Bab 1

3 4 2
                                    

Sebuah mobil berwarna merah melaju cepat membelah jalan yang sedang sepi. Malam semakin larut, hujan juga sedang turun maka siapapun yang ada di dalam rumah pasti enggan untuk keluar. Mobil merah itu dikendarai seorang yang tangannya bahkan berdarah karena terluka. Tapi sedikitpun tidak terdengar rintihan sakit dari bibir laki-laki itu. Wajahnya terlihat begitu datar, bahkan lebih cenderung terlihat sangat dingin. Matanya yang sipit dan kecil, terlihat begitu sendu dan dingin, menambah efek dingin di wajah laki-laki itu.
Laki-laki itu semakin dalam menekan pedal gas, dan mobilnya pun melaju dengan kencang. Laki-laki itu tidak menghiraukan jalanan yang sudah pasti licin saat ini.

Mobil merah itu lalu berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Laki-laki itu turun dari mobil, dan mengunci mobilnya. Laki-laki itu lalu membuka pagar rumah, dan masuk ke rumah itu. Setelah masuk ke dalam rumah, laki-laki itu melepas sepatunya. Lalu terdengar derap langkah seseorang yang sedang berlari.

"Appa,,," panggil bocah yang sepertinya baru berusia 3 atau 4 tahunan sembari berlari ke arah laki-laki itu.

Min Yoon Jun menoleh melihat ke arah suara bocah itu. Yoon Jun tersenyum dan kemudian berjalan mendekat ke arah bocah itu.
"Tidak usah berlari seperti itu, Taegi_ya," ucap Yoon Jun yang langsung menggendong bocah itu.

Taegi sendiri langsung melingkarkan tangannya ke leher Yoon Jun, Taegi menempelkan kepalanya di dada Yoon Jun dengan nyaman.
"Kenapa baru pulang?" tanyanya kemudian.

"Appa, baru selesai bekerja. Lalu, kenapa Taegi belum tidur? Bukankah ini sudah larut malam?" tanya Yoon Jun sembari berjalan dan mengusap kepala putranya dengan tangannya yang masih mengeluarkan darah. Sembari berjalan menuju kamarnya dan putra semata wayangnya itu

"Taegi menunggu, Appa," jawab bocah itu dengan manja dan semakin mempererat pelukannya pada Yoon Jun.

Yoon Jun tersenyum tipis, dan tangannya membuka pintu kamar.
"Lalu, Bibi Nam? Apakah, dia sudah tidur?" tanya Yoon Jun lalu membaringkan Taegi ke ranjang king size miliknya.

"Eo, Bibi Nam akan langsung terlelap jika bertemu bantal, Appa," seloroh Taegi dan membuat Yoon Jun reflek tertawa.

Laki-laki yang tadinya terlihat sangat dingin, begitu hangat ketika sudah ada di rumahnya. Yoon Jun melepas jas hitam miliknya, lalu berbaring di samping Taegi. Bocah cilik itu reflek melingkarkan tanganya ke badan Yoon Jun dengan erat.
"Taegi ingin di peluk, Appa," ucapnya kemudian.

"Baiklah kalau itu yang kau mau, Taegi-ya," sahut Yoon Jun yang kemudian mengambil posisi miring dan memeluk putranya hangat. Yoon Jun menepuk-nepuk pelan pantat Taegi, dia mencoba membuat putranya itu untuk tidur.

"Tidurlah, sayang! Ini sudah sangat malam, besok kita akan pergi ke rumah sakit seperti biasanya," ucap Yoon Jun.

Taegi yang sudah memejamkan matanya, hanya menganggukkan kepalanya merespon ucapan Yoon Jun. Pandangan Yoon Jun lalu terarah ke putranya itu, Yoon Jun menyunggingkan senyum yang sangat manis dan kemudian ikut memejamkan matanya. Setidaknya Yoon Jun harus mencoba tidur walaupun dia yakin tidak akan benar-benar terlelap.
***
Di sebuah rumah sakit ternama di Seoul, ruang UGDnya terlihat sangat ribut. Suster dan Dokter berlalu lalang silih berganti merawat pasien-pasien yang datang. Seorang Suster yang berbadan mungil dan juga ramping, berlari membawa nampan berisi peralatan untuk Dokter pakai mengobati pasien.

"Dokter Ko, ini yang anda butuhkan," ujar Yumi sembari meletakkan nampan itu di ranjang.

"Gumawo, Suster Yumi," ucap Dokter Ko tanpa mengalihkan pandangannya dari luka pasien yang sedang ditangani olehnya.

Yumi sendiri lalu berlari ke tempat lain, untuk membantu beberapa suster yang sedang menangani bocah kecil yang meraung-raung karena kakinya terluka saat naik bermain di taman tadi.
"Bagaimana, kau sudah bisa mengobati lukanya?" tanya Yumi pada rekan kerjanya.

"Tidak, kau bisa lihat sendiri bocah ini masih menangis menolak diobati. Ibunya saja tidak bisa menenangkannya," sahut Suster Nana yang mulai terlihat frustasi menghadapi bocah itu.

Yumi tersenyum tipis, lalu mendekati bocah itu. Yumi memegang dengan pelan tangan bocah itu yang terus mendekap luka di lututnya yang banyak mengeluarkan darah.
"Jagoan, kenapa masih menangis? Kakak Yumi, bisa mengobati ini. Apa, jagoan mau?" tanya Yumi dengan halus dan sabar.

"Siero, ini sakit, Noona. Aku, tidak mau," ucap bocah itu terus mendekap luka itu dan semakin keras meraung-raung menangis.

Ibu bocah itu terlihat putus asa dan mulai membujuk putranya lagi. Yumi menahan tangan ibu itu, dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Jangan di paksa," ucap Yumi kemudian.

Yumi lalu duduk berjongkok dan meniup tangan bocah itu pelan. Bocah itu diam, dan menatap Yumi dengan mata yang masih basah karena air mata. Wajahnya terlihat terkejut, dan bola matanya berbinar.
"Bagaimana masih sakit? Sepertinya, kalau tangan kecil ini di buka dan Noona bisa meniup lukanya lagi. Sakit di lutut ini akan segera hilang," ujar Yumi sembari menatap bocah cilik itu sembari tersenyum.

Entah apa yang ada di pikiran dan yang dirasakan bocah itu, dengan patuh bocah itu lalu mengalihkan tangannya dari lututnya. Yumi tersenyum puas, dan mulai mengambil kapas yang sudah di beri alkohol untuk membersihkan darah yang masih mengucur di lutut bocah itu. Ibu bocah itu dan juga Nana saling memandang satu sama lain, mereka merasa heran Yumi bisa menaklukan bocah kecil itu dengan mudah.

Setelah melihat hasil beberapa metode pemeriksaan milik Taegi, Dokter spesialis jantung itu terlihat menghela napas dalam. Dokter Min lalu melihat ke arah Taegi, dan tersenyum lembut.
"Apa, akhir-akhir ini Taegi kesusahan?" tanya Dokter Min kemudian.

"Tidak, Bibi Nam dan Appa selalu menjagaku. Untuk apa kesusahan?" tanya Taegi balik pada Dokter Min.

Dokter itu tertawa kecil, sepertinya dia salah menanyakan hal yang sulit anak kecil cerna ini. Dokter Min lalu mengangguk-anggukkan kepalanya, memahami apa yang Taegi katakan. Dokter Min lalu beralih melihat ke arah Yoon Jun.
"Apa, kali ini kalian hanya berdua lagi ke sini?" tanya Dokter Min pada Yoon Jun.

"Tentu saja, dengan siapa lagi aku ke sini, Dok," jawab Yoon Jun dengan wajah datar.

Dokter Min terlihat menghela napas berat, dia terlihat sangat kecewa dengan jawaban Yoon Jun baru saja.
"Lalu, Nayeon? Di mana dia?" tanya Dokter Kim.

Wajah Yoon Jun bereaksi mendengar nama Nayeon, Taegi sendiri lalu melihat ke arah sang ayah dengan mata melebar. Taegi penasaran siapa Nayeon yang Dokternya sebutkan baru saja.

"Appa, nuguseyo?" tanya Taegi tidak menyimpan lama rasa ingin tahunya itu.

Yoon Jun melihat ke arah Taegi, dan menyunggingkan senyum. Yoon Jun lalu mengusap kepala putranya pelan.
"Bukan siapa-siapa, Taegi bisa bermain dengan Suster dulu? Appa, ingin bicara dengan Paman Tae," ucap Yoon Jun dengan sabar mencoba memberikan pengertian pada Taegi.

"Eo, tentu saja. Ayo, Kakak Suster kita keluar," ajak Taegi turun dari kursinya dan menggandeng tangan Suster yang sedari tadi berdiri di samping meja Dokter Min.

Keduanya lalu keluar dari ruangan Dokter Min, Yoon Jun melihat ke arah putranya hingga menghilang di balik pintu yang tertutup. Dokter Min lalu berdehem, membuat Yoon Jun mengalihkan perhatiannya pada Dokter yang merawat putranya dan sekaligus juga adiknya itu.
"Apa, yang ingin kau bicarakan sebenarnya? Kenapa harus membahas Nayeon di depan Taegi," ucap Yoon Jun menatap Taeoh.

"Ini semua tentang kondisi Taegi, kau tidak harus menanggungnya sendiri, Hyung. Bagaimanapun juga, Nayeon juga bertanggung jawab atas Taegi. Dia ibunya," ucap Min Taeoh menjawab pertanyaan Yoon Jun.

Yoon Jun terdiam dan menatap Taeoh lekat, wajahnya terlihat sangat dingin dan sedikit tersirat kemarahan di wajah Yoon Jun.

"Jangan mencarinya, karena bagiku. Nayeon sudah tidak ada, kalau dia masih ada tidak mungkin Nayeon meninggalkan Taegi yang sedang sakit seperti ini," tandas Yoon Jun dengan dingin dan berwajah sangat datar. Sepertinya hati Yoon Jun benar-benar sudah membatu, hingga tidak ada ekspresi sedikitpun saat menyebutkan nama Ibu Taegi itu.
***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My WorldWhere stories live. Discover now