(un)Romantic

4K 254 136
                                    

Saat itu pagi-pagi buta ketika Temari melangkahkan kakinya keluar dari penginapan dan mendapati Shikamaru tengah bersandar didinding dengan wajah super mengantuk. Pemandangan yang sangat aneh. Tapi Temari sudah biasa melihat nya belakangan ini.

"Kau berangkat di pagi buta lagi," Shikamaru berkata setengah mengeluh begitu menyadari kedatangan Temari.

"Dan kau menungguku lagi," Temari membalasnya dengan acuh tak acuh kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan pria itu. Shikamaru mendengus. Dengan langkah lebar, ia mencoba mensejajari langkahnya dengan Temari.

"Sudah kukatakan sebelumnya, ini misi. Mendokusei," Shikamaru menjelaskan dan ditutup dengan kata-kata favoritnya. Sementara gadis di sebelahnya tersenyum miring.

"Bukan karena ingin mengantarku?" Temari bertanya jahil, seringainya bertambah lebar.

"Ya, mungkin karena itu juga," mencoba terlihat biasa, Shikamaru mengalihkan pandangannya dan memasukkan tangannya ke kantong celana. Temari terkikik geli.

"Aku ingin tahu kenapa bisa jatuh cinta padamu," Temari bertanya lebih kepada dirinya sendiri.

"Jawabannya ada pada dirimu sendiri, Mendokusei," dengan tak acuh Shikamaru menjawab pertanyaan tak penting Temari.

"Kau sendiri, kenapa bisa jatuh cinta padaku?" Lagi-lagi Temari menanyakan hal aneh.

"Kau mau tahu kenapa?" Balasan dari Shikamaru membuat Si Gadis Suna terkejut. Ia awalnya hanya iseng menanyakan hal ini dan sangat yakin kalau Shikamaru akan berusaha mengelak, tapi reaksinya sangat tidak disangka-sangka.

"Memangnya kenapa?" Temari penasaran juga.

"Kabulkan satu permintaanku dan akan kau dapatkan jawabannya," Temari merengut kesal. Apa-apaan ini? Seingatnya Shikamaru bukanlah orang yang suka hitung-hitungan. Ia hampir saja menolak dan memberi death glare terbaiknya pada pria itu, sayangnya ia sudah dikuasai rasa penasaran.

"Setuju," dan kata persetujuan pun keluar dari mulut Temari, kalau kalian perhatikan ekspresi Shikamaru saat ini, kalian akan mendapati seringai tercetak di wajahnya.

"Sejujurnya, aku juga tidak tahu kenapa bisa jatuh cinta pada gadis galak yang merepotkan sepertimu--" Shikamaru berhenti sejenak untuk menyusun kata-kata. Temari hampir meledak, urat-urat kemarahan mulai muncul di kepalanya.

"--Tapi begitu tersadar, aku sudah terikat padamu." Temari terdiam. Wajahnya memerah entah karena malu atau marah, atau mungkin dua-duanya.

"Kau mencoba merayuku?!" Sang Ambassador Suna melotot penuh intimidasi, tapi Shikamaru tidak terpengaruh. Lima tahun lebih bersama gadis ini membuatnya cukup kebal dengan emosinya yang meledak-ledak.

"Sekarang kau harus mengabulkan permintaanku," Dengan santai Shikamaru membelokkan arah pembicaraan dan seperti biasanya, berhasil.

"Apa maumu? Jangan yang aneh-aneh, kau tahu aku harus segera kembali ke Suna,"

"Aku ingin kau mengabulkan dua permintaanku."

"..."

"..."

"Apa?! Tadi kau bilang hanya satu!"

"Memang. Permintaanku adalah kau mengabulkan dua keinginanku."

"..."

"..."

"Apa-apaan ini?! Mana bisa begitu?! Kau nanas payah menyebalkan-- arghhh! Aku bisa gila!"

Temari misuh-misuh. Memang tidak ada yang salah dengan permintaanku Shikamaru, dan itu jelas membuatnya frustasi. Mempunyai kekasih super jenius yang penuh kejutan memang harus dibekali kesabaran ekstra.

(un)RomanticWhere stories live. Discover now