Part 05;Simpan atau hilangkan?

26.7K 1.2K 10
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.Keep it or lose it?

Pagi harinya Atlantik membawa tubuhnya yang terasa ringkih dan tak bergairah menuju meja makan bertepatan Elara beserta pelayan lain masih sibuk menyiapkan sarapan.

"Loh? Atla? Tumben bangun sepagi ini?" Elara cukup terkejut, tidak biasanya Atlantik bangun sewaktu mereka masih akan menghidangkan sarapan.

"Cerewet. Mau gue bangun pagi, siang, sore atau malam, apa untung dan ruginya untuk elo? Hidup, hidup gue. Lo gak berhak ngatur-ngatur." Cetusnya.

Atlantik menggeser kursi sebelum mengambil salah satu tempat duduk di meja makan.

"Sensi banget sih jadi orang, orang cuma nanya." Elara misuh-misuh tak jelas mendapat respon yang super jutek.

Hidungnya berkedut samar. Aroma dari hidangan yang mereka sajikan terasa menyengat. Gejolak aneh menjalar perlahan sehingga menggerogoti perut Atlantik.

"Huekk!"

"Atla? Atla kenapa?" Rasa khawatir mendadak melanda Elara, apakah Atlantik sakit? Pantas saja wajahnya nampak pucat.

Tak tahan, mau tidak mau Atlantik bergegas kearah dapur dengan membekap mulutnya. Elara yang mencemaskan kondisi putra majikannya terpaksa mengikuti jejaknya.

"Huekk!"

Isi perut Atlantik keluar di wastafel. Lagi-lagi hanya cairan bening yang dimuntahkan. Sedari dini hari ia terjaga dari tidurnya hanya karena muntah-muntah tak jelas seperti ini.

Untung saja sekarang Atlantik bisa merasa lebih ringan atas pijitan yang dilakukan oleh Elara di tengkuknya. "Terakhir kali Atla makan apa?"

"Gak tahu. Dari semalam gue belum makan. Lidah gue pahit, gak selera makan."

Setengah dari tubuh Atlantik bersandar lemas di meja pantry. "Tuan muda Atlantik, sakit?"

Nindya, salah satu pelayan Wanita yang berpenampilan modis dan bertubuh bohay bertanya menemukan kondisi Atlantik yang tidak baik-baik saja.

"Kepo. Mending lo lanjutin pekerjaan sono!" Nindya mendengus sebal mendapat tanggapan dari Atlantik yang tidak sesuai keinginannya, ia merotasikan matanya sewot.

"Dasar! Giliran Elara aja di manja-manja! Huh, cewek ganjen! Pasti dia yang centil kepada Tuan muda!"

Dengan mencak-mencak, ia berlalu dari dapur menyisakan Atlantik dan Elara disana, sarapan juga sudah selesai mereka sajikan.

"Elus perut gue, Ra.." Pinta Atlantik dengan mimik berubah menjadi memelas. Tidak tahu entah mengapa, ia hanya menginginkan itu.

"Hah?" Elara cengo, jangan-jangan ia salah dengar?

"Perut gue gak nyaman banget. Elusin..." Belum juga Elara mengiyakan, Atlantik sudah membawa tangan mungilnya masuk kedalam bajunya.

"Please, elusin.."

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang