[BAB 20 - Tamat] 200 Hari Jadian

7 3 1
                                    

Julio dan Bulan menatap Nathan dengan muka yang letih. Keduanya sedari tadi disuruh mengepel dan menyapu ke seluruh penjuru ruangan. Nathan mengacungkan jempolnya. Aurora ikut tersenyum dan menyantap pasta krim yang baru saja dimasak oleh kekasihnya.

Leo hanya tertawa karena dirinya tidak ketahuan menghamburkan makanan.

"Bisakah kami beli minuman?" tanya Bulan kini merebahkan badannya dipinggir ranjang Nathan.

Nathan menggelengkan kepalanya, dan menunjuk galon. "Aku mau cappucino cincau, than," rengek Julio yang mendapat lemparan bantal dari Leo.

"Mau? Yuk, beli!" ajak Leo membuat Bulan dan Julio kembali bersemangat.

"Ayo!" Julio mendahului Leo yang sudah membuka pintu. Leo berbalik ke belakang dan memberikan kode dengan telunjuk di bibirnya kepada Nathan dan Aurora untuk diam saja.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Nathan yang melihat suapan dari Aurora. Aurora mengangguk dan tersenyum ketika Nathan menerima suapan darinya. Keduanya menerima suasana yang begitu hangat.

"Kamu hebat," puji Aurora kemudian beranjak dari duduknya dan menaruh piring di wastafel. Nathan hanya tersenyum, ia memikirkan bagaimana cara untuk menyiapkan perayaan 200 hari bersama Aurora esok hari.

****

"Yak! Teman-teman, apa kalian mau ikut bersamaku? Yang lain tidak mau, tersisa kalian yang belum aku tanyakan." Seorang perempuan dengan kuncir kuda yang cukup kencang. Perempuan itu menunjukkan sesuatu di ponselnya.

"Wah, Sena. Apa studio ini milikmu?" tanya Juni yang terpesona dengan tawaran dari Sena, perempuan tadi.

"Ah, tidak. Studio ini punya kakakku. Dia baru launching kemarin. Dan dia butuh orang yang ingin difoto." Juni mengangguk sambil menatap Kaliya dan Aurora bergantian.

"Jika kita di foto, bukankah muka kita akan dipajang?" tanya Aurora menjadi khawatir.

"Kenapa kamu risau? Lagipula muka mu cantik. Aku saja iri." Aurora tersenyum malu. Sena membiarkan ponselnya dipakai Juni yang sedang kepo dengan studio tadi.

"Oh, iya. Bagaimana dengan Nathan dan Leo, mereka pasti akan datang?" usul Kaliya yang membuat Aurora refleks menghela napasnya. Kaliya melihat itu hanya tertawa puas. Keduanya mengerti apa maksud dari Aurora tadi.

"Baiklah, akan aku hubungi mereka. Kalian bertujuh sudah kudaftarkan. Dan semua itu gratis untuk kalian. Termasuk foto KTP kalian!" Ucapan Sena membuat Juni menghentakan meja kesenangan.

"Yang benar saja?! Wah, aku harus memiliki foto yang cakep."

"Benar lah, kakakku sangat hebat memotret" Kaliya mengangguk antusias mendengarnya. Juni membagikan beberapa potong coklat, gadis itu memberikan sesuatu hanya karena ada yang membuatnya bahagia.

"Kurasa Nathan akan membicarakan tentang latihan photoshoot pernikahan. Aduh, dia benar-benar romantis. Aku tidak membayangkannya." Kaliya mengatakannya tiba-tiba dengan penuh antusias sampai Juni jadi gregetan.

"Ya, jangan mengatakan hal seperti itu ...."

"Kenapa, Rora?"

"Karena dia akan mengatakan hal yang sama nantinya."

****

"Astaga, akhirnya aku bisa merasakan latihan buat photoshoot pernikah kita! Bukankah kamu menyukainya juga?" Nathan tersenyum lebar sambil menggandengan tangan Aurora sembari berjalan menuju rumah.

"Kamu selalu sesuai dengan harapanku."

"Aku begitu senang, kita bisa kencang lagi bersama besok. Kurasa pekan kedepan akan menjadi pekan yang begitu menyenangkan untuk kita." Aurora menyingkirkan kepala Nathan yang bersandar padanya.

Stupid Cupid [Terbit✓]Where stories live. Discover now