Guardian Angel: 28

36 8 0
                                    

7.15 PM

Sebuah panggilan masuk menimbulkan getaran pada ponsel James. Pria yang sedang berkendara itu pun meminggirkan motornya yang melaju di keramaian. Ponselnya dia keluarkan dari saku jaket dan menampilkan sebuah nama dari si penelepon.

Tante Naya's calling.

"Halo, Tante? Ada apa?"

"Kamu lagi di mana, James?" tanya Naya di ujung sana.

"Lagi di jalan Tante, mau pulang."

"Tante mau minta tolong but kamu ke rumah, bilang ke Nadine kalau Tante lembur lagi. Diteleponin gak diangkat soalnya."

Dahi James berkerut, mana mungkin Nadine tidur di jam segini.

"Bisa nggak, James? Tante mau nyuruh kunci pintunya aja soalnya, takut dia nungguin."

"Eh, i-iya Tante, bisa kok. Ini aku nanti ke sana."

"Ya udah, makasih ya James."

"Iya, Tante."

Sambungan telepon terputus, James dengan segera memasukan ponselnya kembali. Dia baru ingat bahwa sedari di sekolah tadi belum menghubungi Nadine lagi.

James habis dari rumah sakit dan tak sempat mengecek ponselnya. Semoga saja Nadine sudah pulang ke rumah dan sekarang sedang menonton TV gitu. Akan tetapi, sayangnya setelah sampai James malah mendapatkan kondisi rumah Nadine yang gelap dan sepi. Pintunya bahkan terkunci. James jadi khawatir, dia mencoba menghubungi Nadine tapi malah tidak aktif.

Hingga rasa khawatirnya berkurang saat melihat sebuah motor berhenti tepat di depan rumah ini. Akan tetapi, ekspresinya berubah saat melihat Nadine berada di atas motor itu. Bahkan, dengan masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Makasih ya, hati-hati pulangnya," kata Nadine pada Raka.

Cowok itu mengangguk lalu pergi, hanya menatap sekilas wajah James dengan seringainya dari balik helm itu. James sendiri hanya diam memperhatikan Nadine yang berjalan ke arahnya.

"Bener apa kata temen-temen kamu ... kalau kamu main sama Raka suka gak inget waktu." James berkata dengan nada sarkas.

Membuat gadis itu menatap James dengan wajah datar. "Masalah buat kamu?"

"Iya. Kamu bahkan masih pakai seragam sekolah. Jadi, dari pagi kamu belum pulang?"

Nadine berjalan dengan santai melewati James dan membuka kunci pintunya, tak menghiraukan ucapan cowok itu.

"Nadine, kamu itu perempuan. Kalau misalnya kenapa-napa gimana?" omel James, "Kamu bahkan gak ngabarin Mama atau aku. Hape kamu juga gak bisa dihubungi. Pergi sama cowok sampe malam gini, kamu tuh kenapa sih?!"

"Suka-suka aku dong! Kakak gak ada hak buat ngelarang! Mending Kakak pulang sana!" usir Nadine seraya itu membanting pintu rumahnya.

***

"Nadine, bangun Sayang. Kamu gak sekolah?"

Suara Naya menyambut pagi Nadine yang masih bergelung dengan selimutnya.

"Ini hari apa, Ma?" tanya Nadine dengan suara parau.

"Hari Sabtu, udah bangun buruan. Sehari lagi lho, besok gak sekolah juga gapapa," papar Naya seraya mengambil baju kotor milik Nadine.

"Iya lah, besok kan Minggu," gerutunya.

Naya hanya terkekeh lalu meninggalkan kamar Nadine.

"Males banget mau sekolahnya juga," gumam Nadine.

Namun, setelahnya dia berlarian kecil menuju kamar mandi. Dia akan pergi sekolah, lagipula hari ini ada pelajaran favoritnya.

Inggris.

"Ma, anterin ya," pinta Nadine saat sedang mengunyah roti bakar buatan sang Mama.

