PROLOG

3.9K 187 3
                                    

Inhale. Exhale. Inhale. Exhale. Tarik nafas lebih dalam lagi. Tahan. Tahan. Keluarkan perlahan. Ulangi lagi. Bagus.

Aku mengulang-ulang proses itu entah untuk yang keberapa kalinya. Tarik nafas, tahan, buang. Bagaimana kalau aku menahan nafasku?

Hei, hei. Ayo tarik nafas lagi, hirup udara dari hidung, keluarkan. Ayo kau bisa, nong.

Ternyata sakit juga menahannya lebih lama. Mau tidak mau aku kembali mengikuti instruksi pria yang sedari tadi memegang wajahku dan menyuruhku untuk bernafas ini. Aku menatap matanya sembari mencoba kembali bernafas dengan baik dan mengikuti irama yang sama dengannya. Pria itu balik menatap mataku. Aku hanya melihat pantulan wajahku di bola matanya.

Hei, dimana ambulansnya?! Kenapa lama sekali? Kalau aku menyetir sendiri sudah daritadi kita di rumah sakit!

Pria itu berteriak-teriak pada seseorang di balik punggungnya. Aku tidak tahu siapa. Aku tidak tahu bagaimana kondisiku sekarang, apakah banyak orang mengerubuti kami? Aku tidak tahu. Yang kulihat hanyalah langit terang biru dengan awan putih, lalu kosong. Tidak ada eksistensi apapun. Bahkan diriku. Aku tidak lagi merasakan apapun. Tangan dan kakiku kebas. Kepalaku kosong, begitu pun perasaanku. Hampa. Tidak ada apapun.

Hei, Fourth. Lihat aku. Fokus padaku, aku masih di sini. Kamu merasakan ini? Ini bayimu. Kamu merasakan dia bergerak, kan? Bertahan untuknya, kamu dengar aku? Aku ada di sini bersamamu. Kita semua ada disini. Bertahan, ok?

Pria itu meletakkan sebelah tanganku di perutku sendiri. Ya, aku merasakannya, tendangan kecil dari dalam sana. Apapun yang ada di dalam sana sepertinya tidak menyukai tempatnya berada karena kurasakan semakin lama tendangannya menguat. Ouch. Oke, ini namanya bukan menendang karena sakit sekali. Aku mengernyit kesakitan dan mengaduh. Apapun yang ada di dalam sini tolong keluarkan, seseorang, siapapun!

Pria itu kembali berteriak-teriak tapi aku tidak lagi mendengar apa pun yang dikatakannya. Di depan mataku pun semuanya menjadi buram, seolah ada banyak sekali titik hitam yang memenuhi mataku. Rasanya semakin sulit untuk menarik dan menbuang nafas seperti perintah pria itu sampai akhirnya kegelapan total menyelimutiku.

—————————————————————

Hal pertama yang kusadari ketika aku membuka mataku adalah lampu di langit-langit ruangan ini yang berbentuk aneh. Warnanya putih dan bentuknya memanjang. Mungkin sekitar 50 cm? Dan itu merupakan kesalahan besar karena seketika mataku melihat bias-bias hijau menyilaukan. Aku memejamkan mataku dengan erat berusaha mengenyahkan cahaya itu dari mataku. Kepalaku amat pusing. Seolah aku berada di ruangan yang berputar-putar. Sekali lagi kupejamkan mataku. Berharap semua sensasi tidak menyenangkan ini berkurang.

Seseorang tiba-tiba saja mengelus kepalaku. Aroma parfumnya yang begitu kuat menusuk penciumanku dan membuatku terpaksa membuka mata. Di sebelah kananku berdiri seorang pria tapi aku tidak tahu siapa. Cahaya hijau yg menyilaukan mataku masih belum hilang. Aku mencoba menggerakkan bibirku, ingin mengatakan bahwa pria itu tidak membuatku nyaman dan aku ingin dia menjauh dariku tapi aku menemukan bahwa untuk berbicara pun rasanya sulit.

Pria itu masih mengelus kepalaku. Aku menyadari bahwa ia sedikit membungkuk agar bisa mendekat ke telingaku.

Tidurlah, Nong Si. Kali ini aku akan menjagamu. Ucapnya lembut. Namun entah mengapa aku menurut dan membiarkan lelap kembali membawaku ke alam bawah sadar seolah aku sudah mengenalnya dengan baik.

—————————————————————

Pria jangkung itu masih setia mengelus kepala seorang pria yang terbaring di atas tempat tidur itu. Diamatinya wajah pucat yang terlelap itu. Walaupun dalam tidur, sepertinya pria itu tidak tenang. Keningnya mengernyit seolah ia mengalami mimpi buruk. Hal yang wajar sebenarnya karena memang pria itu baru saja mengalami mimpi buruk di dunia nyata hingga ia terbaring di rumah sakit ini.

“Ai’Gem. Mae dan pa Nong Fourth akan segera kesini. Kamu mau disitu sampai kapan? Kamu tahu sendiri mereka belum mau melihat kamu lagi. Apalagi mereka baru berduka. Kamu mau ada peperangan di ruangan ini?”

Pria jangkung itu bergeming saat pria yang baru saja masuk ke bilik itu membanjirinya dengan pertanyaan. Pria yang baru masuk itu hendak memanggilnya lagi ketika si pria jangkung akhirnya membuka mulutnya.

“Sebentar saja, P’Pond. Kamu tahu aku ingin sekali sekedar menyapanya dari dekat.” Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun.

Pond, pria yang baru datang itu mendesah putus asa. Ia sangat paham kenapa pria jangkung itu ngotot berada di sana, tapi situasi dan kondisi saat ini sama sekali tidak mendukung. Keluarga Fourth, pria yang terbaring di atas ranjang itu, sebentar lagi akan tiba. Apalagi saat ini mereka berada di salah satu deretan bilik di emergency room. Sama sekali bukan tempat yang tepat untuk adu mulut. Terutama bila keluarga Fourth mengetahui bahwa Gemini, pria jangkung itu, ada di tempat yang sama dengan anak mereka.

Pond baru saja hendak kembali mengingatkan Gemini sebelum akhirnya pria jangkung itu melepaskan tangannya dari rambut Fourth dan berjalan mendekati Pond. Gemini menatap lurus ke dalam mata Pond sebelum akhirnya ia berhenti tepat di hadapannya. Pond mengernyit dan menatap Gemini tidak mengerti.

“P’Pond, aku tahu kamu sahabat terdekat P’Phuwin tapi aku juga teman dekatmu, kan? Aku tahu apa yang terjadi 8 tahun lalu adalah kesalahanku sepenuhnya tapi selama 8 tahun juga aku menyadari tidak ada siapapun yang kucintai selain Fourth, jadi untuk terakhir kali kumohon bantu aku dan biarkan aku menjaga Fourth menggantikan P’Phuwin.”

Pond terdiam menatap Gemini. Seriuskah dia mengatakan ingin menggantikan Phuwin? Secara umum, siapapun orang yang ingin mendekati Fourth untuk menggantikan Phuwin sama sekali bukan urusannya, tapi sebagai sahabat terdekat Phuwin, ia sudah bersumpah untuk menjaga Fourth dengan baik seperti saudaranya sendiri bila ia pergi dan itu termasuk menjaganya dari Gemini. Pria di hadapannya ini yang sudah meninggalkan Fourth di fase terlemah dalam hidupnya 8 tahun lalu. Dia harus bagaimana?

Little Sunflower | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang