-Saudaraku-

500 82 14
                                    

"Untukmu, saudaraku. Maaf jika aku tidak bisa menjadi apa yang kau harapkan."
.
.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

[First PoV]

Aku Boboiboy Solar. Anak bungsu dari 7 bersaudara kembar. Ya. Sebuah anugrah aku bisa lahir dalam keluarga ini. Dengan kepribadian kami yang berbeda, memang ada kemungkinan bagi kami untuk berpecah belah. Tapi, itu tidak pernah terjadi karena rasa kepercayaan yang tinggi satu sama lain.

Aku mengagumi kakak sulung ku, Halilintar. Aku bertanya, hei? Siapa yang tidak mengagumi sosok Boboiboy Halilintar? Dia orang yang tampan dengan mata Rubi nya yang tampak sellau berkilat marah, tapi itu tidak menunjukkan isi hatinya sebenarnya.

Dia orang yang lembut, pengertian, dan hangat. Tapi itu tidak pernah dia tunjukkan secara langsung. Dia akan menunjukkan nya diam-diam dengan caranya sendiri dan bertingkah galak agar tidak ada yang bisa mengetahui isi hatinya.

Ya, itulah sosok Halilintar. Sosok yang gagah, pemberani, dan keras. Dia orang yang pantang akan kekalahan dan dia akan lakukan apa saja untuk menang serta melindungi orang yang dia sayangi.

Itulah sebab nya dia disukai banyak orang.

Hari ini dia mengunjungi ku dikamar, membawa nampan berisikan piring dan segelas susu. Hei, ada biskuit di piring itu.

"Bagaimana keadaan mu?" Dia bertanya, menatapku dengan mata Rubi nya yang berkilat. Namun itu tidak tajam seperti biasanya. Dia melihat ku dengan tatapan yang aku sendiri sulit mengartikannya.

"Aku baik-baik saja. Memangnya kenapa?" Aku bertanya kembali, menutup buku yang baru saja aku baca. Apa peduliku tentang infus yang menancap di tanganku? Belajar itu penting, nomor satu!

"Syukurlah kalau begitu." ucap nya, meletakkan nampan itu di atas pangkuan ku, menukarnya dengan buku fisika dipangkuan. Aku menatap biskuit itu berbinar, mengambil sekeping lalu memakannya.

"Enak. Kak Hali yang buat?" tanya ku, menatap pemuda yang kini duduk di kursi sebelah ranjang. Dia nampak berjengit kaget, lalu menetralkan wajahnya.

"Iya. Aku tau kau tidak suka manis, jadi aku mengurangi gulanya." Wow. Dia memperhatikan ku sejauh ini ternyata? Sejak kapan sosok Boboiboy Halilintar seterbuka ini?

Aku tersenyum ke arahnya, kemudian kembali memakan kue kering itu dalam keheningan. Kak Hali juga nampak tidak berkutik dan hanya membiarkan ku menikmati buatan tangannya dalam diam.

"Hei, apa kau melihat.."

Aku mengerjapkan mata ku, menolehkan kepala untuk menatap Kak Hali dengan tatapan heran. "Lihat apa?"

"Itu.."

Aku termenung. Kenapa dia menggantung kalimatnya? Dia menggantung nya atau aku tidak mendengarnya? Dia nampak menghela nafas kecil, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengusap kepalaku. "Tidak jadi, lupakan saja."

Apa? Kenapa? Dia ini menyebalkan sekali! Aku kan orang yang penasaran, kenapa menggantungkan ku begini?

Tapi aku sendiri tidak berani untuk bertanya lebih lanjut, jadi memilih diam dan mengabaikannya. Biarkan saja. Siapa tau dia sadar kalau aku sedang ngambek?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saudaraku [Boboiboy Solar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang