P R O L O G

18 5 1
                                    

HAI HAI HAII!
WELCOME BACK TO MY NEW STORY!
AKU BIKIN CERITA BARU NIH, HOPE FULLY KALIAN SUKA YAA.

VOTE N KOMEN PLEASE?
SUPAYA AKU SEMANGAT DAN NAMATIN CERITANYA.

♪♪♪

GADISA Dwita Djatmika——bisa disebut Isa——itu tengah terduduk di tepi ranjang sedang mengumpulkan nyawanya dengan sesekali menguap. Saat dirasa nyawanya sudah terkumpul penuh, ia pun berdiam diri didepan cermin besar dekat meja belajarnya.

Rambutnya kusut, memakai piyama sofia, wajahnya yang kelihatan manis walaupun baru bangun ... ya, itulah bungsu dari keluarga Djatmika. Anak dari direktur utama Djeans Company dan koki tersohor diseluruh dunia.

“SA! SASA, BANGUN ATAU AA' BIMBIM YANG DOBRAK NIH PINTU?! SASAA! EALAH BOCAH!” teriak Aa'nya didepan pintu Isa room's. Ia berniat memasang kuda-kuda untuk mendobrak pintu.

Saat lelaki berkulit sawo matang itu ingin mendobrak, tiba-tiba saja Gadisa membuka pintunya. Dan tebak apa yang terjadi pada lelaki itu? Yup, lelaki itu—Bima—tersungkur kedepan karena terlalu bersemangat mendobrak pintu.

BRAK!

Gadisa menutup mulutnya dengan tangan, “AA'! KENAPA BISA? MANA YANG SAK——” Bima langsung menjejelkan roti tawar ke mulut adiknya. “Diem napa, bocah? Nggak usah nyerocos mulu kayak petasan, tuh mulut bau jigong.”

PLAK!

Gadisa memukul Bima dengan brutal sampai-sampai Aa'nya itu guling-guling dilantai.

“SI-ALAN, A' BIMBIM!” dan terjadilah KDRK, Kekerasan Dalam Rumah Keluarga.

“WOI, AMPUN! IBUUNN, AYAH, TOLONGIN BIMA DIPERKOS——mmphh!” wajah Bima langsung Gadisa tutupi dengan bantal. “SEMBARANGAN KALAU NGOMONG! SANA DIPERKOSA SAMA BANTAL!” setelah itu Gadisa beranjak pergi dari kamarnya menuju ruang makan.

“Bocil biadab!” umpat Bima dengan pelan, karena takut terdengar.

Sesampainya Gadisa diruang makan, ia langsung menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut lalu terduduk dikursi.

“Kenapa lagi, sih, sama si sakti?” tanya seorang lelaki yang baru turun dari kamarnya, Elvano Wigala Djatmika, atau Bang Eno.

“Ngeselin dia, Bang Enoo. Masa ngatain Isa bau!” Gadisa misuh-misuh tetap dengan posisi awal.

Elvano hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, hingga rambutnya ikut bergerak. Ia sudah biasa dengan drama pagi hari dirumahnya.

“Eh, hari ini kamu perdana masuk SMA Aki, ya?” ia coba mengganti topik agar Gadisa tidak terus unmood.

Gadisa mengangguk antusias, “iya, ih. SMA Aki ituu! Nanti aku satu sekolah sama Abangg!”

“Abang yang mana, nih, Sa?” tanya Abangnya yang wajahnya mirip bule. Rayanza Arselio Djatmika.

“Semuanya, kecuali A' Bimbim.” ucap Gadisa setelah melihat Bima dipunggung Abang Anza.

Bima berdecak kesal, “oke, fine. Bima anak pungutan.”

Gadisa menjulurkan lidahnya kearah Bima. Untung adek, ya, Bim. Sabar Bima, tuh.

SPEICHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang