Bab Delapan

608 23 0
                                    

Sayyidah sekarang harus menghidupi dirinya dan juga anak nya. Sayyidah tidak memberi tahu Gus Kilam karena ia takut Gus Kilam tidak percaya karena saat kejadian itu terjadi Gus Kilam dalam keadaan tidak sadar karena ada seseorang yang mencampur kan obat perangsang kedalam minuman Gus Kilam, karena itu lah Sayyidah memilih diam dan pergi dari pesantren.

Sayyidah menatap sebuah rumah sederhana yang akan menjadi tempat nya untuk berteduh dari hujan dan panas nya matahari. Sayyidah membeli rumah itu dengan uang hasil tabungan nya selama di pesantren.

Disatu sisi Zahra menangis dan panik karena Sayyidah tidak menjawab telfon nya dan setelah ia kekamar Sayyidah juga kosong. Zahra langsung menelfon Gus Devan untuk pulang sekarang juga, Gus Devan yang mendengar istrinya menelfon dengan keadaan menangis ia pun langsung pulang kerumah nya.

"Assalamualaikum Zahra, sayang ada apa kenapa menangis?" tanya Gus Devan yang panik melihat istrinya menangis "Sayyidah pergi mas, dia pergi setelah mendengar kalau Gus Kilam akan menikah dengan Naila satu minggu lagi, Sayyidah mencintai Gus Kilam mas"ucap Zahra sembari menangis sesegukan. Gus Devan yang mendengar itu pun kaget tapi ia lebih kaget lagi karena Zahra tiba tiba pingsan dalam pelukan nya "Astagfirullah Zahra,hey sayang bangun"ucap Gus Devan. Setelah itu Gus Devab menggendong Zahra dan membawa nya kedalam kamar dan juga Gus Devan tidak lupa menelfon seorang dokter dan memberi tau umi dan abi kalau Zahra pingsan.

Dokter sedang memeriksa Zahra sedangkan yang lain sedang menunggu,tidak lama kemudian dokter keluar dari kamar Zahra dan Gus Devan. Gus Devan langsung tanya bagaimana keadaan istrinya "Bagaimana keadaan istri saya dokter?" tanya Gus Devan "Keadaan istri anda tidak apa apa, istri anda hanya kelelahan dan juga stres. Usahakan agar istri anda tidak stres karena itu akan berpengaruh pada bayinya apalagi kandungan istri anda sekarang dalam keadaan lemah,jadi saya harap anda lebih menjaga kesehatan istri anda"ucap sang dokter. Gus Devan, umi, dan abi kaget mendengar itu semua. Mereka bahagia sekaligus sedih,mereka bahagia karena akan mendapatkan cucu tapi mereka juga sedih karena kandungan Zahra dalam keadaan lemah sekarang. "Baik dokter saya akan menjaga istri saya dengan baik. Terima kasih dok"ucap Gus Devan "Sama sama,kalau begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum" ucap sang dokter "Wa'alaikumsalam"jawab Gus Devan dan umi abi.

Sekarang Gus Devan,umi dan juga abi sudah berada didalam kamar Gus Devan. Tidak lama kemudian Zahra sadar dan langsung menangis yang lain pun langsung panik karena Zahra tiba tiba menangis "Sayang udah ya jangan nangis kasian dedek bayi nya nanti ikut sedih karena umi nya menangis"ucap Gus Devan sembari memeluk Zahra dan mengelus punggung Zahra "Mas dimana Sayyidah aku mau Sayyidah mas hiks hiks hiks" ucap Zahra dengan tangisan nya. Umi dan abi bingung apa maksud menantu nya ini bukan nya kalau jam segini Sayyidah itu sedang berada dikamar nya lalu mengapa menantunya mencari Sayyidah.

Setelah menenangkan Zahra, Gus Devan menceritakan semua nya dan disitulah abi dan umi tau kenapa tadi menantunya menangis dan mencari Sayyidah. Umi sendiri sekarang sedang menangis karena santriwati yang sudah ia anggap sebagai anak nya kini pergi tanpa meninggal kan jejak sedikit pun. "Astagfirullah Sayyidah kamu kemana nak, kenapa kamu ninggalin pesantren"ucap umi sembari menangis dipelukan abi. Abi pun begitu ia juga merasa sedih karena hanya Zahra dan Sayyidah yang bener bener dekat dengan keluarganya setelah Zahra menjadi menantunya ia berharap Sayyidah yang akan menjadi menantunya selanjutnya tapi ternyata salah yang akan menjadi menantunya adalah Naila santriwati yang baru beberapa bulan tinggal di pesantren. Abi juga merasa sedih mendengar bahwa Sayyidah mencintai putra pertamanya tapi ternyata putranya tidak mencintai nya.

Gus Kilam Ana Uhibbuka Fillah [END]Where stories live. Discover now