IF 4

10.6K 875 47
                                    

Holla, ada yang kangen Kenneth nggak nih!!

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!


Happy Reading
.
.
.


"Sayang, bangun!" Jeanna menepuk pelan pipi suaminya yang tengah tidur sambil memeluk Kenneth yang masih terlelap dalam pelukannya.

"Eeugh" Luxio melenguh merasa terganggu dengan tepukan yang berada dipipinya. Sayup-sayup pria itu mendengar suara istrinya yang mencoba membangunkannya.

"Luxio, bangun sudah jam setengah tujuh" Jeanna mengusap rambut Luxio yang mulai mengerjapkan matanya.

"Morning kiss, sayang." Gumamnya serak dengan mata sayunya berusaha untuk bangun.

Menghela nafas, wanita itu mencium kening Luxio namun pria itu menekan tengkuk istrinya dan melumat bibir manis Jeanna yang menjadi candu untuknya.

"Kebiasaan ih." Wanita itu cemberut akan sikap manis suaminya, Jeanna masih belum terbiasa akan hal itu. Padahal mereka menikah sudah dua tahun lebih, tapi Jeanna masih malu saja.

"Pelan-pelan mindahin Kenneth nya, nanti dia kebangun kalau kamu nya grusak grusuk kayak gitu."

"Sttt.. sttt.. tidur lagi sayang, daddy disini. Sayang, bantuin lepasin tangan Ken di bajuku." Ucap Luxio pelan dengan menepuk paha putranya yang terusik akan pergerakannya.

"Mumpung anaknya masih tidur, kamu langsung mandi. Aku tak mau Kenneth rewel ngelihat kamu berangkat ke kantor, apalagi hari ini kamu dinas kan?"

"Iya. Aku tak akan pulang dua hari nanti. Ada beberapa masalah yang harus aku urus, kamu tak masalah mengurus Ken sendiri?" Tanya Luxio menatap istrinya yang tengah menata guling untuk di taruh disisi kanan dan kiri putranya agar tidak jatuh saat tidur.

Putranya itu semakin hari semakin lengket dengan Luxio, terkadang membuat Jeanna merasa cemburu karena anaknya tak mau disentuh oleh siapapun jika sudah bersama dengan daddy nya.

Ketika tidur pun, bayi gembul itu selalu memegang baju yang di kenakan sang daddy dengan erat, seolah tau bahwa dia akan ditinggal.

Setelah selesai bersiap, Luxio menghampiri istrinya yang tengah fokus dengan laptop di hadapannya.

"Aku pergi dulu, jangan lupa hubungin aku kalau ada apa-apa!" Titahnya dengan membawa koper di tangan kirinya.

"Maaf, aku tak bisa mengantarmu ke depan." Sesal wanita itu menatap suaminya.

"Tak apa, aku juga cukup tau. Skripsi mu lebih penting, jangan pikirkan apapun dan selesaikan pendidikanmu dengan cepat. Aku tak ingin semakin merusak masa depanmu jika terus bergantung setiap harinya pada mu, sayang." Luxio memeluk istrinya dan mencium kening Jeanna.

"Terima kasih sudah mau pengertian dengan keadaanku"

"Hei, aku yang seharusnya berterima kasih disini karena kamu masih mau memberikanku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki hubungan kita. Lagi pula, karena aku juga study mu jadi terhambat seperti ini. Dengan kamu yang mampu mengejar keterlambatan pendidikanmu dan bangkit dari keterpurukan di waktu lalu sudah membuatku merasa bersyukur. Jadi jangan merasa terbenani dengan apapun, okay?" Tatap Luxio pada manik indah biru terang itu.

"Emmm, terima kasih. Aku mencintaimu Luxio"

"Aku lebih mencintaimu sayang."

Setelah pembicaraan mereka, Luxio akhirnya berangkat ke kantor dengan Jeanna yang kembali fokus pada skripsi yang tengah tenggat deadline itu, Jeanna cukup bersyukur karena dospem (dosen pembimbing) nya memberikan keringanan pada skripsinya dan tak mempersulitnya seperti beberapa temannya yang lain karena Jeanna yang sudah memiliki seorang putra.

INFINITY FAMILY [REVISI]Where stories live. Discover now