Mimpi itu?

8 1 0
                                    

"Shita, aku tidak mau semua ini. Mengapa kamu melakukan hal ini kepadaku? Apa kesalahanku hingga kau pergi meninggalkanku seperti ini. Aku mencintaimu. Sungguh. Aku benar-benar jujur saat berkata aku mencintaimu saat pertama kali kita bertemu."

"Hah...hah..." Karshita bangkit dari tidurnya. Peluh membanjiri pelipisnya. Ia benci ketika mengalami mimpi itu lagi dan lagi. Sosok laki-laki di masa lalunya yang selalu muncul dalam mimpinya.

"Mimpi ini lagi. Sebenarnya apa tujuan dari mimpi ini yang datang terus berulang-ulang dan menganggu? Ini benar-benar sangat menganggu." ucap Karshita dengan kesalnya.

Gadis berambut gelombang dengan mata hitam yang cantik itu menoleh ke arah jam dindingnya. Waktu tepat menunjukkan pukul 06.30 pagi. Sebentar lagi ia harus bergegas menuju ke sekolahnya. Ini adalah hari pertamanya di sekolah. Entah mengapa ia sangat malas untuk memulai kehidupan sekolahnya.

Menurut Karshita, sekolah itu adalah hal yang membosankan. Bayangkan saja waktu terbuang percuma hanya untuk mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Ia beruntung bisa naik kelas dan lulus dari jaman Sekolah Menengah Pertamanya. Dan saat ini ia harus memasuki Sekolah Menengah Atas dimana kebebasan harus ia dapatkan di sekolah ini. Ia tidak suka diatur. Baginya, ini kehidupannya dan tidak ada satu orang pun yang boleh mengusik hidupnya. Termasuk orang tuanya.

***

Teeet... Teeett...

BRAK!

"Minggir lo anjing!" teriak Karshita saat dirinya dihadang oleh seseorang di depan gerbang sekolahnya. Sepertinya ia adalah OSIS di sekolahnya.

'Menarik.' batin Karshita dengan senyuman miring yang tercetak di bibirnya.

Sosok dihadapan Karshita mengangkat kepalanya. Ia mengibaskan rambut tebalnya lalu menatap nametag yang terpasang di dada kiri milik Karshita.

"Karshita Adenia. Nama yang bagus. Tapi kelakuan lo yang nggak bagus disini buat dicontoh sama murid-murid lain." ucap laki-laki di hadapan Karshita.

Karshita tercengang saat melihat wajah laki-laki dihadapannya. Ia merasa pernah melihat sosok ini entah dimana dan kapan.

"Halooo, lo tuli ya?" tanya sosok di hadapan Karshita lagi. "Gue Arkana. Ketua Osis di sekolah ini. Aturan pertama, lo nggak boleh datang telat ke sekolah atau lo akan berhadapan dengan gue dan guru bimbingan konseling."

"Emang gue harus tau gitu nama lo?" Karshita terkekeh. Ia berjalan disebelah Arkana lalu berbisik. "Mau gue telat mau nggak, emang masalah buat lo? Ini hidup gue dan gue kesini buat sekolah bukan buat berurusan sama lo. Permisi."

Arkana geram. Ia menarik tangan gadis itu ketika hendak berlalu. "Lo tuli? Gue berusaha buat sopan ya disini. Kalau kelakuan lo kayak gini, jangan salahin kalau gue bertindak kasar."

Karshita meringis ketika merasakan pergelangan tangannya digenggam erat oleh Arkana. Ia menatap sengit sosok laki-laki itu.

"Lo mau nyari ribut ya sama gue?" tanya Karshita dengan nada tak suka. "Lo salah nyari musuh. Dan gue nggak suka berurusan sama cowok."

"Kalau lo emang nggak mau berurusan sama gue, berhenti berulah. Lo nggak akan ketemu gue kalau lo nggak berulah kayak gini. Lo anak baru disini dan gue disini lebih senior. Lo harusnya hormat dan nggak ngelawan apa yang gue suruh." jawab Arkana. Ia menurunkan nada bicaranya berusaha untuk tenang menghadapi sosok pemberontak seperti Karshita.

"Oh ya? Sayang banget dong senior kayak lo mesti ngurusin adik kelas kayak gue ya? Atau lo nggak punya kerjaan sampai disuruh guru buat ngurusin gue?" Karshita tertawa nyaring. Ia menatap nyalang pada Arkana. "Lucu ya lo. Mau aja disuruh-suruh sama guru. Mending lo sekolah yang bener. Nggak usah ngambil kerjaan yang nggak penting kayak gini."

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang