First Page

554 38 3
                                    

Hari ini, lelaki bernama lengkap Han Jisung yang terbiasa dipanggil dengan marganya, Han, terlihat sangat senang. Karena hari ini adalah liburnya yang sudah sangat ia tunggu kedatangannya. Dan yang menurutnya lebih menyenangkan lagi itu, biasanya ketika ia sedang libur sekolah, ia pasti selalu berlibur ke tempat-tempat yang ia sukai seperti kolam renang, mall, daerah pegunungan, dan lain sebagainya dengan sahabatnya, Felix. Dan selalu ada ayahnya yang mengantarkan mereka berdua dan juga ibunda Han. Ibundanya selalu mendampingi Han dan Felix ketika pergi berlibur bersama. Felix adalah sahabatnya sedari ia kecil. Bahkan, jarak lahir mereka saja hanya beda hitungan menit.

Namun yang ia rasakan tahun ini, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan Han tidak mendapatkan liburan yang ia impikan dan inginkan dalam angan-angannya. Dan juga kebersamaan antara Han beserta kedua orang tuanya itu hanya dapat ia bayangkan dalam kenangan-kenangan beberapa tahun lalu.

Hanya Felix Lee, yang selalu menemani kesendiriannya. Karena Han adalah anak tunggal, wajar jika ia merindukan perhatian dari sosok ke dua orang tuanya. Kini, ia dan Felix hanya bisa berdiam diri di rumahnya dan tidak bisa pergi kemana-mana, karena ayah dan ibu Han menyuruh mereka untuk menjaga rumahnya.

"Huft.... Rasanya bosen banget tauk, Lix!" dengus Han pelan. Felix menoleh dan terkekeh sembari menggeleng pelan. Ia dan Felix hanya bisa bermain game, makan bersama, menonton televisi, dan tidur-tiduran saja di saat yang lain menghabiskan waktu libur mereka untuk pergi berlibur dengan keluarganya, pikir Han. Tapi Han? Tidak akan bisa dan tidak akan pernah bisa, menurutnya. Ia juga sangat ingin berlibur, bahkan merindukan momen berlibur bersama orang-orang yang ia sayang seperti kedua orang tuanya dan sahabatnya, Felix.

Sayangnya, kedua orang tuanya akhir-akhir ini menjadi sosok yang sangat-sangat sibuk. Bahkan super sibuk dari beberapa tahun sebelumnya. Sehingga Han bahkan tidak pernah mereka hiraukan lagi dan seperti dianggap angin lalu oleh mereka.

Pernah Han coba bertanya pada kedua orang tuanya, pasti mereka hanya dapat menjawabnya dengan satu kalimat yang sudah Han hapal betul, "Nanti saja ya, Han. Papap/Mamam sedang sibuk!"

Kalau terus saja begitu, kapan Han bisa berbicara lagi dengan mereka? Pikirnya. Terkadang Han merasa sangat sedih ketika hidupnya akhirnya bisa sampai seperti ini dan berada di titik ini.

Selama ini, hanya Felix yang terus menghiburnya. Dia selalu ada di kala Han sedang berada di fase suka dan dukanya. Yap, dia memang sahabat terbaik yang Han Jisung miliki selama ini.

Bahkan ketika ia benar-benar sangat bosan, Felix mencoba membuatnya tertawa dengan lawakannya yang menurut Han terkadang terdengar sangat garing. Alasan utama Felix melakukan itu semua adalah karena ia tidak ingin melihat sahabatnya itu murung dan memikirkan lagi hidupnya yang terasa sangat hampa dan hambar.

"Ciee... yang mainnya menang terus. Dan aku kalah terus, ih! Kamu hebat banget deh, Han!" seru Felix memuji Han, sembari ia memancarkan senyuman hangatnya itu yang terpancarkan dari wajah tampannya. Han menoleh dan mendengus.

"Ah! Aku bosen banget deh, Lix!" gerutunya saat Han merasa sangat bosan karena terlalu sering memainkan game yang sama setiap harinya bersama dengan Felix. Felix menepuk bahu Han lembut.

