Guardian Angel: 20

55 16 4
                                    

"Mau nonton apa nih?" tanya Raka saat mereka hendak menonton film di bioskop.

"Ehm ... apa ya? Kakak maunya apa?"

"Duh, Sayang, kok manggilnya Kakak sih? Kan aku udah bilang, panggil nama aja. Aku berasa lagi ngasuh adek tahu kalau manggilnya gitu," kata Raka mengingatkan, membuat Nadine jadi meringis.

"Eh, maaf ya. Habis gimana, kebiasaan manggil Kakak ke Kak James sih," ucap Nadine, "Lagian 'kan umur kita beda, gak enak dong kalau manggil nama?"

Sementara Raka mendecak mendengar ucapan pacarnya itu. "Nadz, dengerin nih ya ... aku sama James itu beda. Status kita beda. Dia bukan siapa-siapa, sementara aku pacar kamu," balasnya, "Seenggaknya tuh kalau lagi ngedate gini panggil nama apa salahnya?!"

Nada suara Raka terdengar sebal, membuat suasana yang tadinya tenang jadi tegang dan Nadine sama sekali tak menyukainya.

"Okay," jawab Nadine mengalah.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menonton film action-crime. Nadine yang memilih karena tertarik dengan posternya juga karena tidak mau ribet setelah kejadian tadi.

***

Nadine menatap ponselnya malas. Sebuah pesan dikirim oleh sang Mama, memberitahukan jika dirinya lembur. Sebenarnya dari tadi Nadine tengah menunggu Naya pulang karena dia belum makan, tapi sedikit lega karena tadi Mamanya bilang bahwa James akan menemani. Hebat memang si Mama. James kan koki yang handal.

Bunyi ketukan di pintu membuat Nadine buru-buru keluar dan menampilkan sosok James yang terbalut hoodie hitam beserta jeans dan topi dengan warna yang senada tengah berdiri dengan tatapan damainya. Nadine akui jika selera fashion James tak bisa diremehkan, pria itu terlihat sangat tampan!

"Udah makan?"

Nadine yang sedang menutup pintu terkejut. "Tahu aja aku belum makan," katanya.

"Aku nanya."

Nadine langsung cemberut lantas mengibaskan tangannya ke udara. Kemudian berjalan menyusul James yang tengah mengeluarkan sesuatu dari plastik. Nadine tidak sadar jika tangan pria itu tak kosong.

"Bawa ap-wah! Martabak."

Nadine langsung mengambil duduk di samping James, mencomot martabak manis berwarna hijau itu. Keju-kejunya berguguran saat Nadine menggigit ujungnya. Bahkan susu putihnya meleleh ke dagu Nadine.

"Pelan-pelan aja makannya, gak ada yang minta kok. Aku beli buat kamu," kata James seraya mengambil tissue dan membersihkan dagu Nadine dari bekas susu tadi.

"Hehe, laper Kak. Tadinya mau minta bikinin nasgor."

"Masih laper? Itu martabaknya gimana?"

"Dari sore belum makan, pasti mu-aduh! Kakak ih, sakit!" Nadine meringis saat James menarik kupingnya pelan. Hanya pelan saja, tapi reaksi gadis itu berlebihan.

"Ngapain aja belum makan sampe jam segini? Gak kasian sama perut?!" tanya James ketus.

Nadine yang tengah asik memakan sepotong martabak yang baru menggeleng. "Mau makan males, Kak."

"Males aja terus, entar giliran sakit nangis-nangis minta sembuh. Gak bakalan sembuh itu kalau kamu males mulu." James terus mengomel walau sambil berlalu ke dapur.

Pria itu tetap menuruti ucapan Nadine untuk membuatkannya nasi goreng.

"Iya, iya, Pak Dokter. Maaf," balas Nadine.

"Lagian di kulkas banyak sayuran, ada telur juga. Kenapa gak masak sih? Gak usah nyiksa perut deh, Nadz."

"Iya Kakak ganteng, terbaik dan ter-ter-ter lainnya," puji Nadine.

Guardian Angel 2020 | REPOST حيث تعيش القصص. اكتشف الآن