Guardian Angel: 29

35 9 6
                                    

Jum'at pagi Nadine sudah siap dengan baju santainya, hari ini dia meliburkan diri ke sekolah karena akan melakukan terapi dengan dokternya. Ingatan Nadine memang belum pulih sepenuhnya, jadi dia masih harus melakukan terapi.

Sebenarnya, semenjak kejadian Nadine terkena lemparan bola basket oleh kakak kelasnya yang bernama Yumna, dia mulai bertanya-tanya tentang sosok James. Siapa pria itu sebenarnya dan apa hubungan lelaki itu dengannya di masa lalu?

Beberapa kali Nadine sering mendapatkan potongan-potongan memori, sebuah percakapan dengan seseorang yang Nadine tidak tahu wajahnya, namun suaranya mirip seseorang.

Maka dari itu, selesai melakukan terapi juga konsultasi kepada dokternya tersebut, sepulang dari rumah sakit Nadine menahan Naya agar jangan dulu berangkat kerja.

"Nad, mau tanya sesuatu ke Mama," ungkap Nadine saat mereka sedang berada di kamar Nadine.

"Kenapa, Sayang? Mau tanya apa?" Naya mengusap pipi Nadine dengan lembut.

Nadine sendiri nampak gugup saat hendak melontarkan pertanyaannya, tapi ia berusaha yakin bahwa pertanyaan ini akan membawanya kepada potongan-potongan memori yang hilang.

"Siapa sebenernya Kak James? Kenapa ... kenapa Nad ngerasa kita pernah ketemu sebelumnya?" Nadine merasakan degub jantungnya sangat kencang, ditatapnya Naya yang kini terdiam dengan pertanyannya.

Naya membalas tatapan Nadine lalu menyuruh putrinya itu untuk duduk. "Mama minta maaf udah nyembunyiin ini dari kamu," ujar Naya sembari duduk di sebelah Nadine.

"Nyembunyiin apa?" Nadine menatap Naya dengan mata yang sarat akan rasa penasaran.

Naya nampak menghela napas sebelum akhirnya berkata, "Soal kecelakaan itu ... juga soal James dan teman-teman kamu yang lain."

"Mama gak akan ngomong banyak, Mama cuma mau nunjukin sesuatu ke kamu," lanjut Naya kemudian ia pamit keluar pada putrinya.

Nadine menunggu dengan risau dan juga rasa penasaran yang membuncah. Setelah beberapa lama, Nadine mendapati Naya masuk ke kamar dengan membawa sebuah kotak berukuran besar di tangannya.

Naya menaruh kotak besar tersebut ke atas kasur Nadine. "Mama gak tahu apa ini bakal berguna buat bantu pemulihan kamu, tapi Mama harap ... setelah ngelihat ini, kamu bisa dapetin puzzle-puzzle yang hilang," ujarnya.

"Ini ... apa?" Nadine memegang kotak besar tersebut dengan dahi berkerut.

"Kamu buka sendiri," titah Naya, "Mama ada di luar kalau kamu butuh."

Naya menangkup pipi Nadine sambil tersenyum, kemudian meninggalkan Nadine sendirian di kamarnya. Nadine sendiri nampak sudah sangat penasaran dengan kotak besar berwarna merah muda tersebut.

Perlahan Nadine mmebuka tutup tersebut dan alisnya bertaut ketika melihat isinya. Di sana terlihat tumpukan foto polaroid, kotak kecil berwarna hitam, beberapa bandu, tumpukan komik serta beberapa surat.

Mata Nadine langsung memanas, satu-persatu ia lihat foto-foto itu, dadanya langsung sesak. Entah kenyataan apa yang sedang menunggunya, apalagi saat melihat fotonya bersama dengan James sangat mendominasi.

Dilihat dari posenya mereka terlihat dekat, Nadine belum bisa mengingat jelas semuanya, masih samar. Namun, Nadine merasa penasaran apa sebenarnya hubungan James dengan dirinya? Kenapa pria itu selalu bersama Nadine dalam setiap momen?

"Kak Luvi?" gumam Nadine saat melihat fotonya bersama sang kakak kelas, mereka memakai seragam SMP yang sama dan erlihat sangat akrab.

Nadine memegangi kepalanya, kembali merasakan sakit, tapi hal itu tak membuat ia berhenti. Kini Nadine beralih ke kotak hitam kecil yang sedari tadi menarik perhatiannya.

Guardian Angel 2020 | REPOST Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon