[BAB 2] Memangnya dia suka kamu?

29 9 1
                                    

    Nathan mengusap wajahnya saat sudah berada di lorong kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nathan mengusap wajahnya saat sudah berada di lorong kelas. Ia benar-benar lupa kalau mereka berbeda kelas. Leo melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan langsung masuk ke kelas XI-2. Nathan ingin sekali mengumpat, namun seorang gadis sambil membawa cemilan menatap dirinya begitu intens.

"Ya! Bukankah kamu Nathan?" tanyanya lalu menepuk bahu Nathan lumayan kencang.

"Juni! Ah, apa-apaan maksudmu?"

"Ups, sakit, ya ... bercanda. Bercanda." Nathan ingin memukul gadis karateka itu, namun ia tersadar kalau dirinya lebih lemah. Juni adalah teman masa SMP Nathan juga, namun, tidak begitu dekat seperti yang lainnya.

"Ya ampun, Bulan! Kamu mengagetkanku saja." Lelaki manis berambut merah itu hanya cengengesan berdiri di dekat pintu kelas. Debulan. Dipanggil Bulan karena lahir pada malam hari. Seharusnya adalah purnama, tetapi Nathan tidak mengerti.

Baru melangkahkan kaki. Kepala sekolah sekaligus wali kelas XI-1 sudah terlebih dahulu di dalam kelas. Berhubung pintu kelas ada dua, ya wajar saja kalau tidak terlihat sama sekali.

Untungnya pria tua berusia 45 tahun tidak melihat keduanya yang baru saja duduk di bangku masing-masing. "Bulan! Nathan! Kenapa kalian terlambat."

Usaha tidak ketahuan jadi kandas. Nathan bersembunyi di belakang temannya yang berbadan besar. Pak Sulai memutuskan untuk melanjutkan kelas daripada harus menghiraukan anak muridnya yang rada-rada.

"Baiklah, berhubung sekolah kita di sekitar ada festival, dan-"

"Maaf, pak. Maksudnya di sekitar sekolah kita ada festival," potong seorang perempuan dengan rambut sebahu, tidak lupa jepitan rambut wortelnya.

Pak Sulai mengangguk. "Ya, begitu maksud saya sebenarnya."

"Bapak tahu kalian begitu senang bersekolah di sini karena selalu ada festival dan lainnya. Tapi bapak ingin kalian menyingkirkan delusi yang selalu menghantui kalian. Untuk hari ini, kalian santai terlebih dahulu. Terima kasih." Pak Sulai langsung keluar dari kelas membuat seisi kelas menggelengkan kepalanya. Sudah terbiasa dengan kelakuan guru yang sebelas dua belas dengan muridnya sendiri.

"Padahal aku ingin belajar. Kenapa harus ada jam kosong , sih." Kepala Nathan dipukul oleh Bulan yang kesal dengan ucapan Nathan.

"Halah, sok-sokan mau belajar. Ngerjain tugas sepuluh menit doang, sisanya tidur."

Nathan tersenyum malu membuat Bulan jijik sambil menarik kerah lelaki itu. Niatnya ingin menemui anak kelas sebelah. Bulan yang sedang menarik kerah Nathan memberikan tugas itu kepada Juni. Senyum Juni mengartikan segalanya begitu juga balasan dari Bulan.

"Aku akan mentraktirmu, Bulan." Bulan membalas tos tangan Juni.

Juni langsung meremas erat kerah itu, dan menariknya. Saat Nathan berusaha melepaskannya, ia melihat Bulan yang berdiri melambaikan tangan ke arahnya. "Woi, Bulan! Siapa yang menarikku! Jangan-jangan ...."

Stupid Cupid [Terbit✓]Where stories live. Discover now