PROLOG

3 1 0
                                    

"tringgg..."
suara notifikasi dari ibunya yang sedari tadi Zyra terima itu, tak dihiraukannya.

"Zyra, kenapa belum pulang?"
"11panggilan tak terjawab"
"Angkat teleponnya"
"Kau tidak apa apa kan?"
"Zyra! Dimana kau?
"4 panggilan tak terjawab"

Zyra hanya melihat pesan itu dari jendela notifikasinya. Lalu ia mematikan handphone nya beberapa saat. "Memang apa pedulinya, jika aku dirumah hanya cuma menjadi beban" gumamnya kesal. Sekarang ini yang dia inginkan hanyalah ketenangan, dan ingin sendirian.

Beberapa jam sudah berlalu, dan kini hari mulai senja."lihatlah langit senja ini sangat indah, bukan?" dia berdiri menatapi langit senja itu dengan air mata dipipinya. Dia mengingat kejadian semalam yang membuatnya sangat hancur. Hingga dia melarikan diri hanya untuk menenangkan dirinya.

Sejak pulang sekolah tadi ia memang belum juga pulang. Dia memang sengaja ingin melarikan diri beberapa saat saja.hanya Karna ingin melupakan kejadian itu."jika aku bunuh diri, mungkin semua orang akan merasa senang kali ya?"

"05.30"
Zyra melihat jam tangannya. Dia menyadari waktu berlalu begitu cepat. Sekarang hampir malam dan Zyra terpaksa harus pulang, padahal dia sebenarnya enggan sekali untuk pulang kerumah. Lalu dia berjalan ke arah tepi jalanan untuk menunggu kendaraan umum.

Di tengah perjalanannya, Zyra terus memikirkan apa yang akan terjadi dirumah nanti. Apakah mungkin ia akan di marahi atau akan dicaci.

****

Hujan senja ini sangat deras sehingga membuat Zyra basah kuyup. Tak menyangka dia sudah di depan rumahnya. Dari dalam rumah itu terlihat ibu Zyra dengan handphone di tangannya.

"Dari mana saja kau! Kenapa baru pulang?" Omelan ibunya itu hanya membuat Zyra semakin kesal.

Zyra hanya terdiam dan terus berjalan masuk ke dalam rumah, lalu mengunci pintu kamarnya. Zyra hanya bisa terbaring lemah, dia ingin sekali menangis sekencang kencangnya. Ingin dia tunjukkan pada dunia, betapa menderitanya dia.

Di depan cermin, Zyra berkata kata "aku memang orang terburuk di dunia. Kenapa aku harus dilahirkan? andai jika aku mempunyai kekuatan bisa mengubah diriku jadi orang lain, aku akan  menjadi Chylie yang selalu mendapat kebahagiaan" Zyra hanya bisa memandangi dirinya dicermin itu.

Tak menyangka di langit malam itu terlihat seolah olah cahaya yang seperti kilat terjatuh dari langit. Zyra tak menyangka, "h-hah?! Apakah itu bintang jatuh?" Zyra terheran heran dengan apa yang dilihatnya, karena ini adalah pertama kalinya Zyra melihat bintang jatuh.

Kemudian Zyra tiba tiba mengantuk. Dan tak sadar dia telah tergeletak di depan jendela.

*****

"Bangun nona Lie... Sudah pagi, sekarang kau sekolah kan"

Terdengar suara seseorang membangunkan, tetapi terdengar samar samar. Mungkin karena efek bangun tidur.

"Hwaaaaah.... Hmm?" Dia pun membuka mata.

"Akhirnya nona bangun juga, sudah dari tadi saya bolak balik kamar nona, untuk membangunkan nona" kata seseorang yang ternyata dia adalah pelayan.

Zyra pun terkejut dan membuka matanya lebar lebar. "H-hah?! Ap..apa yang te-terjadi" suara Zyra terbata bata. Zyra terkejut dan melihat sekitarnya.

"Nona? Nona tidak apa apa kan?" Kata pelayan tadi, terheran heran dengan sikap anak majikannya itu.

"Eh... Aku tidak apa apa"
Zyra melihat ke arah cermin dan semakin kaget, karena sekarang ini dia bukanlah Zyra, melainkan CHYLIE. Zyra pun hanya bisa terdiam. Dalam hati, Zyra bertanya tanya. "Bagaimana bisa?"

Pagi ini adalah hari yang paling aneh bagi Zyra. Seakan dia itu tak tau apa yang terjadi dengannya.

*****

Di depan gerbang sudah terlihat pak satpam membuka pintu gerbang. Zyra semakin terkagum dengan tempat tinggal Chylie yang begitu mewah. Tetapi dari tadi, Zyra tak melihat orang tua Chylie.

"Kenapa non? Kenapa dari tadi seperti kebingungan, mencari sesuatu ya?" Kata pak sopir yang melihat Zyra sedari tadi seperti orang linglung.

Zyra hanya menggelengkan kepalanya. Dia tak menyangka akan di antar ke sekolahan dengan mobil mewah, apalagi dengan sopir pribadi.

"Chylie memang kaya raya" gumam Zyra dalam hati ditengah perjalanannya menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, teman teman Chylie sudah menunggunya. Zyra terkagum dengan Chylie, dia bahkan punya banyak teman. Berbeda dengan Zyra, Zyra hanyalah murid buangan yang tak ada artinya.

Di koridor, Zyra terpikirkan untuk melihat dirinya yang asli di kelas aslinya. Tetapi tiba tiba ada seorang yang berteriak dari kejauhan "Chylie... Ingat Yaa kau rapat OSIS nanti"

Zyra terkejut, dia ingat bahwa Chylie adalah sekretariat OSIS disekolahnya. "I..iyaa" kata Zyra membalas.

"Kau tidak apa apa kan Chy?" Kata seorang temannya, dia adalah Tasya.

"Iya karena dari tadi kau seperti orang kebingungan, apalagi kau tidak bicara  sama sekali, aneh sekali. Basanya kau yang paling banyak bicaranya" sambung Vellie.

"Aku tidak apa apa" Zyra hanya mengangguk. Kemudian datang dari kejauhan seorang cowok dengan skateboard yang dimainkannya menuju pada Zyra.

"Hai Chylie, baru berangkat?"kata cowok itu. Dia adalah Jian Devandra, teman baik Chylie dari kecil.

Zyra tampaknya semakin bingung dengan keadaan. Apa yang akan dia lakukan sekarang. Berpura pura menjadi Chylie?. "Argghhhh!!! Bingung!!" Tiba tiba Zyra berteriak di depan teman-temannya, dan membuat mereka terkejut.

"Chy... Kau kenapa?" Tanya Tasya. Tanpa sadar, Zyra menarik tangan Tasya dan berlari menuju kelas aslinya. Vellie dan Jian hanya melongo melihat Chylie yang mereka kenal bersikap aneh.

"Hei kenapa kau menarik narik tanganku?" Tanya Tasya sedikit meninggikan suaranya.

"Antarkan aku ke kelas 1-3" kata Zyra yang memasuki kelasnya. "Permisi... Zyra hari ini masuk tidak, ya?" Tanya Zyra kepada salah satu murid di kelas itu.

"Zyra? Dia tidak masuk" jawabnya. Zyra pun semakin terheran-heran, Siapa yang ada ditubuh aslinya saat ini?.

"Heii?hallooo?Chylieee...!!" Teriak Tasya menyadarkan Zyra. "Ehh iya?" Jawab Zyra polos."jadi kenapa kita kemari?" Tasya sedikit mengomel karna dari tadi tak dihiraukan oleh Zyra.

"Tidak apa apa, aku hanya bertanya salah satu murid disini saja" jawab Zyra dengan merangkul pundak Tasya.

*****

Tak terasa sudah waktunya pulang sekolah. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Zyra. Dia mendapatkan banyak teman dan dikelilingi kehangatan.

"Bye.... Chy, semoga kau tidak gila ya" Kata Tasya yang berjalan ke luar gerbang. Zyra hanya terkekeh.

Zyra pun berpikir untuk pergi ke rumah aslinya untuk mencari tau siapa yang ada dalam dirinya. "Gue kerumah aja kali ya? Masa sih Chylie jadi gue?" Zyra bertanya tanya dalam hati.

"Tok tok tok...."
Suara ketukan pintu

Zyra berdiri di depan rumahnya dengan segala pertanyaan dalam dirinya. Tak lama kemudian, terdengar seseorang membukakan pintu. Zyra terkejut, ternyata yang membuka pintu adalah....

KEHIDUPAN MAGISKUWhere stories live. Discover now