Olive & Rose

215 15 0
                                    

Dua pemuda bersurai biru terang itu menatap pemuda bersurai coklat dengan tatapan bingung, lebih tepatnya yang lebih tinggi menatapnya bingung sementara yang lebih pendek menatapnya tajam. Sedangkan yang sedang di tatap oleh mereka berdua, menundukkan kepalanya hingga wajahnya tak terlihat

"Cha, cha. Ada apa dengan tatapan mu Choi Yeonjun? Kau membuatnya takut. Lihat dia sampai menundukkan kepalanya seperti itu." Ucap San yang meletakkan dua gelas berisi teh di atas meja, lalu ia berbalik pada Wooyoung, "jangan terlalu menunduk, nanti lehermu bisa sakit."

"Serius Choi. Bagaimana dia bisa ada di apartemen mu? Bukankah di memiliki apartemen sendiri untuk di tinggali? Aku masih belum paham dengan masalah kalian dan yang lain, kalian malah berada di rumah yang sama seperti ini." Omel Yeonjun pajang lebar pada dua pemuda dihadapannya ini

"Kau tahu permasalahan kami dengan mereka?" Tanya Wooyoung penasaran dan Soobin mengangguk. "Really? Bagaimana bisa?" Yeonjun dan Soobin menatap Wooyoung dengan tatapan tak percaya dengan pertanyaannya

"Kau pikir saja Woo. Kedekatan kalian yang tiba-tiba dan kalian berdua yang sering terlihat menjauh dari mereka, itu sudah menjadi bahan pembicaraan para mahasiswa. Aku yakin, kalian berdua tahu hal itu dengan jelas."

San tersenyum bangga mendengar penjelasan temannya yang cukup logis, karena memang mereka terlalu ketara. Berbeda lagi dengan Wooyoung yang pikirannya melayang ke siapa dua pemuda dihadapannya ini? Bagaimana bisa mereka kenal San dengan sangat baik

"Lagipula kami tidak bodoh. Malah kakakmu yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata yang bodoh. Dia tidak mau mengakui kesalahannya. Jujur saja, diabaikan itu sakit. Aku pernah merasakannya." Ucap Soobin sambil melirik Yeonjun diakhir kalimat

"Oh, ayolah Binnie. Kita sudah berjanji untuk tidak membahas hal itu lagi." Ucap Yeonjun mencoba membujuk Soobin yang merajuk lagi sekarang. "Kau tahu sendiri aku tidak sengaja melakukannya, itupun karena tugas yang diberikan sangat mendadak dan deadline-nya besoknya. Jadi aku tidak sengaja melakukannya, dan aku sudah mengabari mu ya Choi Soobin, tapi kau yang tidak merespon."

Melihat dua pemuda Choi ini saling merajuk satu sama lain, Wooyoung dan San saling melirik lalu perlahan mereka berdua berdiri lalu kabur sebelum dua pemuda Choi itu menyadarinya. Keduanya bersembunyi di balik meja pantry dapur sambil menggelengkan kepala

"Aku tidak tahu mereka se-drama ini." Celetuk Wooyoung sambil sesekali melirik Yeonjun dan Soobin yang kini saling menghadap belakang

"Jangankan kau, aku yang sudah berteman dengan mereka sejak kecil saja tidak tahu mengenai hal ini. Oh, lebih tepatnya aku tidak tahu kalau Yeonjun pintar berakting. Lihatlah, sebentar lagi mereka berdua akan berbaikan, karena Soobin benar-benar tidak bisa di diamkan lama-lama."

Mendengar ucapan San, Wooyoung mengintip mereka berdua di balik meja pantry. Dan benar saja, Soobin mulai mendekati Yeonjun sambil menarik-narik tangannya yang sedang bermain game di ponsel. Sesekali Wooyoung melihat Yeonjun tersenyum kecil lalu berbalik menatap Soobin. Selebihnya Wooyoung tidak tahu, karena ia langsung duduk lagi dan kepalanya bersandar di bahu lebar San

"Ternyata kau benar. Yeonjun pintar berakting dan Soobin yang tidak bisa di diamkan begitu. Ah, yang satu terlalu pintar yang satu agak gimana gitu otaknya. Dahlah, dasar bucin." Gerutu Wooyoung seyelah ia melihat adegan tidak senonoh tepat di depan matanya

San tertawa kecil lalu ia berdiri lagi sambil berjalan lurus menuju kompor, memang awalnya ia berniat untuk memasak sebelum dua cecunguk itu tiba-tiba datang. Ia pun menyiapkan semua bahan dan alat yang akan ia gunakan untuk memasak, dibantu oleh Wooyoung yang sedikit tidak enak jika San memasak sendirian. Lagipula, ia sendiri malas untuk melihat adegan ciuman yang berlangsung lama itu

𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]Where stories live. Discover now