Sementara Naya tengah merapikan kembali peralatan dapur yang dipakai. Satu hal yang perlu diketahui soal Naya; dia cinta kebersihan.

"Gak sama James?"

Nadine menggeleng, lalu mengambil susu coklatnya. "Sama Mama aja, udah lama gak bareng Mama."

"Ya udah, habisin dulu rotinya."

"Siap!"

***

Nadine berangkat ke sekolah dengan perasaan campur aduk. Rasa takut sedikit menghantuinya, tapi ia berusaha abai. Nadine tak ingin terlihat lemah, apalagi di depan James.

Suasana di kelas masih sepi saat Nadine menginjakkan kakinya. Hanya ada Keyna yang tengah duduk di bangku baris ke tiga.

"Key," sapa Nadine menghampirinya.

"Hey, Nadz."

Nadine agak bingung saat mau bilang sesuatu, tapi akhirnya memberanikan diri. "Gue boleh tukeran tempat gak?" pinta Nadine pada Key.

Dahi cewek itu berkerut. "Apa? Tempat duduk?"  tanyanya.

Nadine mengangguk. "Iya, Key. Lo duduk situ ya, mau gak? Please ...," pinta Nadine lagi tapi dengan nada memaksa.

Keyna ingin bertanya tapi rasanya ia tak berhak, apalagi mengingat kejadian kemarin. Key ada di kantin saat Nadine bertengkar dengan teman-temannya. Jadi dia memutuskan untuk mengiyakan ucapan Nadine.

"Okay."

"Yes! Makasih ya, Key."

Key hanya mengangguk, lalu bangkit dan membawa tas juga buku absennya, lalu pindah ke bangku dimana Nadine duduk tadinya; di samping Diva barisan ke satu.

Setelahnya Nadine duduk santai di bangku barunya. Memainkan ponsel atau membaca buku pelajaran. Hingga bel masuk berbunyi dan semua murid berhamburan memasuki kelas.

Tak ada yang menyadari jika Nadine bertukar tempat dengan Key, hingga saat Diva masuk dan berjalan menuju bangkunya; dia berseru, "Lo ngapain duduk di sini, Key?"

Keyna dan yang lain ikut menoleh, kecuali Nadine. "Nadine nyuruh gue duduk di sini," kata Keyna lugas.

Diva pun menatap ke arah Nadine dan ternyata benar, gadis itu ada di bangku Key. Daisy yang berdiri di belakang Diva hanya menahan napasnya lalu menyuruh gadis itu untuk duduk karena Bu Xylie sudah datang.

Sementara Nadine tetap tenang di bangkunya.

***

Jam istirahat pertama Nadine habiskan di perpustakaan, kebetulan ada PR Kimia dan Nadine putuskan untuk mengerjakannya di sekolah agar nantinya bisa santai.

Diva sempat datang ke sana dan bertanya tentang beberapa hal, tapi menyerah karena tak di tanggapi olehnya. Nadine benar-benar mengacuhkan Diva dengan memasang earphone.

Dia juga sebenarnya melihat sosok James di pintu perpus tapi Nadine tetap acuh. Dia sedang tidak ingin berbicara dengan mereka. Nadine sedang ingin sendiri. Bahkan, di istirahat kedua gadis itu pergi ke taman belakang. Di sana ada Hammock yang dipasang oleh James.

Taman belakang ini memang sering diisi oleh mereka. Terkadang mereka mengobrol atau makan jajanan di sini. Nadine yang usul untuk memasang ayunan itu agar bisa nyantai seperti di rumah dan tentunya sudah izin.

Pria itu menyanggupi dan sampai sekarang terpasang di sini. Jika sore sering digunakan oleh anak OSIS dengan meminta izinnya. Kalau yang ini usul James, agar siapapun yang memakai ayunan itu izin pada Nadine dulu. Entahlah apa maksudnya, tapi bagi Nadine hal itu sangatlah manis.

***

Guardian Angel 2020 | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang