Suatu malam

65 5 4
                                    

Pada suatu malam, saat semua orang telah terlelap dalam tidur dan berteman dengan mimpi, di bawah terangnya rembulan dan cahaya lampu-lampu jalanan kota yang menerangi malam, terdapat beberapa geng motor yang sedang melakukan balapan liar. Banyak dentuman suara motor yang bersautan dan beradu kecepatan untuk menuju kemenangan di garis finish.

Tak lama kemudian, seseorang yang memakai helm full face dan jaket kulit berwarna hitam telah sampai terlebih dahulu di garis finish.
Terdengar banyak suara sorakan yang keras dari penonton untuk mengiringi kemenangan dari seseorang King of the Road malam ini. Siapa lagi kalau bukan Elvan Alister yaitu seorang anak tunggal dari ketua Mafia terbesar di negaranya yaitu Mr. Mahardika Alister ayah dari seorang anak tersebut.

Elvan merupakan ketua geng motor The Black Vagos yang terkenal dingin dan kejam seperti ayahnya, Elvan merupakan seorang siswa kelas XI di "SMA Trisakti" yang didirikan oleh Trisakti Alister yaitu merupakan kakek dari Elvan.

Elvan juga merupakan seorang yang populer dan sangat diidolakan oleh seluruh warga sekolah. Namun tidak ada satupun siswi yang dapat meluluhkan hati Elvan yang sangat dingin seperti gunung Everest.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 00.30 WIB, memasuki sebuah rumah mewah yang sangat besar dan luas. Seketika lampu yang semula padam, tiba-tiba hidup bersamaan dengan suara berat dari seseorang yang tampaknya sedang murka.

"Masih ingat jalan pulang kamu?!"
"Mau sampai kapan kamu menjadi berandalan seperti ini?! Haa?!" Marah Opa Sakti kepada Elvan.

"Maafin aku Opa, Elvan tidak bermaksud untuk buat Opa marah." Jawab Elvan dengan kepala yang tertunduk.

"Pokoknya Opa gamau tau ya Elvan, besok malam kamu harus ikut Opa. Mau tidak mau, kamu hanya punya dua pilihan, menikah atau opa coret dari KK biar kamu jadi gelandangan sekalian!!" Tegas Opa dengan penuh amarah.

"T-tapi opa, Elvan bel-" jawab Elvan dengan tampang gugup dan langsung di sahut oleh Opa Sakti.

"Tidak ada bantahan!!!" Jelas Opa Sakti.

Setelah itu Opa Sakti segera menaiki tangga menuju kamarnya.

Tanpa mereka berdua sadari, dari lantai atas papa dan mama telah mendengarkan semua percakapan antara Opa dengan Elvan. Mereka hanya menghembuskan nafas pasrah, karena mereka berdua yakin bahwa inilah jalan satu-satunya untuk merubah seorang Elvan Alister.

Mendengar penjelasan Opa Sakti membuat Elvan terkejut dan shock, Elvan berlari menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sangat mewah miliknya.

"Huffttt, ini benar-benar gila. Sangat di luar nalar! Sampai kapanpun aku gak akan menikah dengan gadis yang tidak aku cintai samasekali, bahkan aku tidak mengenalnya!!" Gerutunya sambil menatap langit-langit dindingnya. Tanpa di sadari, ia telah sampai di alam mimpi.

*Keesokan harinya

"Kringgg... Kringgg... Kringgg." Suara alarm yang menunjukkan pukul 05.30 WIB.

Masih dengan posisi tidurnya, Elvan mengambil jam beker tersebut kemudian melemparkan ke bawah lantai.

PYARRR...

Suara lemparannya mengakibatkan jam beker nya hancur tak terbentuk.

"Pagi-pagi buta gini gangguin orang tidur aja!"

Dengan mulut berkomat kamit dengan matanya yang masih terpejam.

Kemudian Elvan melanjutkan tidurnya hingga pukul 06.30 WIB.

Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu yang membuat Elvan terpaksa membuka matanya.

"Dorrr... dorr... dorrr..."
"Elvan bangun nak, ini sudah hampir jam 7, mau ke sekolah jam berapa hah?!" Suara mami Elvan menggedor pintu kamar Elvan dengan berteriak.

"Siapa sih pagi-pagi gini gangguin orang tidur aja."
"Iya mi, Elvan udah bangun ni"
Jawabnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Oke, mami tunggu di bawah buat sarapan ya Van?!!" Teriak mami Kiarra sambil berjalan menuruni tangga.

Setiba mami Kiarra di ruang makan.

"Loh mami, Elvan nya mana? Ini udah jam segini kok belum turun? Mau berangkat sekolah jam berapa dia?" Tanya papi Dika dengan celingukan mencari orang yang di tunggunya sejak tadi.

"Elvan lagi mandi pi, mungkin sebentar lagi dia bakal turun pi."
Jawab mami Kiarra dengan lembut.

"Bagaimana mau jadi seorang pemimpin kalau tingkahnya saja tidak mencerminkan sikap pemimpin?!!" Tanya Opa Sakti dengan mata yang mengisyaratkan kekecewaan.

Belum sempat mami menjawab, tiba-tiba ada seseorang yang menyahut dari arah tangga.

"Jadi seorang pemimpin tidak harus bangun subuh kan? Pemimpin juga manusia yang butuh waktu istirahat dan liburan." Jawab Elvan yang sudah di tangga menuju meja makan. Dengan santainya Elvan menuruni tangga dengan gaya cool khasnya.

"Ck... Dasar bocah edan!!" Gumam sang Opa yang di dengar oleh seluruh orang yang ada di ruang makan.

Kemudian hanya suara dentuman piring dan sendok yang saling menyenggol. Tidak ada satu orangpun yang berani berbicara saat makan di meja makan. Setelah menyelesaikan ritual pagi, satu persatu anggota keluarga pun mulai meninggalkan meja makan untuk melakukan kegiatan masing-masing.

"Elvan sudah selesai" pamit Elvan sambil berlalu berjalan keluar, dengan santainya menuju bagasi mobil tanpa memberi salam terlebih dahulu.

"Dasar anak tidak tahu sopan santun!"
Dengan rasa dongkolnya Opa Sakti berjalan ke arah kolam ikan yang ada di belakang rumah.

"Hufftt... Mami gak tau lagi harus bagaimana pi, Elvan sudah sangat keterlaluan" ucap mami Kiarra dengan menghela nafas kasarnya.

"Udahlah mi, jangan terlalu di pikiran. Elvan itu sudah dewasa, walaupun sikapnya begitu, tapi dia gak bakal terjerumus ke hal-hal yang di atas batas wajarnya. Kalau begitu papi mau berangkat ke kantor terlebih dahulu" papi Dika bergegas berdiri dan tidak lupa mencium kening sang istri tercintanya.

"Ya udah, papi hati-hati di jalan ya?"
Sambung mami Kiarra sambil mencium tangan suaminya.

Di perjalanan dengan kecepatan tinggi, Elvan mengendarai motor sport nya sambil melamun. Tiba-tiba ada mobil yang hampir menabrak Elvan dari arah persimpangan jalan yang tidak jauh dari rumah Elvan.

Elvan pun kaget dan menginjak rem dengan kuat, Elvan dengan cepat menghindar sampai terguling di pinggir jalan.

"Srettttttt"
"Shitt!! Berani-beraninya dia cari masalah sama gue pagi-pagi"
Elvan terduduk di pinggir jalan sambil membuka helmnya dengan kasar.

Dari dalam mobil ada seorang gadis yang sangat panik, karena hampir membuat nyawa orang melayang.

"Aduh... Mampus gue!!"
"Sekarang gue harus ngapain? Kalau gue kabur, gue bakal jadi buronan polisi lagi "
"Gak... Gak... Gakk. Gue gamau kalo itu terjadi lagi." Dengan rasa takut, gadis itu membuka pintu mobilnya untuk melihat siapa yang sudah ia tabrak barusan.

"M-maaf mas... Saya tidak sengaja, saya lagi buru-buru karena sudah terlambat ke sekolah." Dengan mata terpejam dan tangan di katupkan di depan dada, gadis itu mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf.

"Elo gak punya ma..." Ucap Elvan sambil mendongak ke atas, belum selesai Elvan menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terpotong karena Elvan terpaku melihat gadis cantik yang ada di hadapannya itu.

Bersambung...

LALU BAGAIMANA CERITA ELVAN ALISTER SELANJUTNYA?

TUNGGU BAB SELANJUTNYA YA?

TERIMAKASIH TEMAN-TEMAN SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI, MAAF JIKA ADA KESALAHAN KATA MOHON ULASANNYA, Thanks very much!!(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELVAN ALISTER Where stories live. Discover now