"Jangan murung dong, Han! Kan aku selalu nemenin kamu main, selalu sama kamu kapanpun dan di manapun. Kalo kamu mau main keluar, kamu bilang aja sama aku. Kamu kan udah kaya kakak aku sendiri meskipun kita cuma beda 5 menit lahirnya, hehe." Felix tersenyum lagi. Wajah tampannya selalu terlihat hangat sehangat mentari pagi. Itulah sebutan yang Han berikan padanya itu sangat cocok, Sunshine.

"Kamu mau kemana? Ke taman? Nanti bakal aku anter deh, Han... aku janji," sambung Felix lagi, menghibur Han yang terlihat murung. Menurut Han, dia itu sosok yang sangat baik. Oleh sebab itu, Han sangat bangga dan bahagia ketika ia dipertemukan dengan sosok Felix dan bisa memiliki sahabat yang baik sepertinya.

Karena semenjak ia tidak pernah diperhatikan lagi oleh kedua orang tuanya, ia selalu merasa hampa dan kesepian, bahkan ia merasakan hal itu hampir setiap hari. Han juga sempat berputus asa akan ini semua dan pernah memiliki pikiran yang tidak-tidak. Tetapi Felix selalu menghibunya dan membuatnya bangkit lagi.

Han bahkan tidak tahu, pekerjaan orang tuanya itu seperti apa? Tetapi mereka lebih memilih mementingkan pekerjaan mereka ketimbang memerhatikannya, anak kandung mereka sendiri. Ia merasa sangat sedih, kadang juga sangat kecewa. Mengapa ia bisa dilahirkan dari keluarga yang 'Broken Home' seperti ini? Bahkan orang tuanya juga selalu bertengkar, sehingga membuat kesehatan mental Han sedikit terganggu karena ia diharuskan mendengar pertengkaran kedua orang tuanya itu hampir setiap hari.

Ia sebenarnya tidak masalah ketika ayah dan ibunya pergi setiap saat. Namun yang membuat Han sangat-sangat kecewa pada kedua orang tuanya itu adalah sikap mereka terhadap Han. Menurut Han, mereka egois. Meskipun kepada anak kandung mereka sendiri. Padahal, Han adalah anak sematawayang mereka, anak tunggal. Tetapi mereka selalu membentaknya ketika ia selalu bertanya tentang pekerjaannya, "Kenapa sih selalu mementingkan pekerjaan kalian dibandingkan aku, anak dari Papap dan Mamam sendiri?!"

Han memang mengakui dan merasa jika telah sedikit kurang ajar kepada ayah dan ibunya sendiri. Tetapi ia mengatakan hal seperti itu karena menurutnya adalah hal yang sangat wajar karena rasa kesalnya dan jengkelnya terhadap mereka. Namun terkadang juga terlintas dalam pikirannya itu, "Jangan gitu, Han Jisung. Gitu-gitu juga mereka adalah orang tuamu. Sayangi mereka seperti mereka menyayangimu."

.....Broken Home.....

Esoknya, Han meminta Felix mengantarnya ke minimarket terdekat karena ingin membeli stok cemilannya.

"Lix? Temenin aku ke minimarket kuy? Cemilan di rumah kan abis, kalo ngga ada stok nanti kita ngga bisa nyemil dong?" ucap Han dan Felix mengangguk sembari tersenyum.

"Siap, komandan! Kebetulan aku juga pengen beli Samyang, hihi!" ucapnya sembari tertawa kecil. Han tersenyum. Mereka berjalan keluar rumah Han dan melangkahkan kakinya dengan riang sembari sesekali bersenandung lirih. Namun saat langkah mereka belum jauh dari rumah Han, pandangan mata Han tiba-tiba memburam. Dada Han juga terasa sangat sesak dan kedua kalinya sudah tak kuat untuk menopangnya berdiri.

PLUK

"HAN?!" Felix terlihat panik saat tubuh Han tergeletak jatuh ke trotoar seperti layaknya kain sutra yang jatuh tertiup angin. Ia terlihat panik.

"BERTAHANLAH, HAN!"

To be Continued

24/11/2022

~Broken Home~

Ada apa dengan Han~ et dah malah nyanyi wkwk. Han Jisung kenapa? Ada apa? Kenapa dia tiba-tiba pingsan kek gua yang pingsan kalo liat Han pamer absnya? /plak XD
Yang mampir jangan lupa vote komennya ya. Sehat selalu semuanya! <3

Broken Home • Han Jisung ✓Where stories live. Discover now