1. Hujan

31 1 0
                                    

Hari ini tiba-tiba pulang sekolah lebih awal, Mackiah berinisiatif untuk pergi ke kampus supaya bisa pulang bersama Yeonju nantinya. Mackiah tiba di kampus pukul 15.20, kira-kira 20 menit lagi Yeonju selesai dengan mata kuliahnya.

Wah, gedung teknologi pangan, Mackiah jadi semakin bingung mau mendaftar mana, kalau keinginan awal sih ingin Teknik ya, hanya saja setelah melihat Jiho kok... hehehe... pusing. Tapi, setelah melihat keseluruhan sepertinya semua orang pusing menghadapi perkuliahan.

"Yejun?" panggil Yeonju, setelah itu menghampiri Mackiah dan menggandengnya. "Tumben jam segini sudah pulang?" tanyanya.

"Sekolah ada rapat, jadi dipulangin lebih awal, kebetulan Noona mau pulang juga, jadi aku kesini deh biar bisa pulang bareng!" Mackiah memasukkan tangannya yang menggandeng tangannya Yeonju ke dalam saku coatnya.

Tanpa disadari, mereka menjadi tontonan mahasiswa yang melihat adegan itu. Tapi, Yeonju tidak masalah, apa salahnya pacaran dengan laki-laki yang lebih muda?! Selama ini baik-baik saja, kok.

Fiuh, Cuaca sudah mulai dingin, yang berarti apa? Yep, CSAT semakin dekat. Mackiah belum tahu mau masuk mana ini, kalau ikut ke tekpang takut dibilang ngintilin pacar, APA KE GIZI SAJA, YA? KAN NYAMBUNG, TUH. IDE BAGUS, KINI SUDAH ADA PILIHAN, TINGGAL MENDAFTAR SAJA.

Eh, hujan. Mackiah refleks melepaskan genggaman tangannya, dia beralih ke merangkul Yeonju dengan posisi di dalam coatnya sampai halte bus, dengan begitu Yeonju tidak akan kehujanan.

Sesampainya di halte, Yeonju langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku jas lab-nya dan mengusap wajah sampai leher nya Mackiah yang basah. Ah, Mackiah masih saja melakukan hal seperti ini, kan bisa sakit.

"Sampai cafe langsung mandi ya, nanti Noona buatin teh jahe biar kamu nggak sakit."

Mackiah tersenyum. "Oke, Noona. Muffin coklat juga, ya."

"Hahaha, iyaa, gampang." Yeonju menekan kedua pipinya Mackiah, soalnya lagi imut-imut, beda lagi kalau mendadak keren. "Busnya datang, ayo naik," ajaknya.

Mereka berdua lari memasuki bus, ternyata oh ternyata tempat duduknya tinggal satu. Siapa sangka sisa tempat duduk itu membuat pikiran gilanya Mackiah bekerja. Tanpa aba-aba Mackiah duduk sekaligus menarik Yeonju ke arah pangkuannya. Jadi posisinya itu Mackiah hadap depan, Yeonju hadap samping gitu.

"Yejun, kam-"

"Sssttttt...." Mackiah menyandarkan kepalanya di lengannya Yeonju dan tertidur.

Yah... Yeonju tidak bisa mengelak lagi, lumayan juga duduk dipangku begini, ihiiiww. Kalau saja dirinya seperti Ji Yeonhee di drama Exo Next Door, pasti pipinya bakalan merah sekali.

21.00 PM

Mackiah cemberut dari balik selimut, bisa-bisanya Yeonju menyuruhnya istirahat di rumah keluarga Hwang ini, sebenarnya tidak masalah, masalahnya hanya tiba-tiba Wonpil datang memeriksanya.

Iya, Wonpil, Dokter Spesialis Anak yang terkenal ituuuuu, jadi... SELAMA INI DIRINYA DIKIRA MASIH ANAK-ANAK GITU, YA? MACKIAH BUKAN ANAK KECIL TAUK.

"Ngapain mecucu bebek gitu? Diminum obatnya!" omel Yeonju.

"Cih, memangnya aku anak-anak?" gerutu Mackiah.

"Iya, kamu anak-anak! Walaupun kamu lebih tinggi dari Noona, kamu tetep anak kecil!" Yeonju membukakan botol obatnya. "Nih, diminum. Cepetan, Noona mau lanjut ngelaprak," suruhnya lagi.

Tidak ada pilihan lain selain menurut. Mackiah meminum obatnya dalam sekali teguk saking ngambeknya, pokok Mackiah ngambek satu abad.

"Pinternya. Sekarang tidur ya, besok Noona buatin bubur ayam kesukaan kamu," kudang Yeonju sambil menyelimuti Mackiah.

Mendengar bubur ayam membuat Mackiah tersenyum sumringah. "Oh iya, minggu depan Mami sama Papi mau datang, katanya pengen ketemu sama Noona."

Waduh, pengen ketemu katanya. Jantung Yeonju mau saja lompat. AAA, SEBENTAR LAGI DIRINYA AKAN BERTEMU ORANG TUANYA MACKIAH.

"Okay. One hug, habisitu kamu tidur, ya."

"Mau, maauuuuuu." Mackiah bangun lagi dan memeluk Yeonju manja-manja. "Noona, biasanya aku jam satu pagi kebangun, kalau Noona belum selesai ngelaprak minta tolong elus kepala aku, ya."

Yeonju terkekeh dan mengiyakannya, berhubung lapraknya masih selesai setengahnya, dia bergegas memeluk balik Mackiah sekaligus mengelus punggungnya. Sebetulnya masih nyaman ya, hanya saja kalau lapraknya belum selesai ya bisa kena semprot dosennya.

01.00 AM

Semangat, ini tinggal membuat daftar pustaka saja, itu bukanlah hal yang sulit. Yeonju meregangkan badannya sebentar dan mulai menguap, begitu melihat jam langsung loncat. Yeonju masih ingat betul perkataan Mackiah tadi!

Yeonju buru-buru pergi ke kamarnya sendiri, saat pintu terbuka, Mackiah sudah duduk dengan wajah lesu dan... penuh keringat.

"Noona... mimpi buruk... aku takut... nggak mau... aku mau sama Noona terus."

Mendengar laturannya Mackiah tentunya membuat Yeonju khawatir, rasa tidak teganya pun membuat badannya otomatis memeluk Mackiah unfuk menenangkannya. Yeonju jadi ingin tahu, tapi kalau bertanya takutnya membuat Mackiah semakin takut.

"Noona, jangan tinggalin aku," lirih Mackiah.

"Nggak, Noona ada disini, kok. Tenangin diri dulu, ya," bujuk Yeonju sambil mengelus kepalanya Mackiah.

Sekitar 10 menit setelah bermimpi buruk, Mackiah tertidur lagi. Duh, berat, mau melepas pelukannya juga takutnya kebangun lagi. Ini Yeonju harus bagaimana? 😭

[✔] Noona~ (Mackiah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang