Ch 1. Airport

9 1 0
                                    

Jessica masih terdiam menunggu ponselnya berdering. Namun, sudah lima menit berlalu, ponselnya masih sama, hanya diam tak menunjukkan adanya panggilan masuk.

Di sore hari itu, perempuan berumur 22 tahun yang seharusnya merasa bahagia karena kehadiran sang Ayah yang sudah ditunggu-tunggu dari lama, justru tak membuahkan hasil apa-apa. Pesawat yang ditumpangi sang Ayah mendadak hilang kontak, itu yang tak sengaja didengar olehnya saat melihat keramaian di satu titik dekat pintu kedatangan internasional.

Detak jantungnya berdegup lebih cepat. Ia mulai khawatir dengan Ayahnya. Tidak, Jessica tak mau kejadian yang sama terulang kembali. Cukup sekali saja, cukup ibu, kakak, dan adik laki-lakinya saja yang berpulang lebih dulu sebab kecelakaan tragis tujuh tahun silam.

Jessica berusaha menenangkan dirinya, tetapi tangannya mulai bergetar. Air matanya menggenang di pelupuk mata, sebentar lagi akan terjatuh ke pipinya.

"Tenang Jess.." Perempuan itu mengatur nafasnya agar kembali seperti semula. Layar persegi panjang di depannya menunjukkan bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Ayahnya berstatus delay.

Entah apa yang sedang terjadi di atas sana, Jessica menundukkan kepala. Berdoa agar Ayahnya tak mengalami kejadian serupa yang dialami oleh ibu, kakak, dan adiknya. Rambutnya yang semula dikuncir, kini sudah tergerai. Pakaian casual masih melekat pada tubuhnya dari siang hari tadi hingga sore hari ini.

"Pesawatnya hilang kontak,"

Suara bariton khas laki-laki terdengar begitu dekat jaraknya dari Jessica. Masih dengan posisi yang sama, tetapi sekarang ia fokus mendengarkan percakapan laki-laki itu entah dengan siapa. Mungkin sedang berbicara lewat telepon.

Tak ada lagi suara bariton yang masuk ke indra pendengarannya. Jessica menegakkan tubuhnya. Oh, mungkin lelaki yang kini duduk di sebelahnya yang tadi berbicara lewat telepon. Ia menolehkan kepalanya ke samping, melihat wajah lelaki itu.

Khawatir.

Jessica menghela napasnya dengan berat. Memandang lantai putih dan sepatu ketsnya. Pikirannya kacau. Ia tak tahu harus menghubungi siapa lagi. Layar berwarna biru yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk menampilkan beberapa penerbangan dan salah satunya penerbangan Ayahnya yang masih berstatus delay.

"Mba," Suara itu terdengar lagi, persis di sampingnya.

Ia tersenyum tipis, tahu bahwa Jessica juga sama khawatirnya dengannya, "Ini ponselnya hampir jatuh." ujar lelaki tersebut sembari menunjuk ponsel Jessica yang hampir terlepas dari genggamannya.

"In syaa Allah penerbangannya nggak kenapa-napa, Mba." Kali ini Jessica benar-benar menolehkan kepalanya hingga badannya agak condong ke lelaki tersebut.

Maksudnya apa? Apa dia sedang berusaha untuk menenangkan Jessica?

"Tahu apa kamu?" Lelaki itu terkejut dengan jawaban dari Jessica. Ia mengusap lehernya, sadar bahwa omongannya keluar di saat yang tidak tepat.

"Maksud saya, positive thingking aja. Kalau Mba mikir penerbangannya kenapa-napa, malah makin kepikiran." Ia berusaha menjelaskan dengan baik. Tentunya dengan nada yang lembut.

Keduanya bergeming. Membiarkan suara kendaraan yang berlalu lalang di belakang masuk ke dalam indra pendengarannya. Divo⏤laki-laki berumur 25 tahun yang kini tengah menekuni dunia perkantoran seperti yang dulu dilakukan oleh Ayahnya di masa muda. Ia tertarik untuk masuk ke dalam minimarket yang berada tak jauh dari tempatnya duduk.

Divo membeli dua botol air mineral dan satu bungkus roti berisi selai blueberry. Membayarnya dengan uang elektronik, kemudian kembali ke tempat duduknya. Jessica masih berada di tempat yang sama. Terduduk lemah tak tahu harus berbuat apa. Hanya doa yang bisa ia ucapkan dalam hati. Wajahnya sudah sembab, tak mampu menahan tangisnya lagi.

"Air mineral dan roti isi selai bluberry mungkin bisa membuat perasaan menjadi lebih tenang." Mendengar Divo berbicara seperti itu, ia menolehkan pandangannya. Penasaran.

Benar saja, di tangan kanan Divo sudah ada satu botol air mineral dan roti isi yang masih lengkap dengan kemasan plastiknya. Tadinya Divo ingin membeli donat, tapi terlalu banyak orang yang mengantre di luar toko tersebut. Jadi, ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk membeli roti kemasan di minimarket yang sama.

Divo ikut menoleh dan tersenyum tipis, "Minum dan makan saja ini, saya di sini juga masih menunggu kabar terbaru." Jessica menerimanya dengan malu, tapi sejujurnya ia juga haus dan belum menyentuh makanan semenjak sampai di bandara.

Akhir-akhir ini Jessica meninggalkan makan malamnya. Sibuk mengurusi perpindahannya dari apartement untuk kembali ke rumah. Ia baru saja menyelesaikan masa kuliahnya. Jessica memang sudah merencanakan untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari waktunya. Selain ia ingin membantu perekonomian keluarganya, ia juga ingin merawat ayahnya secara langsung.

Namun, yang ia dapat adalah kabar hilang kontak dari penerbangan yang ditumpangi oleh ayahnya. Entah apa yang Tuhan rencanakan untuk Jessica. Ia hanya ingin ayahnya selamat⏤bahkan seluruh penumpang dan kru di dalam pesawat itu selamat dan bisa bertemu dengan keluarganya kembali.

Gigitan ketiga. Ia mulai merasa kenyang. Meneguk air di botol kemasan plastik berwarna transparan dengan label biru khas air mineral. Ia tahu ini merek air terkenal.

"Terima kasih roti dan airnya," Divo yang tadinya sedang memejamkan kedua matanya dengan segera terbangun dan mengangguk untuk menanggapi Jessica.

"Got it! Sudah ada kabar lagi!"

Para anggota keluarga yang menunggu kabar dari penerbangan yang ditumpangi oleh keluarganya pun sontak berbicara secara bersamaan. Ruang tunggu kedatangan kembali ramai setelah sunyi sebentar. Status penerbangan yang semulanya hilang kontak menjadi arrived.



























































I used Jaehyun as Divo's face claim.

Hai! It's been a long time since I'm not updating Pendekatan anymore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! It's been a long time since I'm not updating Pendekatan anymore.. HAHA A LITTLE BIT CHEESY SOALNYA (geli sendiri baca pendekatan) gatau tuh bakal continue atau discontinue.

Here I am back! Membawakan fanfiction terbaru yang ngga jauh-jauh dari Jaehyun lagi, Jaehyun lagi. Semoga temen-temen suka yaa! Please give me some vote or comments on comment section. Kritik dan saran pun boleh yaa! Just send it via DM or wall.











Blueberry Croissant
by kamaribe, February 2024.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blueberry Croissant | JaehyunWhere stories live. Discover now