Part 1: Pertemuan Pertama

17 5 2
                                    

"Menemukan cinta bukanlah tentang mencari kesempurnaan, tetapi tentang menemukan seseorang yang membuat kita merasa bebas untuk menjadi diri kita sendiri, seseorang yang menghargai, memahami, dan menerima kita apa adanya." ~Forbidden but Permitted

Meylin menatap dirinya di cermin. Ia mengenakan gaun merah muda yang sederhana, rambutnya diikat ke belakang dengan pita putih. Ia tampak cantik, tapi matanya tampak kosong. Ia merasa kosong. Rasya, suaminya, berdiri di belakangnya, menatapnya melalui cermin dengan ekspresi datar.

"Kau tampak cantik," kata Rasya, tapi nada suaranya tidak bersemangat. Meylin mengangguk, memaksa senyum pada wajahnya.

Mereka berdua pergi ke pesta yang diadakan oleh salah satu teman mereka. Di sana, Meylin bertemu dengan Laindra, sahabatnya. Laindra tampak sama seperti Meylin, tampak cantik namun matanya tampak kosong. Dio, suaminya, berdiri di sampingnya, tampak bosan.

Meylin dan Laindra berbagi tatapan paham. Mereka berdua merasakan hal yang sama. Mereka berdua terjebak dalam hubungan yang tampak sempurna di mata orang lain, namun merusak jiwa mereka.

Pesta berlangsung dengan meriah. Ada tawa dan canda, ada musik dan tarian. Tapi Meylin dan Laindra merasa asing di tengah keramaian itu. Mereka merasa terasing dalam hidup mereka sendiri.

Malam itu, Meylin bertemu dengan Dio di salah satu sudut pesta. Dia tampak berbeda dari semua orang lain di pesta itu. Dia tampak jujur dan nyata. Dia tampak seperti pelarian.

Begitu pula Laindra, dia bertemu dengan Rasya. Dia tampak berbeda dari Dio. Dia tampak lembut dan penuh pengertian. Dia tampak seperti harapan.

Meylin dan Dio mulai berbicara. Mereka berbicara tentang hal-hal kecil, tentang musik dan film, tentang buku dan puisi. Mereka berbicara seperti dua orang yang telah lama mengenal satu sama lain.

Begitu pula Laindra dan Rasya. Mereka berbicara tentang impian dan harapan, tentang masa lalu dan masa depan. Mereka berbicara seperti dua orang yang telah lama menunggu untuk bertemu.

Malam itu, Meylin dan Laindra merasakan sesuatu yang mereka belum pernah rasakan sebelumnya. Mereka merasakan koneksi. Mereka merasakan kebebasan. Mereka merasakan kehidupan.

Malam itu, Meylin dan Laindra menemukan pelarian mereka. Mereka menemukan harapan. Mereka menemukan cinta.

Malam itu, Meylin dan Laindra menulis sepucuk surat di penghujung tahun. Surat yang penuh dengan harapan dan impian, dengan cinta dan kebebasan.

Malam itu, Meylin dan Laindra memulai perjalanan mereka. Perjalanan tentang menemukan cinta di tempat yang paling tidak terduga, dan bagaimana dua wanita berani menantang norma demi menemukan kebahagiaan yang sejati.
Malam itu, Meylin bertemu dengan Dio di salah satu sudut pesta. Dia tampak berbeda dari semua orang lain di pesta itu. Dia tampak jujur dan nyata. Dia tampak seperti pelarian.

Begitu pula Laindra, dia bertemu dengan Rasya. Dia tampak berbeda dari Dio. Dia tampak lembut dan penuh pengertian. Dia tampak seperti harapan.

Meylin dan Dio mulai berbicara. Mereka berbicara tentang hal-hal kecil, tentang musik dan film, tentang buku dan puisi. Mereka berbicara seperti dua orang yang telah lama mengenal satu sama lain.

Begitu pula Laindra dan Rasya. Mereka berbicara tentang impian dan harapan, tentang masa lalu dan masa depan. Mereka berbicara seperti dua orang yang telah lama menunggu untuk bertemu.

Malam itu, Meylin dan Laindra merasakan sesuatu yang mereka belum pernah rasakan sebelumnya. Mereka merasakan koneksi. Mereka merasakan kebebasan. Mereka merasakan kehidupan.

Malam itu, Meylin dan Laindra menemukan pelarian mereka. Mereka menemukan harapan. Mereka menemukan cinta.

Malam itu, Meylin dan Laindra menulis sepucuk surat di penghujung tahun. Surat yang penuh dengan harapan dan impian, dengan cinta dan kebebasan.

Malam itu, Meylin dan Laindra memulai perjalanan mereka. Perjalanan tentang menemukan cinta di tempat yang paling tidak terduga, dan bagaimana dua wanita berani menantang norma demi menemukan kebahagiaan yang sejati.

****

Meylin melihat Dio yang sedang berdiri sendiri di sudut ruangan, "Kau tampak sendirian, Dio."

Dio tersenyum kecil, "Iya, aku merasa agak asing di sini."

Meylin mengangguk, "Aku mengerti. Aku juga merasa seperti itu."

Sementara itu, Laindra bertemu dengan Rasya di bagian lain ruangan. "Kau tampak serius, Rasya," kata Laindra.

Rasya menatapnya, "Mungkin karena aku merasa agak tidak nyaman."

Laindra tersenyum pahit, "Aku juga. Tapi mungkin kita bisa membuatnya lebih nyaman bersama."

Kemudian, mereka berempat berkumpul bersama. Meylin memulai pembicaraan, "Aku merasa lega bisa berbicara dengan kalian. Rasanya seperti menemukan oase di tengah gurun."

Laindra menambahkan, "Aku setuju. Aku merasa bisa bernapas lega."

Dio tersenyum, "Itu berarti kita berada di posisi yang sama."

Rasya menatap mereka satu per satu, "Mungkin ini awal dari sesuatu yang baru bagi kita semua."

Ketika Meylin dan  Laindra bertemu dengan Dio dan Rasya, mereka merasa bisa berbicara dengan jujur dan bebas tanpa takut dihakimi. Mereka merasa dihargai dan dipahami, yang merupakan perasaan yang sangat berbeda dari apa yang mereka alami dalam hubungan mereka sebelumnya. Mereka berdua merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan merusak, dan mereka merasa terhubung satu sama lain melalui pengalaman tersebut.

Mereka juga merasa tertarik satu sama lain karena mereka melihat kualitas dan nilai dalam satu sama lain yang mereka rindukan dalam hubungan mereka sebelumnya. Meylin merasa tertarik pada kejujuran dan keaslian Dio, sementara Laindra merasa tertarik pada kelembutan dan pengertian Rasya.

Selain itu, mereka juga merasa tertarik karena mereka merasa bisa menjadi diri mereka sendiri saat bersama Dio dan Rasya. Mereka merasa bisa mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa takut ditolak atau dikritik, yang memberi mereka rasa kebebasan dan kebahagiaan yang mereka cari.

Secara keseluruhan, Meylin dan Laindra mulai merasakan koneksi dan saling tertarik karena mereka merasa dihargai, dipahami, dan diterima oleh Dio dan Rasya. Mereka merasa bisa berbagi dan mengekspresikan diri mereka sendiri dengan bebas, yang membuat mereka merasa lebih dekat dan lebih terhubung satu sama lain.

Meylin dan Laindra menemukan kenyamanan dan pemahaman dalam pertemuan mereka dengan Dio dan Rasya. Pertemuan ini membuka jalan bagi mereka untuk mengeksplorasi hubungan yang lebih mendalam dan lebih sehat, di mana mereka dapat menjadi diri mereka sendiri dan merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang mereka cari. Ini menandai awal dari perjalanan mereka dalam menemukan cinta dan kebahagiaan di tempat yang paling tidak mereka duga.

Dalam perjalanan mencari cinta dan kebahagiaan, Meylin dan Laindra menemukan lebih dari sekedar pasangan. Mereka menemukan kebebasan dalam menjadi diri mereka sendiri, kehangatan dalam diterima apa adanya, dan kebahagiaan dalam berbagi dan mengekspresikan diri mereka sendiri. Mereka menemukan bahwa cinta sejati tidak hanya tentang menemukan orang yang tepat, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri.

TBC

Rabu, 8 November 2023

Forbidden but PermittedWhere stories live. Discover now