4. BBB-4

17 7 56
                                    

Hallo!!

Salam kenal.

Ini ceritaku yang ke-sekian.
Semoga cerita ini bisa ku selesaikan.
Karena beberapa ceritaku, ku hapus.
Dengan berbagai macam alasan.

Semoga suka yaa!!

Happy Reading!!

Welcome di dunia Aidan Aldara.

Kisah mereka akan dimulai dari sini!!

"Letak kepercayaan diri ada pada diri sendiri. Jangan ragu untuk melangkah."







Setelah mendengar ceramahan orang tuanya akibat kecerobohan adiknya, Aldara pun beranjak ke kamar.

Dengan membawa sedikit kemarahan, bagaimana tidak?
Akibat ulah adik manja dan cerobohnya itu dia mendapatkan ceramah dari kedua orang tuanya.

Aldira merebahkan diri di atas kasur mininya, sambil membaca buku.

Pikirannya melanglang buana, dia teringat beberapa tahun silam ketika dia masih berada di bangku kelas enam dan hendak mengikuti UN (ujian nasional), namun keluarga berdebat tentang dirinya.

Entahlah dia tak bisa membayangkan bagaimana kehadirannya.

Dan bagaimana kebenaran sesungguhnya yang selalu ditutupi.

Dengan membawa pertanyaan besar dalam benaknya, ldira yang kelelahan akhirnya tertidur dengan buku yg masih ada ditangannya.

**

Pagi menyapa dengan riang, Aldara terbangun saat jam alarm-nya berbunyi nyaring.

Dengan rasa kantuk yang masih tersisa, Aldara berusaha mengumpulkan nyawanya kembali.

Tubuhnya direggangkan, 'hmmmm, masih ngantuk.' Gumamnya sendiri sembari menutup mulut dengan memukul-mukul kecil mulutnya.

Dengan eggan Aldara bangun beranjak ke toilet.

Rumah sederhana yang terlihat asri dengan penghuninya yang tampak akur kini para anggotanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Ibu dengan solet dan pisau yang ada ditangannya, ayah yang sedang membaca koran di depan rumah sembari menyeruput kopi hangat, kedua adiknya yang ada di depan televisi.

Si kecil yang suka tantrum bermain dengan boneka dan alex anak pendiam itu tengah bermain dengan gadgetnya.

"Udah bangun Ra?" Ibu menoleh ketika mendengar langkah kaki yang beradu dilantai. Pasalnya anak sulungnya itu hendak ke kamar mandi, dan letak kamar mandi yang ada di dekat dapur mengharuskan berjalan melewati dapur.

"Iya bu, maaf telat. " Aldara dengan muka cengegesan menatap ibu yang dengan lincah mengaduk-aduk masakannya.

"Lohh ini kan masih pagi juga. Ibu juga baru bangun. Senin sudah masuk ya Ra? Tanya Ibu sembari sibuk.

" Ra? Alda?" Ibu menoleh.

"Iya bu, Dara di toilet nyuci muka. " Teriaknya dari dalam kamar mandi.

Senyap || A Single RoseWhere stories live. Discover now