Junseok

121 11 0
                                    

Ketika hari sudah semakin sore, mereka memutuskan untuk pulang dan empat omega yang baru saja bergabung itu, juga memutuskan untuk masuk ke dalam hutan, lebih tepatnya masuk ke dalam rumah besar yang menjadi tempat tinggal mate mereka juga teman-teman mereka yang lain

Di perjalanan, mereka semua memikirkan hal yang sama. Yakni apa yang dilakukan oleh Junseok di masa lalu hingga membuatnya sedih seperti tadi, bahkan San pun sampai menenangkannya dengan memeluknya. Karena sepeti yang mereka tahu, bahwa San tidak mudah memeluk seseorang kecuali orang itu sangat penting baginya. Bahkan Wooyoung sendiri pun sangat jarang di peluk olehnya jika bukan Wooyoung yang memeluknya lebih dulu

Semakin masuk kedalam hutan, suasana semakin berbeda. Langit yang awalnya cerah kini menjadi gelap karena tertutupi oleh pepohonan yang rimbun. Para alpha mengemudikan mobil mereka dengan kecepatan yang normal saat mulai memasuki kawasan sekitar rumah mereka

Yeosang menoleh kearah kanan dan melihat beberapa penduduk tengah mengintip mobil mereka dari balik pohon besar yang ada di sana. "Arah jam tiga, ada sekitar lima sampai enam orang yang mengawasi kita, hati-hati. Jangan sampai membuat mereka mencurigai kita." Jongho yang sedang mengemudi pun mengangguk

Yang mendengar arahan dari Yeosang bukan hanya Jongho yang ada di sampingnya saja, tapi juga yang lain karena mereka terhubung menggunakan earphone yang sedang tersambung ke telepon. Yeosang bukanlah yang pertama menyadari, melainkan Seonghwa, Yunho, dan Felix juga melihatnya secara bersamaan

Mereka berkendara menggunakan lima mobil milik para werewolf yang tinggal di dalam hutan ini. Di mobil Jongho, ada dirinya, Yeosang, Hyunjin, dan Felix. Di mobil Hongjoong, ada Hongjoong sendiri dan Seonghwa. Jihoon membawa mobilnya sendiri bersama dengan dua anak buahnya alias Haruto dan Junghwan. Mingi bersama dengan Yunho, Minhee, dan Serim. Sedangkan Junseok dan Wooyoung berada di mobil milik San yang berjalan lebih dulu

"Mereka sudah tidak terlihat, kurasa kita aman."

Mendengar instruksi dari Yunho, para pengemudi tidak langsung mempercayainya begitu saja. Karena bisa saja itu hanya tipu muslihat dari para manusia itu agar bisa lanjut memata-matai mereka saat sedang lengah. Dan itu tidak akan pernah mereka biarkan, termasuk San sebagai sang Elder di sini

Mereka semua berkendara dengan tenang dan tentram, kecuali pikiran Wooyoung yang selalu saja bersuara. Mungkin dia lupa bahwa sang mate alias San yang sedang mengemudi bisa mendengar suara pikirannya. Sebenarnya, Wooyoung merajuk dengan San, yang menyuruhnya untuk duduk di belakang, sementara bocah yang entah berasal dari mana itu duduk di depan, di samping San sendiri. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya

"Apa yang terjadi sekarang? Kenapa San malah menyuruhku untuk duduk di belakang, seperti aku obat nyamuk mereka yang sekarang sedang lovey-dovey itu."

San melirik ke belakang lewat cermin yang ada di depan mendengar suara ocehan Wooyoung yang terdengar seperti anak itu tengah nge-rap saking cepatnya dia berbicara. Tapi San tidak menyangkal, yang dikatakan Wooyoung memang benar, tapi ia bukannya lovey-dovey dengan Junseok. Untuk apa dia lovey-dovey dengan orang yang dia anggap adiknya sendiri? Dirinya hanya mengelus punggung tangan, kepala, dan pipi Junseok sesekali saat melihat bahwa anak itu sedang melamun

"Ish, siapa sih ini anak? Kok pengen tak buang aja, loh."

Mendengarkan pikiran Wooyoung kali ini membuat San merasa marah. Ia menatap Wooyoung dengan tatapan tajam membuat yang ia tatap bergetar ketakutan. Ia melepaskan tatapannya saat Junseok mengelus lengannya dan menyuruhnya fokus untuk mengemudi

"Tidak apa-apa." Ucap Junseok dengan tersenyum membuat matanya menyipit dan lesung pipinya terlihat, membuatnya semakin mirip dengan San yang kini imut tersenyum hingga matanya hilang dan lesung pipinya juga kelihatan

𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن