Just knew

165 16 3
                                    

Keesokan harinya, Seonghwa kembali mengalami hal yang sama seperti kemarin. Tapi kali ini ia lebih menggila bahkan sampai mengendus-endus kemeja putih milik pemuda bersurai biru yang sengaja ia tinggal semalam. Padahal hari ini, ia berniat untuk menanyakan maksud perkataan Hongjoong semalam, tapi malah jadi begini

Kedua orangtuanya juga mengunci kamar dan meletakkan lebih banyak bunga Garden Angelica di dalam kamar juga didepan pintu kamar hanya untuk membantu Seonghwa agar lebih tenang. Untungnya, bunga tersebut berhasil mengatasi Seonghwa yang makin lama kehilangan kontrol pada tubuhnya sendiri

Didalam benak Seonghwa, terlihat wajah seseorang yang tak lagi asing baginya. Orang yang sudah ia temui sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di universitas bahkan hingga semalam orang itu berada didalam kamar yang ia tempati. Dengan kemeja milik orang itu, Seonghwa bisa membayangkan bagaimana jika orang tersebut berada dihadapannya dan mengelus lembut kepalanya sekarang

Lalu tak lama, Seonghwa kembali tak sadarkan diri setelah ia melepaskan hasratnya untuk kesekian kalinya. Hal itu terus berulang hingga sore dan Seonghwa tak menelan makanan sedikitpun, bahkan meneguk setetes air saja tidak. Yang terjadi hanya Seonghwa yang birahinya memuncak lalu tak sadarkan diri setelahnya

Saat hari menjelang malam, Seonghwa kembali terbangun dengan keadaan mengenaskan. Surai merah mudanya acak-acakan, tubuhnya penuh dengan keringat, bajunya juga sudah tergeletak mengenaskan di bawah sana dan ia masih memeluk kemeja putih milik pemuda bersurai biru itu

Seonghwa merasa tubuhnya sangat lelah dan sakit, ditambah lagi dengan perutnya yang mulai terasa sakit sekaligus tenggorokannya yang sedari ia membuka mata di pagi hari tadi tak memakan atau meminum apapun

Pandangannya tertuju pada iPad yang bergetar diatas nakas dan terlihat sebuah nama yang membuat Seonghwa merasa sedikit tenang. Ia mengusap iPad yang ia pegang dan terpampang lah seorang pemuda berambut biru sedang mengerjakan tugas di sana. Tanpa sadar, bibir Seonghwa naik keatas melihat wajah serius dari pemuda tampan yang berada di seberang sana

"Sepertinya kau suka dengan kemeja itu"

Ucap pemuda tersebut mengejutkan Seonghwa yang sedang melamun memikirkan apa yang ia imajinasi kan tadi. Lantas Seonghwa menyingkirkan kemeja tersebut dari badannya karena salah tingkah. Tapi, entah otaknya masih loading atau bagaimana, ia tak ingat bahwa ia tak mengenakan atasan satupun, bahkan ia tak memakai busana dan tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut, itupun tak sampai bagian dadanya yang kini terekspos dan terlihat oleh Hongjoong

"Otakmu tidak geser kan Hwa? Kenapa kau malah menyingkirkan kemeja itu dan membuat dadamu terlihat seperti itu? Atau kau sengaja untuk menggoda diriku?"

Mendengar tudingan dari Hongjoong, sedang panik Seonghwa menarik selimutnya hingga menutupi bagian dadanya. Bibir Seonghwa maju beberapa senti saat melihat Hongjoong tertawa di sana, mentertawakan dirinya yang terlihat bodoh di sini

"Jangan tertawa!"

Semakin dilarang, semakin keras suara tawa Hongjoong hingga dirinya tersedak oleh ludahnya sendiri, berakhir mendapatkan umpatan dari Seonghwa 'Rasakan'. Tapi yang namanya Hongjoong, ia masih terus saja tertawa meski sudah mendapatkan karma instan

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan tertawa lagi."

Seonghwa menghela napasnya kesal mendengar ucapan dari pemuda berambut biru itu lalu menolehkan kepalanya kearah jendela yang berada di sebelah kanannya. Ia bisa melihat kepadatan penduduk yang berlalu-lalang di sana, membuatnya ingin segera keluar. Seonghwa kembali menolehkan kepalanya menatap Hongjoong dan menatapnya dengan melas, sedangkan yang ditatap merasa bingung tapi ia tahu pasti anak manusia setengah werewolf ini ingin mengatakan sesuatu

𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]Where stories live. Discover now