Part 06;Hujan dan luka

25.2K 1.2K 15
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.Rain and broken

"Atlantik!!"

Di parkiran kampus, dengan antusiasme Helen memasuki kendaraan milik Atlantik dibagian jok depan. Senyum cerianya seketika sirna mendapati Elara berada di dalam sana.

"Atlantik ih! Kok ada tuh cewek kampung di sini?!" Helen merengek, menghina Elara secara terang-terangan. Ia menggandeng lengan Atlantik, melirik sosok Elara dari kaca depan.

Nampak Atlantik melakukan dengusan kasar, dilepasnya belenggu tangan Helen yang gatal melingkar di lengannya. "Turun." Titahnya dingin.

"Kenapa aku yang turun?! Seharusnya pembantu sialan itu yang turun bukan aku! Aku kan tunanganmu!"

"Turun atau gue seret keluar secara paksa?!" Intonasi suara Atlantik penuh penekanan. Namun, Helen malah mendekatkan wajahnya di sisi telinga Atlantik alih-alih menuruti perintahnya, ia mengukir siringai sebelum membisikkan sesuatu.

"Yakin?" Jari telunjuknya yang lentik mengacung, Atlantik mengikuti arah petunjuknya, menunjuk sebuah mobil hitam yang terparkir di seberang gerbang.

"Lo gak lihat mobil sana?"

Atlantik berdecak muak. Dipukulnya setir untuk meluapkan rasa dongkolnya. "Akhir-akhir ini tuh mobil jadi sering membuntuti kita."

"Mau pelayan lusuh itu dalam bahaya?" Menarik diri, Helen melipat tangannya di depan dada. Ia mengedikan bahunya tak acuh. "Silahkan. Maka besok-besok jangan heran lagi dia sudah berada di dalam genggaman Grandpa."

Atlantik mencegah Helen yang bersiap akan turun, ia melemparkan gelengan melarang Helen untuk keluar. Diliriknya kaca depan, menampilkan Elara dengan wajah pucat. Dari rumah sakit, Elara kembali ulang ke kampus. Kondisinya belum sepenuhnya stabil.

"Ara? Lo bisa keluar? Tunangan gue gak suka dengan keberadaan lo."

Punggungnya kembali nyaman disandaran kursi mobil. Helen menyunggingkan senyum penuh kemenangan mendengar Atlantik mengusir Elara.

"Ah? Atla? Bisa sekali ini saja biarkan Ara menumpang bersama kalian? Ara sekarang lagi belajar hemat pengeluaran. Ara gak ada angkos pulang, gak ada quota juga untuk pesan ojol..."

Elara memikirkan nasib dirinya dan bayi dalam kandungannya kedepannya bagaimana. Dari awal mengetahui kehamilannya, Elara sudah mengatur rencana. Tabungannya mesti bertambah dua kali lipat. Berangkat dan pulang kampus jalan kaki kalau tidak bersama dengan Atlantik dan mengurangi porsi makannya.

"Gue gak peduli mau lo terbang atau jalan kaki, pokoknya lo keluar sekarang juga."

"Atla.. Ara gak masalah kalo semisal kondisi Ara kaya biasanya. Tapi sekarang Ara lagi gak fit.. Apalagi cuaca lagi mendung, takutnya sebentar lagi akan turun hujan.." Melas Elara lagi.

"Ck, Alasan. Jangan gunakan kondisi lo sebagai akal busuk lo! Bilang aja mau modusin tunangan gue!"

Helen turun, ia membuka pintu mobil bagian jok belakang dan menarik paksa Elara keluar dari dalam sana. Berulang kali ia menoyor dahi Elara yang menunduk sambil memainkan jari jemarinya takut.

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang