Guardian Angel: 11

57 19 0
                                    

"Gue gak habis pikir sama tuh cewek, maksudnya apa coba?"

Seleksi calon anggota OSIS telah selesai dan suara Luvi yang tengah menggerutu itu terdengar ke seluruh ruangan yang berisikan anak OSIS ini.

"Siapa?" Tyas satu-satunya orang yang menyahut.

"Ya, siapa lagi kalau bukan Nadine? Dia pikir keren apa kayak gitu?" ucap Luvi dengan nada ketus.

Bahkan Luvi terus menggerutu sampai tak menyadari bahwa James yang tadi habis dari toilet ada di belakang dan tengah mendengarkan ucapannya.

"Xell, sorry, gue pulang duluan," pamit James tanpa menghiraukan ucapan Luvi.

Anak-anak lain kompak diam, kecuali si Ketua OSIS yang mengangguki ucapan James. Setelah pria itu pergi barulah yang lain angkat bicara.

"Udah lah, ngapain sih ngomongin dia mulu? Nanti kalau orangnya marah tau rasa deh."

Kali ini Rachel berbicara, merasa lelah dengan ucapan Luvi yang terus membicarakan Nadine. Padahal, Luvi tahu bahwa James sangatlah sensitif jika mendengar topik tentang Nadine.

"Mending pada pulang sana, mumpung gue baik nih gak kasih pulang malem," titah Axelle.

"Cabut, cabut!" seru Lintang seraya itu merapikan laptopnya di meja.

Mereka semua pun keluar dan beranjak menuju kendaraan masing-masing, kecuali Luvi yang tidak sengaja melihat James sedang bersama Nadine dari arah kantin.

"Gak lama, 'kan?"

Nadine menggeleng, sudut bibirnya terangkat ke atas, membuat Luvi mendecak sebal dan akhirnya pergi dari sana.

"Tapi aku mau mampir ke toko buku dulu, Kakak gak apa-apa ikut?" Nadine menatap James yang juga sedang menatapnya.

"Iya, aku anter."

Nadine tersenyum senang. "Oke, kalau gitu ayo!"

***

"Mau beli buku apa?"

Nadine yang sedang berjalan menuju rak buku langsung menoleh. "Lebih tepatnya aku mau beli komik sih Kak, hehehe."

James mengangguk mengerti, lalu tiba-tiba dia berbelok ke rak sebelah kiri, membuat Nadine hanya mengendik, mungkin pria itu juga ingin membeli buku.

Sekitar 25 menit Nadine habiskan untuk berkeliling mencari komik yang diinginkan, James sendiri belum kembali lagi sejak tadi.

"Nadz!" panggil James dari arah belakang.

"Eh, astaga! Kakak ngagetin aja ih," gerutu Nadine sembari memukul bahu James pelan.

Pria itu hanya menyengir lalu tangannya terulur ke hadapan Nadine. Tampaklah sebuah komik dengan judul menarik di sampulnya.

"The witch who cannot fly?" ucap Nadine membaca judulnya.

Pria itu mengangguk dengan senyumnya. "Kamu suka cerita fantasy, 'kan?"

Nadine terdiam sebentar, mengamati ekspresi James yang tak berubah—tetap tersenyum—walau mata itu menatapnya dalam.

"Oh ... iya ... emang ini fantasy ya?" Nadine mengambil buku komik tersebut lalu menelitinya.

"Iya, coba baca deh. Pasti kamu suka, cuma tiga episode kok," saran James.

"Hm, oke! Makasih rekomendasinya."

James mengangguk senang, kemudian ia bertanya, "Terus mau beli apa lagi?"

"Ini aja kayaknya, aku dari tadi emang bingung mau beli yang mana," jawab Nadine.

Guardian Angel 2020 | REPOST Место, где живут истории. Откройте их для себя