𝗖𝗥𝗨𝗦𝗛 ɴ.ᴋᴇɴᴛᴏ

𝗖𝗿𝘂𝘀𝗵!

Ini adalah kisahmu dengan ku.
Entah sejak kapan aku mulai memiliki
perasaan terhadap dirimu.

Ku selalu menyampaikan perasaan itu
setiap saat,
Tetapi kau malah terus mengalihkan
topik pembicaraan kita.

Sungguh,
Perasaanku ini benar-benar tulus kepadamu.
Haha, ntah sampai kapan aku akan
terus berharap bahwa kau akan
menerimanya.

Tapi sungguh,
Kau hanya milikku seorang
Kento..

Musim penghujan,
Air turun ke permukaan bumi untuk
membasahi sebagian permukaannya.
Angin dingin mulai terasa,
Membuat orang-orang mulai memakaikan
pakaian yang tebal ataupun berdiam
diri dirumah.

Tetapi berbeda denganku,
Aku selalu menikmati rintikan air hujan
ataupun angin sejuk khasnya.

Terkadang, aku keluar rumah
untuk bermain saja.
Dan kau pasti tau apa yang terjadi seterusnya,
Ibu memarahiku sembari dia memandikan
tubuhku yang masih kecil.

Di musim itu juga,
Aku bertemu dengannya.
Bocah berambut pirang dengan pipi
yang menurutku sedikit chubby.

Rambutnya tertata rapi,
Membuatku berpikir bahwa ia adalah
seorang emo boy.

Tatapannya juga tajam,
Pipiku bersemu ketika melihat
bola kelereng yang ada dimatanya itu.
Warna matanya begitu indah menurut ku.

Walaupun menurut orang-orang lain
yang kukenal mengatakan,
Bahwa ada bocah albino yang setahun
lebih tua dariku memiliki manik
seperti perpaduan antara birunya langit
dan laut.

Entah memang seleraku yang aneh,
atau memang ini karena aku menyukainya.
Aku tak tahu.

Dia menawariku untuk berbagi
payung dengannya untuk pulang.
Kebetulan juga, ia dan keluarganya
baru saja pindah ke rumah kosong yang
tepat berada disamping rumahku.

Pipinya sedikit bersemu ketika
aku mengucapkan terimakasih padanya
sambil tersenyum.

Ia berkata, "I-itu tak masalah kau tahu."

Ahh, dia benar-benar imut.
Aku ingin memilikinya pikirku saat itu.

Gila bukan?

Dia pergi, tanpa mengatakan namanya.
Sial, kenapa aku lupa menanyakan hal
sepenting ini..

Tetapi, di keesokan harinya.
Sepertinya Dewi Fortuna berpihak padaku,
bocah emo itu akhirnya
memberitahukan namanya padaku.

Nanami Kento.

Nama yang bagus.
Terkadang aku hanya memanggilnya,
Kento ataupun Kenken.
Jujur saja, aku lebih suka panggilan
Kenken. Itu kontras dengannya yang
imut ketika pipinya itu memerah malu.

Sejak saat itu, aku dan dia semakin
akrab. Kami selalu bersama,
Layaknya amplop dan perangko.

Kami selalu berada dikelas yang sama,
Dari SD, SMP, bahkan sampai SMA
alias sekarang.

Dan sedari SD, aku selalu mengungkapkan
perasaanku padanya.

"Kento, aku menyukaimu."

Tak kenal waktu dan tempat,
Dikelas, kantin, perpustakaan, dan
tempat parkir.

Teman-teman di kelasku juga
sepertinya gemas dengan hubunganku
dengan Kento.

Tetapi, Kento selalu menjawab hal lain
seperti..

"Ah, tadi kalau tidak salah tugas
Matematika halaman 201 kan?"

"Kemarin sepertinya hari sial ku deh."

"Tadi aku menemukan anak kucing
yang lucu, mau lihat?"

Dan masih banyak lagi.

Ayolah Kento, aku hanya ingin tau
perasaanmu padaku saja.
Kenapa kau selalu mengalihkan topiknya?

Benar-benar lucu..

[A/N: panpik ini hasil gamon, jadi tolong dimaklumin kalau cringe :) ]