ALOU-01. Awal pacaran

2 0 0
                                    

Lou mengetuk jari jarinya di meja kelas, dia lagi bingung minta jemput Alvaro apa enggak, Sebenernya agak gengsi sih buat minta jemput apa lagi ini awal pacaran dia sama Alvaro. Yaudah karena motor dia disita sama mamanya, dia mutusin buat chat Alvaro aja.

Pcarquh

Al jemput dong
15.00

Oke, tunggu gerbang sayang.
15.01

Oke bebeb.
15.01

"Enaknya punya pacar bisa dibabuin" Monolognya. Dia agak melting waktu dichat Alvaro bilang sayang.

Lou jalan menuju gerbang, mau nunggu Alvaro buat jemput. "Panas syekali bestyeee belum dijemput ayang" Kan tengilnya mulai lagikan.

Moana, salah satu sahabatnya menepuk pundaknya dari belakang. Yang buat dia noleh ke belakang. "Nungguin ayang ye lo?" Tanya Moana.

Lou mengangguk mantap. "Iyalah, punya ayang punya gandengan nih gue. Ga capek situ jomblo terus?" Ledek Lou pada sahabatnya.

"Cih, banyak yang mau samaa gue sebenernya tapi ya lo kan tau gue jual mahal." Moana mengibaskan rambutnya.

"Heleh kentut abang abang ketoprak yang bau banget. Kagak percaya gua" Jawab Lou dengan ngawur.

"hahaha, lo ngomong apaan sih si anjing gajelas kalo ngomong" Moana sedikit tertawa lantaran Lou yang ngomong agak ngawur.

"Oh nih gua ada cowo cakep mo, mau ga?" Tawar Lou.

"Nanti gua kasih nomornya" Lanjutnya lagi

"Gue kan udah bilang gue itu jual mahal Loukusayang lo aja kasih nomor gue ke dia" Lou mengangguk sahabatnya emang rada susah buat chat cowo duluan.

Alvaro datang dengan mobilnya, Lou pamit sama Moana buat pulang duluan. " Gue balik duluan yak? gapapa kan? dadah bebi muach" Lou mengirim flying kiss kearah Moana yang memajukan bibirnya. Pertemanan mereka emang alay tapi seru.

***
"Gimana sekolahnya tadi?" Tanya Alvaro membuka ombrolan.

"Biasa aja sih. Lou bosen sekolah mau kuliah aja" Jawab dia rada ngaco.

"Ya lulus dulu Lou, mana bisa kamu mau kuliah tanpa ijazah SMA" Alvaro menggelengkan kepalanya, pacarnya ini sangat unik.

"Eh ini anyversarry kita yang ke tiga hari ya Al? Al mau rayain ga?" Kan tengilnya keluar.

"Yallah! bulan depan ya sayang" Jawab Alvaro berusaha untuk lembut dengan suaranya.

"Eum iya iya" Lou ngangguk ngangguk sambil tahan meltingnya dia, pipi nya panas.

"Udah makan kamu?" Tanya Alvaro seraya mengelus rambut Lou, dengan sebelah tangan, tangan yang satu lagi masih sibuk menyetir.

"Belum, kamu udah?" Tanya Lou balik.

"Belum, mau makan dulu?" Lou mengangguk seraya jawaban.

Lou membuka jaket kulit hitam miliknya yang dia pakai sedari tadi. Lalu ikut turun dari mobil untuk pergi makan lesehan di pecel lele pinggir jalan.

"Mang! mau pesen!" Teriak Lou pada mamang mamang penjual Pecel.

"Iya mau pesen apa?" Tanya mamang itu.

"Pecel ayam ada?" Mamang itu mengangguk tanda mengiyakan.

"Dua sama es teh dua" Mamang itu mencatat pesanannya lalu berlalu pergi dari sana untuk membuatkan pesanan yang sudah ditulis.

Lou mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya dan menyalakan dengan korek yang ia punya. Sedangkan Alvaro hanya menghirup podsnya sedari tadi. Prinsip Alvaro, jika ia sudah sah menikahkan dan menafkahi Lou, ia baru bisa mengatur untuk tidak merokok dan berpakaian feminim, tapi jika ia belum sah memiliki Lou, itu haknya (hak lou) Untuk berpakaian dan merokok, ia akan mengatur Lou setelah Lou menjadi isterinya. Jadi intinya, dimasa ini Lou bebas ingin melakukan apa tapi tak keluar dari batasan.

Pesanan mereka datang, Lou mematikan rokoknya, sama seperti Lou Alvaro menaruh Podsnya. Dilanjutkan makan.

***

hai ada yang mau aku lanjutin cerita ini?

just info kalo mau tau siapa mereka boleh baca cerita fragil karya aku yang udah end.

Gimana sama permulaan nya?.

I hope you like it!

Virtual hug💥🥳🥳♥️

WELCOME TO TULISAN SUHU🪐💥💥💥💥🥳🥳🥳


Alou (hiatus)Where stories live. Discover now