PROLOG (New Version)

5.3K 518 78
                                    

"Jadi dia membenci aku," Sienna terus menangis dan anak kecil yang duduk di sebelahnya terlihat bingung dengan apa yang ia coba katakan. Dengan terpaksa anak kecil itu mendengarkan kata-kata Sienna—wanita asing yang duduk disebelahnya—karena sekarang pesawat akan siap lepas landas dan terlalu terlambat baginya untuk mengganti tempat duduknya bersama dengan orang tuanya di aisle belakang.

"Dia membenci aku dan hal yang paling menyebalkan adalah ketika dia mengatakannya kepada wanita itu. Apa harus ia mengatakannya kepada wanita itu?" tanya Sienna kepada anak kecil itu yang terlihat semakin bingung dengan apa yang sedang ia bicarakan.

Anak kecil yang sekarang melihat Sienna menangis memberikan boneka beruangnya dan Sienna memeluknya. "Kamu pernah jatuh cinta? Tentu saja kamu tidak pernah jatuh cinta karena kamu masih terlalu kecil untuk mengerti."

"I love my parents," jawab anak kecil itu dengan polos.

Sienna kembali menangis dan mengeluarkan lebih banyak air mata membasahi boneka beruang yang dipegangnya, "Hal yang paling menyakitkan adalah ketika dia mengatakan kalau aku yang salah, karena dari awal aku seharusnya berhenti mengejar-ngejar dia. That jerk, memang tidak punya hati sama sekali."

Sienna tidak peduli bila sekarang orang-orang yang duduk di kabin kelas pertama mulai melihat ke arahnya dan ia sama sekali tidak menyadari kalau anak kecil disebelahnya menatapnya khawatir—bukan karena ia terus menangis, tapi karena boneka beruang yang dipinjamkannya sekarang basa karena air matanya. "Terus aku membalasnya, 'fine, I want a divorce' and that jerk, benar-benar menceraikan aku."

Dengan nada sedih Sienna bergumam lagi, "Pria itu benar-benar menceraikan aku."

Sienna sekarang mengganti nadanya dengan emosi yang meluap-luap marah, "Seharusnya pria itu tidak menceraikan aku, kan? He should fight for me. Aku mau pria yang mengejar aku ke bandara, dan mengejutkanku karena ia tiba-tiba sudah berada di pesawat, memintaku untuk mencintainya dan hidup bersamanya seumur hidup, seperti Adam Sandler mengejar Drew Barrymore di 'The Wedding Singer', terlalu susah ya atau dia terlalu bodoh untuk mengerti itu yang kuinginkan? Aku tidak memintanya untuk menyanyikan lagu 'Grow old With You' dengan gitar ditangannya. Aku hanya memintanya untuk menghentikanku untuk pergi."

Kali ini Sienna telah membuat pramugari menyadari tentang keadaannya dan ketika salah satu pramugari menghampirinya, Sienna terlihat begitu kacau dengan mata dan hidung merah, "Apa saya bisa membantu atau memberikan segelas air untuk menenangkan Anda, Miss?"

"Tidak. Terima kasih. Aku akan baik-baik saja. Kapan kita bisa pergi?" Sienna menyadari kalau sekarang pesawat yang ia tumpangi sama sekali belum siap untuk lepas landas dan ia sudah menangis selama waktu itu.

"Maaf, tapi kami baru saja menerima informasi kalau ada satu penumpang yang belum masuk ke dalam pesaawat. Setelah itu proses on-boarding akan selesai dan kami akan siap untuk terbang. Kami mohon kesabaran Anda sebentar lagi, Miss," jawab pramugari tersebut kepadanya.

Sienna mengangguk dan menghapus air matanya, "Baiklah. Tapi tidak akan lama, bukan?"

"Tidak Miss, ah," pramugari tersebut mengalihkan pandangannya dari Sienna, ia lalu mendongak karena melihat seseorang baru memasuki kabin, "Sepertinya penumpang terakhir sudah datang, Miss. Kalau Anda memerlukan sesuatu beritahu saya, Miss. Enjoy the the flight."

Ketika pramugari tersebut meninggalkannya, ia kembali berbicara kepada anak kecil yang menjadi korbannya pelampiasan emosinya, "Aku dari awal sangat ingin menikah dengan pria brengsek itu—sangat mencintainya juga. Sekarang, jangan harap aku ingin melihat wajahnya lagi. Aku sangat membencinya. Ya, aku memutuskan untuk membencinya."

"Sangat membenci siapa, Sienna?" Sienna terkejut ketika ia menyadari suara pria itu terdengar. Suara pria brengsek yang dibencinya itu. 

NOIRE (Published Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang