𓈒 𖠇̱ ֹ 𝐋aman {𝐈}

220 21 3
                                    

'Jika bertemu denganmu merupakan sebuah ketidak sengajaan, lantas apakah takdir itu benar adanya?'

'Jika bertemu denganmu merupakan sebuah ketidak sengajaan, lantas apakah takdir itu benar adanya?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit sore tetap terlihat cantik walaupun jalanan saat ini cukup padat. Pejalan kaki pun terlihat lebih mendominasi sore ini, ditambah lagi beberapa angkringan dan stan makanan dipinggir trotoar yang telah buka tampak dikerumuni pembeli.

Oh ya! ngomong ngomong, ini Hasa. Lama tinggal disini ga ngebuat dia hafal sama daerah ditempat ini, kadang Hasa perlu buka maps buat nganterin orderan kue punya Mama nya. Balik lagi ke kondisi sekarang, dia lagi kena lampu merah dipersimpangan jalan. Netra miliknya tak berhenti menatap binar pada jajan di trotoar yang terlihat menggiurkan, tapi dirinya terlampau malas untuk menepi dan membeli beberapa jenis makanan disana. Lagipula Mama mungkin sudah susah payah memasak menu favoritnya hari ini, terlihat beberapa menit lalu sebelum dalam perjalanan pulang Mama Hasa mengiriminya pesan berisi foto makanan kesukaannya. Jadilah ia bergegas pulang sesegera mungkin.

Bersama motor scoopy putih kesayangannya itu, Hasa melesat ke rumah dengan sesekali bersenandung riang sampai tak terasa bahwa ia sudah memasuki kawasan perumahan ber-gapura besar bertuliskan 'SELMAT DATANG' dengan plang nama jalan Lavender di bagian kiri gapura dan pos keamanan juga tampak mengisi bagian kanan gapura.

Hanya kurang lebih 100 meter dari gapura, Hasa sudah sampai didepan pekarangan rumah nya dan memarkirkan motor miliknya di garasi mobil milik ayahnya. Memang sengaja dijadikan satu karena alat transportasi pribadi milik keluarga kecilnya tak sebanyak itu sampai harus memisah garasi mobil dengan motor.

"Mama! Hasa pulang!", teriaknya sambil meneteng helm putih bogo miliknya. Kenapa warna putih ya? Kata Hasa sih biar senada sama warna motornya.

Pria berperawakan mungil itu merebahkan diri di sofa ruang tamu walaupun ia tau resikonya pasti akan kena omel Mama tercinta karena dirinya belum membersihkan diri, ditambah lagi dengan seragam yang masih melekat di badannya.

"Hasa, astaga. Kamu bukannya bersih bersih dulu malah merem disini?? sana mandi habis itu makan. Mama tau ya kamu ga makan siang tadi di sekolah, Juno yang bilang ke Mama"

Hasa mendengus kesal. Juno itu benar benar cepu, apa apa ngadu ke Mama nya. Awas aja besok, bakal Hasa cekek habis habisan! Lagipula kan Hasa belum sempat makan karena berkutat dengan tumpukan buku buku di perpustakaan, dirinya harus mengikuti ulangan susulan.

"Mama hitung sampe tiga, kalo ga bangun— ", belum sempat si Mama menyelesaikan kalimatnya, anak itu sudah ngacir menaiki tangga.

"HASA, HELM NYA GA DI BAWA KE KAMAR?", tanya Mama sedikit berteriak karena si bungsu sudah tak tertangkap netranya.

"NANTI HASA AMBIL MAA!", balas si Hasa dengan nada yang sama agar mama nya dapat mendengar jawabannya.

Sebuah keberuntungan hari ini karena Mama nya tidak jadi mengomel. Hal ini di karenakan Raka, si sulung kesayangan Mama nya ternyata pulang kerumah hari ini. Katanya sih habis resign karena ia berasa seperti kerja rodi di kantor yang sebelumnya. Jadi ia memutuskan kembali dulu kesini dan menetap untuk beberapa saat sampai dirinya mendapat pekerjaan baru. Lagipula Raka sudah yakin akan mendapatkan pekerjaan dengan segera, mengingat ia tengah menyandang comlaude dari universitas ternama dan pengalaman nya pun tidak main main. Oleh karena itu ia ingin menyalurkan potensi yang dimilikinya dengan baik, ketimbang tetep berada di tengah perusahaan toxic dengan gaji yang tak sepadan dengan apa yang ia kerjakan. Tiga tahun lebih mencoba betah, namun tak bisa lagi ia teruskan.

𝓑roken 𝓜elodies 🎧🎼 [ NOHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang