[BAB 11] Aurora menerima kencan dari Nathan

11 7 0
                                    

Leo tersenyum menjahili Nathan yang ingin confess. "Yang benar Aurora membantumu cuci baju?" tanya Bulan menghentikan senyum keduanya.

"Ish, ini anak! Sudah dibilang dia membantu Nathan, tanya mulu." Leo menggelengkan kepalanya kesal. Bahkan cemilan yang baru saja ia beli dimakan Bulan diam-diam.

"Ehem, enak ya makan punya orang lain."

Bulan yang ketahuan tertawa cengengesan. Perlahan ditaruhnya bungkus cemilan itu. Leo yang ingin menjahili Bulan mengejar lelaki itu. Tanpa disadari kaki Bulan melayang ke arah ponsel Nathan.

Leo yang melihat itu segera mengambil ponsel yang nyaris jatuh ke lantai. Mata Nathan menjadi gugup ketika Leo menekan tombol 'kirim' di halam chat dengan Aurora. "Leo. Pesannya terkirim."

Mendengar itu, Leo menatap layar ponsel dan benar saja, pesan confess Nathan terkirim tidak sengaja. Semuanya menghela napas gugup. "Astaga, tamat riwayat kita."

"Kita?!" teriak Julio tiba-tiba.

"Ya iyalah, siapa lagi selain kita berempat."

Leo memberikan ponsel Nathan. Badannya ia rebahkan di lantai dan bersandar di pinggir ranjang. Semua lelaki di sana merasakan hawa yang begitu berbeda. Yang menyatakan perasaan cuma satu orang, tetapi yang begitu penasaran semuanya.

"Aku takut jika dia benar-benar menolakku."

"Kurasa tidak mungkin. Kamu kan baru saja dekat lagi dengannya," sahut Julio yang mengambil air dingin di kulkas. Leo mengangguk.

"Yang dikatakan Lio benar. Pasti diterima saja." Nathan menghela napasnya begitu gugup, ia tidak tahu berapa kali harus mengatakan

****

"Oh, tentu rumah ini tidak kebakaran. Yang terbakar hanyalah hatiku padamu. Aku mengungkapkan perasaanku yang sebesar-besarnya. Maukah .... maukah kamu menjadi kekasihku," ucap Amel sambil membaca pesan Nathan dengan penuh penghayatan. Aurora yang mendengar nada bicara adiknya segera merebut kembali ponselnya.

"Jijik!"

"Apa kamu jijik dengan pesannya?"

"Enggak! Aku jijik sama suaramu! Sudah ... sana ... keluar sana!" Aurora langsung mengusir adiknya tanpa belas kasihan. Amel yang tersungkur di lantai hanya mengelus pahanya.

Aurora menatap layar ponselnya. Ia menjadi bingung dengan semuanya. Perlahan tangannya mulai mengetik sesuatu, namun tidak lama ia menghapusnya kembali. Mata Aurora dialihkan dengan notifikasi dari Juni yang mempertanyakan soal pesan dari Nathan.

"Terima saja apa engga, ya?"

****

Dua jam lamanya sampai membuat dua panci mie kuah dengan telur habis ludes hanya menunggu jawaban dari Aurora. Nathan menaruh kepalanya di meja. Matanya tidak berhenti menatap layar ponselnya.

Belum genap sepuluh menit, kepala Nathan kembali terangkat dan ponselnya dipegang. Dering notifikasi membuatnya membuka layar ponsel yang mati. Matanya kembali terpicing sadis ketika melihat nama Julio yang mengirimkan pesan.

"Yak! Lio! Ish, kamu membuatku geram." Leo mendengar ucapan Nathan langsung memukul Julio dengan guling.

Julio tertawa pelan.

Namun, nada dering kembali berbunyi. Nathan langsung melemparkan ke Leo karena ia cukup terkejut mendapatkan pesan dari Aurora. "Tolong buka pesannya, aku tidak berani."

Saat Leo mau membuka, Bulan dengan iseng mengambilnya membuat yang lain menunggu jawaban. "Setelah iklan yang satu ini," ucap Bulan jahil, tetapi malang malah mendapat tendangan dari Nathan.

"Gitu aja tidak bisa membaca. Katanya aku mau kencan denganmu juga."

Nathan mengucapkan itu tanpa ia sadari dirinya sudah diterima oleh Aurora.

"Eh! Dia menerimaku?"

Leo mengangguk. Nathan menatap Bulan dan Julio, keduanya mengangguk.

Nathan tersungkur, kakinya mendadak lemah seketika. "Aku akan menjawabnya."

"Terima kasih, sayang."

Itulah yang dia ketik membuat ketiga teman yang lain mual seketika.

	Itulah yang dia ketik membuat ketiga teman yang lain mual seketika

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Stupid Cupid [Terbit✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt