Pelipur Lara

14 2 0
                                    

Lara yang sedari tadi dipanggil tak kunjung menyahut, di balik pintu itu ibunya telah bertengger jengkel melihat anak gadisnya tak kunjung bangun. Bagi Lara hal yang paling memuakkan adalah ketika dipaksa bangun pagi. Lara yang sebentar lagi akan tamat sekolah setelah menginjakkan kaki selama 3 tahun akhirnya akan terbebas dari dunia yang membosankan. Dengan muka bantal khasnya ia menarik langkah menuju pintu agar wanita paruh baya itu berhenti mengoceh, ketika memutar knock pintu ia disambut tatapan tajam dari Rina ibunya.

"Bau rokok lagi, berapa kali mama harus jelasin anak perempuan gak boleh merokok Lara kamu masih kecil stop bikin mama pusing" cerca ibunya.

Lara yang malas menanggapi ocehan hanya mengerlingkan mata, gadis itu tahu bahwa ibunya yang kuno ini akan melarangnya, namun Lara yang merasa dirinya remaja zaman sekarang hanya mementingkan kenikmatan dari sebuah pergaulan baru, ia ingin mencoba banyak hal yang sebelumnya tak pernah ia lakukan. Baginya benda yang mengandung nikotin itu mampu menghilangkan stress, membuat candu merasa ingin lagi dan lagi menghisapnya. Rina kerap mengatakan bahwa setelah gadis itu menduduki bangku SMA ia salah pergaulan, ibunya salah Lara lah yang membawa pengaruh buruk itu. Ia mengenalkan rokok pada teman-temannya, mengajak mereka keluar tengah malam dan pulang dini hari. Membully temannya di sekolah hanya karena mereka cupu dan kutu buku, Lara senang melihat temannya tak berdaya, ia menindas setiap hari. Setiap akan keluar ia akan membayar pesanan teman-temannya menghabiskan uang orang tuanya demi kesenangan.

Hidupnya sempurna tanpa cacat, Ia memiliki wajah cantik, orang tua yang kaya, yang sangat mencintainya memiliki banyak teman di sekolah yang tunduk padanya. Karena ia bisa melakukan semuanya. Namun hal itu tak bertahan lama, ketika siang itu Lara memutuskan untuk pulang dan hal tak terduga ialah ketika ibunya mengumumkan perpisahan antara ibu dan ayahnya. Demi Tuhan dunia Lara seakan runtuh, apa iya akan kehilangan semua kehidupan sempurna yang telah ia miliki selama ini. Bercerai di usia tua apa yang bisa dikomentari akan hal itu. Apa setelah ini salah satu dari mereka akan menikah lagi? Lara enggan menanyakan alasan mengapa mereka memilih berpisah kesalahan apa yang tak lagi bisa diperbaiki. Jika itu tentang dirinya yang membangkang atau tak bisa diatur maka ia akan berubah demi orang tuanya demi kembalinya kesempurna itu.

" Dalam hubungan rumah tangga pasti ada yang namanya pertengkaran, entahlah kenapa ayahmu mendiami ibu bahkan hampir seminggu, apa ia bosan dengan hubungan ini, 16 tahun ibu bertahan sampai dititik ini rasanya menyesakkan, apa ayahmu masih membutuhkan Ibu yang akan menyambutnya pulang dari kerja, yang akan masak untuknya, yang akan berbaring di sampingnya menjelang tidur, bahkan ketika meminta pisah ayahmu bahkan tak bertanya letak kesalahannya di mana, ia tak berniat memperbaiki semuanya. Adakalanya seharusnya ia akan menjelaskan sesuatu yang selalu mengganggu perasaan ibu tapi hal itu tidak ibu dapatkan dari ayahmu" ujar wanita paruh baya disusul isak tangis.

Tak tahan Lara pun ikut menitikkan air mata entah mengapa ia merasa ayahnya begitu egois tak mengasihi perasaan wanita. Melihat ayahnya Lara semakin takut untuk berhubungan dengan orang lain. Jika nanti Lara berada di posisi orang tuanya sekarang kiranya keputusan apa yang akan ia ambil dalam sebuah hubungan yang tak lagi bisa dipertahankan, untuk itu ia tak bisa menghakimi ayahnya.

Berpasanganlah pada orang yang mampu membuat kita tertawa, mengenalkan arti sebuah kebahagiaan. Menangis sebulan atau dua bulan bahkan lebih baik daripada menangisi kehidupan seumur hidup . Pernikahan bukan hanya tentang cinta tapi bagaimana cara kita mengesampingkan ego, bekerja sama, saling sepakat dan jujur. Berfikiran dewasa dalam menyikapi masalah.

Menikahlah dengan orang yang bisa memberikan kenyamanan dan perlindungan. Hidup memang singkat tapi untuk dihabiskan dengan orang yang salah seumur hidup itu akan terasa lama. Terlalu melelahkan untuk memaafkan dan memaklumi kesalahan yang sama.

Lara yang merasa tercekat mendengar itu kembali membuka suara

"Jadi ibu takkan kembali ke sini lagi?"

"Ibu tak bercerai dengan ayahmu, dia juga tidak menjatuhkan talak, kami hanya berpisah sementara saling merenung dan berpikir, berpisah bukan berarti bercerai sampai pada akhirnya kami sama-sama menyadari di mana letak salahnya, jika ayahmu merasa masih membutuhkan ibu kami akan kembali tapi jika nanti kami tidak bersama lagi, berarti jodoh hanya sampai di sini, dan sebelum saat itu tiba jagalah ayahmu rawat dia menggantikan posisi ibu"

Bohong berpisah itu artinya bercerai, orang dewasa kerap membodohi anak seperti dirinya. Sebagian baju ibunya kini telah dikemasi dan dikirim ke rumah nenek Lara.

Berpisah itu artinya bercerai, dan ia akan kehilangan semua keharmonisannya, tak ada lagi yang membangunkannya setiap pagi, yang akan mengomel padanya saat telat bangun. Lara ingat betul saat ibunya mengatakan dengan sedih tak sempat berfoto di waktu lebaran kemarin. Benar, keluarga sempurna Lara hanya tak memiliki foto keluarga. Karena ia berpikir tahun depan akan masih bersama tidak akan ada yang kehilangan antara mereka, semua akan baik-baik saja.Ibunya akan masih bersama ayahnya mereka masih akan bisa berfoto tahun depan. Untuk apa mengkhawatirkan sesuatu yang tak pernah terjadi tapi itu pemikiran Lara dulu.

Sekarang waktu tidak bisa diputar, moment menghangatkan yang seharusnya diabadikan dalam sebuah bingkai foto tahun depan tak akan ada lagi mereka, takkan ada lagi ibu dan ayahnya seperti sebelumnya. Iya hanya akan sendiri menjadi korban dalam perpisahan.

Rina mendekap gadis kecil yang kini tubuhnya hampir menyamai wanita itu, sambil merapalkan semua akan baik-baik saja, hidup akan terus berjalan tanpa adanya dirinya. Tangan mungil yang dulu Rina genggam saat anak itu berusia satu tahun dan belajar berjalan kini sudah memanjang dan lentik. Sudah banyak yang berubah namun ia tak bisa mengabadikan itu, segala hal yang kita miliki tidak bersifat kekal, semua akan pergi pada masanya dan kita harus siap akan kehilangan. Lara tak sanggup menahan penyesalan mengapa ia tak perlakukan Ibunya dengan baik, mengapa ia tak menurut pada ibunya yang sudah merawat dirinya.

Kini ia hanya mengadahkan tangan duduk di atas sajadah. Mengingat kembali kejadian tadi siang yang tersimpan jelas dalam ingatannya. Tempat berpulang dalam kesedihan dan penyesalan hanya kepada Tuhan, ia mungkin terlalu jauh melangkah melupakan kewajibannya selama ini. Mungkin juga hal ini yang harus ia bayar karena telah sempat melupakan Tuhan. Ia bersedia bersaing di antara lautan manusia barangkali di antara banyaknya doa dari lautan tersebut doa ialah yang terkabulkan. Untuk jiwa yang kotor dan yang telah rusak Lara memilih Tuhan untuk dijadikan sandaran hidup karena ia percaya Tuhan tidak akan mengujinya lebih dari batas kesanggupannya.

Allah adalah satu-satunya tempat yang akan menerima seburuk apapun umatnya bahkan di saat teman-temannya meninggalkannya hanya Allah yang bersamanya tempat pelipur lara paling indah di antara banyaknya sandaran yang salah. Adakalanya di saat kita mencoba ke sana kemari mencari penyembuh dari luka tapi dengan Allah kita tak perlu obat untuk menyembuhkan segala sakit yang telah kita dera. Tak ada happy ending di dunia ini, semua hanya akan menjadi realita yang berjalan berdampingan dengan rasa kecewa.

TAMAT

Karya :Fuji Elviani

Prody : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Matkul : keterampilan menulis 

Cerpen Pelipur LaraWhere stories live. Discover now