/3)

3.9K 77 2
                                    

Kini aku sedang memperhatikan 6 cowok yang berdiri di depanku. Lihalah mata mereka. Mereka menatap kearahku dengan tajam. Lihatlah juga tubuh mereka dengan tanpa busana itu, yang membuat kesan sexy pada diri mereka. Tentu saja orang yang kupilih harus sesuai kriteriaku.

Aku akan menjelaskan diri mereka satu persatu. Dari yang kanan, bernama Denish. Cowok dengan paras tampan serta sifatnya yang cuek dan dingin membuatku menyukai dia sejak pertama kali lihat. Tak hanya wajahnya, liat tubuhnya yang mulus itu. Lekukan ototnya yang terbentuk sempurna di lengan dan perutnya. Tentu saja aku sempat salfok melihat perutnya yang memiliki enam kotak, tapi untungnya aku masih bisa fokus pada Denish sepenuhnya.

Jangan lupakan penisnya yang sedang menggantung di bawah sana. Aku sangat geram ingin mengocoknya, tapi sebisa mungkin aku tahan. Padahal umurnya masih 19 tahun tapi sudah memiliki penis sepanjang itu. Aku harus mengapresiasi kualitas pejuh dari bapaknya yang sudah menanamkannya di rahim sang ibu Denish.

Next, favoritku. Namanya Q, itu nama panggilannya. Hanya satu huruf, tapi menurutku mewah. Setauku nama lengkapnya memiliki 5 kata, jadi mungkin saja dia membuat nama panggilannya menjadi sangat singkat agar orang-orang tak perlu repot-repot memanggilnya dengan nama apa.

Dia memiliki tubuh yang sama dengan Denish, bedanya kulitnya lebih sedikit gelap. Jika Denish memiliki kulit seputih bedak, maka Q memiliki kulit seperti orang indonesia pada umumnya. Yang aku suka dari Q adalah suaranya. Suaranya yang berat dan serak, membuatku candu ingin mendengarnya lagi. Apalagi saat dia mendesah saat dimasuki olehku. Ah ... Lagi-lagi aku harus menahan nafsuku untuk kedua kalinya.

Untuk penisnya, standar. Tidak terlalu panjang dan tidak terlalu besar. Dia mungkin memiliki ukuran penis paling normal daripada lainnya.

Lanjut, sebelah Q adalah Vano. Cowok yang mengaku menjadi 'top sejati' tapi akhirnya tunduk padaku juga. Dasar munafik. Vano sebenarnya cukup unik, tapi dia memiliki sifat yang membuatku kadang-kadang kesal. Si tempramental, si munafik, tidak tau diri dan banyak hal lain yang gak kusuka dari dirinya. Jangan lupa sifatnya yang seperti preman itu, sangat menjengkelkan bagiku.

Kadang-kadang dia datang kepadaku untuk meminta duit, dan jika aku menolaknya dia akan mengobrak-abrik benda di sekitarnya dan menganggu boneka ku yang lain. Dia paling sering menganggu Q dan Reyhan, tapi tentu saja aku juga (begitu juga dengan yang lain). Untunglah aku memegang kelemahannya. Jika dia sedang di emosi yang rendah aku akan membiarkan dia pergi terlebih dahulu. Namun, jika dia sedang di emosi yang tinggi aku akan segera mencubit putingnya dan dia akan segera mendesah. Putingnya adalah kelemahan dan bagian sensitifnya. Saat aku memainkan putingnya, dia langsung jatuh dan mendesah sekeras-kerasnya. Itu salah satu alasan mengapa aku tidak mengambil tindakan tersebut saat dia sedang di emosi rendah. Desahannya bisa membangunkan yang lain dan tetangga sekitar. Maka dari itu aku memutuskan untuk menuruti permintaannya sesekali. Namun, jika dia sudah diluar batas tak segan-segan aku akan menendang dia dari rumahku.

Aku sudah cukup sepertinya menjelaskan Vano seperti apa kan? Aku tidak ingin membahas lebih lanjut tentang si cowok brengsek itu. Kita akan lanjut ke cowok yang paling adem di rumahku.

Hakim, cowok paling tenang, damai di rumahku. Dia lah yang memiliki kepribadian seperti ibu daripada 5 lainnya. Setiap pagi, dia berolahraga setiap 30 menit lalu kembali. Kemudian, dia memasak sarapan untukku dan lainnya. Setelah itu, dia membereskan rumah, mencuci piring, dan mencuci mobil. Hakim juga cowok yang cukup jago di ranjang (aku sempat kaget saat bermain pertama kali dengannya). Sesekali dia suka menggodaku saat tak ada orang dirumah selain aku dan dia. Dia akan menyentuh penisku secara perlahan, lalu menciumku dengan ganas hingga aku kehilangan napas. Kemudian menggendongku, dan berjalan ke arah dinding. Masih dengan posisi menggendong, Hakim kemudian melucuti pakaianku dan mencium area leherku serta memberi kissmark disana. Ah ... Dia benar-benar berubah 180° ketika berada di ranjang.

Apa lagi yang harus kuceritakan tentang Hakim? Tubuhnya? Tentu saja memiliki tubuh dengan otot yang sempurna. Wajah? Apalagi itu. Dia memiliki paras wajah tertampan daripada 5 lainnya menurutku. Penis? Penisnya agak pendek tapi besar. Aku tak pernah berani menyepongnya karena ukurannya yang besar.

Baik, selanjutnya Reyhan. Jika Denish adalah es batu, maka Reyhan adalah batunya. Dia sangat sangat sangatttlllahhh pendiam. Satu hari mungkin hanya menjawab beberapa kata. Itupun sebagian 'iya' dan 'tidak'. Kadang dijawab dengan anggukan atau gelengan. Namun, sepertinya aku tau kenapa Reyhan seperti itu. Kata anak milenial sih, itu namanya tsundere. Reyhan sering menjemputku dari 'kantor'. Dia juga sering membelikanku makanan/kopi saat aku sedang 'bekerja' di ruang pribadiku. Jika aku tertidur si sofa atau apapun itu selain kasur, Reyhan akan segera memindahkanku ke kamarku.

Oh! Jangan lupakan senyumannya! Aku hanya pernah melihat dia tersenyum satu kali, itupun samar-samar. Tapi senyumannya itu cukup membuatku tersipu. Aku tak menyangka cowok pendiam seperti Reyhan bisa tersenyum seperti itu.

Kemudian, tubuhnya. Diantara 6 cowok ini, aku bisa katakan Reyhan memiliki tubuh proporsional yang pas untuknya. Namun, sepertinya itu keinginan Reyhan juga, karena dia agak sensitif yang berhubungan dengan tubuh. Dia selalu menjaga pola makannya, dan olahraganya dengan teratur. Sehingga tubuhnya menjadi terbentuk dengan bagus seperti itu.

Dan terakhir, si cabul alias Keal. Vano mungkin membuatku kesal, tapi Keal adalah kasus yang jauh berbeda dengannya. Keal benar-benar membuatku tidak nyaman saat berada di dekatnya. Dia selalu memegang bagian anggota tubuhku dan bonekaku. Seperti contohnya, di pagi hari dia akan memegang penisku, lalu siangnya ia memegang dada Q dan malamnya dia memegang pantat Reyhan. Aku curiga dia ingin bermain ranjang tiap waktu, tapi di luar dugaan Keal sangatlah jarang mengeluarkan 'pejuh'. Dia hanya coli saat mood-nya sedang buruk. Bermain denganku hanya sebentar dan beberapa kali (itu termasuk keinginanku). Dan jarang berada di rumah.

Maksudku, ya dia cabul tapi yang aku maksud bukan cabul setiap hari. Dia cabul ketika dia dirumah saja. Keal jarang berada di rumah karena harus sering latihan band bersama teman-temannya.

Ah ... Aku lupa menjelaskan hal itu. Semua bonekaku ini memiliki kegiatan pribadi juga, seperti Denish yang latihan basket dan futsal. Reyhan dan Q sibuk menjalani kuliah. Vano? Tentu saja jadi preman. Sedangkan Hakim dan aku hanyalah lulusan SMK. Hakim memang tak berniat melanjutkan ke kuliah karena katanya dia sudah digaji 'disini'. Sedangkan aku tidak melanjutkan ke kuliah karena harus meneruskan pekerjaan ayahku. Itu sebabnya kami yang paling sering di rumah. Lalu, Denish dan Keal setauku mereka memang tak kuliah. Namun, aku tak tau alasannya apa. Aku tidak ingin mengorek informasi pribadi mereka lebih dari itu. Memiliki mereka berenam sudah membuatku cukup bahagia.

Bayangkan, 6 cowok kini sedang berdiri di depanku dan menatap tajam ke arahku. Jangan lupakan tubuh mereka yang tidak memakai busana membuatku sedikit horny.

"Jadi, kita ngapain disini?" Vano berbicara padaku.

"Aku mau minta jatah. Kan udah dua bulan kita gak ketemu." Aku tersenyum pada mereka.

Vano melotot padaku,"Woi! Lusa kemarin itu emang kita ngapain? Ucing-ucingan?"

"Baru kamu doang, Vano. Kan yang lain belum disentuh selama 2 bulan. Emangnya kamu mau lagi?" Tanyaku dengan nada yang sedikit menggoda pada Keal.

Vano meneguk salivanya,"Maksud gue kan lo gak usah bohong begitu. Eh bentar-bentar! Lu ngumpulin kita gini cuma buat menuhin hasrat nafsu lo aja? Bangsat juga lo gue liat liat!"  Kata Vano yang menunjuk diriku dengan tangannya.

"Ya, tapi kali ini berbeda." Ucapku sedikit jeda.

"Siapapun yang menang permainan yang gue siapkan, boleh nyicipin lubang gue hari ini."

Keenam cowok tersebut kemudian mematung setelah mendengar kata-kataku barusan.

Random StoryWhere stories live. Discover now