N!TW---9: Tetap Jadi Orang Baik

50 24 97
                                    

Brama pun masih dengan posisi yang sama. Namun, dia sedikit kaget dengan tepukan pada pundak kanannya, membuat empunya menoleh.

‘’Nadinia?’’ ucap Brama setelah mengetahui orang tersebut adalah Nadinia.

‘’Terima kasih telah menolong sahabatku, ya,’’ jawab Nadinia.

Mendengar ucapan itu, Brama lalu tersenyum.

‘’Sama-sama. Aku keluar dulu, ya? Jagain Angel,’’ kata Brama.

Permintaan Brama dijawab dengan anggukan oleh Nadinia, lantas setelah Brama benar-benar pergi, Nadinia beralih ke samping brankar Angel. Dia pun mengambil minyak kayu putih yang ada di atas meja, setelah membuka tutupnya, kemudian Nadinia menggerak-gerakannya ke lubang hidung Angel.

Akhirnya, setelah Nadinia berusaha keras, Angel siuman juga. Namun,  dia terlihat kebingungan ketika mendapati dirinya di ruang UKS.

‘’Siapa yang bawa aku ke sini? Mas Rayyan ‘kan?’’ tanya Angel to the point.

Ditanyai seperti itu, Nadinia menggeleng seraya meletakkan minyak kayu putih itu kembali.

‘’Bukan. Tapi Brama. Sudah, istirahatin badanmu dulu Ngel,’’ sanggah Nadinia.

"Oh. Gitu," kata Angel ada rasa takut di dalamnya.

"Nggak usah takut. Brama cowok yang baik, kok," gumam Nadinia. Dia tahu, Angel merasa takut.

Setelah bergumam demikian, Nadinia mengambil buku yang ada di atas meja lalu dia mengipaskannya kepada tubuh Angel. Empunya pun tertawa mendapat perlakuan tersebut.

‘’Tahu saja kalau aku gerah, Ndin,’’ ucap Angel, usai tawanya mereda.

‘’Bukan tahu, Ngel. Melihat perjuanganmu tadi membuat aku merinding,’’ jawab Nadinia, masih dengan posisi yang sama.

Mendengar hal tersebut, Angel tersenyum kecil lalu dia menatap Nadinia. Namun, yang ditatap pun terkejut mendapati bekas merah di pipi kanannya. Sontak hal itu membuat Nadinia menghentikan kegiatannya dan menaruh buku itu ke atas meja kembali lalu tangan kanannya pun menyentuh pipi kanan Angel.

‘’Pipi kamu kenapa?’’ tanya Nadinia, dengan sesekali mengelus pipi Angel lembut.

Mendapati tangan Nadinia di pipi kanannya, Angel mengenggam tangan tersebut dengan memejamkan mata.

‘’Aku nggak apa, Ndin,’’ jawab Angel usai membuka matanya dan memandang wajah Nadinia kembali.

‘’Kamu habis ditampar ‘kan? Aku pernah lihat bekas seperti itu di pipi kanan Brama. Setelah tiga hari pun bekas tersebut masih ada. Salah sendiri bohong sama aku, terus putus deh,’’ cerita Nadinia, ketika masih pacaran dengan Brama.

Cerita Nadinia membuat Angel penasaran.

‘’Bohong perihal?’’ tanya Angel.

‘’Dia pacaran sama sepupuku,’’ jawab Nadinia.

‘’Oh,” kata Angel, lalu dia duduk berayun dibantu Nadinia. Melihat sahabatnya sudah nyaman duduk, Nadinia menatap wajah Angel lekat.

‘’Siapa yang menamparmu, Ngel?’’ tanya Nadinia dengan tegas.

‘’Papa. Kamu mau apa, Ndin? Cuma ingin tahu ‘kan?’’ jawab Angel. Tak terasa, matanya sudah berkaca-kaca.

Mendengar hal tersebut Nadinia terkejut. Dia tak habis pikir Arka melakukan hal itu terhadap Angel.

‘’Kamu salah apa? Kok, ditampar?’’ tanya Nadinia, dengan ekspresi terkejut.

‘’Tak apa, Ndin. Tahu sendiri ‘kan? Aku dan Papa seperti air asin dan air tawar, nggak akan pernah menyatu walau tak ada batas sekalipun,’’ kata Angel seraya mengelap air matanya yang berhasil jatuh membasahi pipi.

Nadinia yang mendengar perkataan tersebut langsung saja dia memeluk Angel erat. Sebab, dia tahu hubungan Arka dan Angel seperti apa. Dipelukannya, Nadinia menasihati Angel dengan lembut.

‘’Tetap jadi orang baik, ya, Ngel, meskipun dikecawakan terus-menerus. Karena menjadi baik bukan tuntutan, melainkan sisi kanannya manusia,’’ kata Nadinia.

Angel yang masih dipeluk oleh Nadinia hanya menghela napas. Dia pun lalu melepas pelukan tersebut.

‘’Terima kasih, Ndin. Aku ke toilet dulu lagi, mau cuci muka lalu ke kelas,’’ ucap Angel.

‘’Aku temani, ya?’’ tawar Nadinia.

‘’Nggak usah, aku bisa sendiri,’’ tolak Angel.

Akhirnya, Nadinia pun mengangguk dan membiarkan Angel pergi sendiri. Di saat Nadinia masih menatap langkah Angel dengan wolkernya dari dalam ruang UKS, tak terasa air bening dari matanya jatuh ke pipi. Sambil mengelapnya dia bergumam sendiri.

‘’Aku masih beruntung punya keluarga yang nggak banyak drama,’’ kata Nadinia.

*****

Selesai dari toilet, Angel melangkah lagi menuju kelasnya melalui depan ruang kelas X IPS 2. Namun, di tengah perjalanan dia dicegat oleh Brama. Tangan kanan Brama pun ingin menyentuh pipi Angel yang basah akibat basuhan air tadi. Namun, mengetahui hal itu Angel segera menghindarkan wajahnya.

‘’Maaf, Ngel,’’ kata Brama menyadari perlakuannya.’’Kenapa basah gitu?’’

‘’Cuci muka, Bram,’’ jawab Angel.

‘’Oh,’’ ucap Brama, lalu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya.

Melihat tingkah Brama, Angel tertegun. Dia sontak terkejut karena tiba-tiba Brama mengelap wajahnya yang basah itu dengan sapu tangan tersebut. Brama dengan lembut melakukan hal itu dan sesekali tersenyum, sedangkan Angel sendiri mematung menatap Brama karena jantungnya mulai berdebar tak menentu.

Mengetahui Angel menatapnya seperti itu, Brama mengerutkan kening heran.

‘’Angel? Kenapa?’’ tanya Brama.

Pertanyaan Brama membuat Angel tersadar.

‘’Nggak apa, Bram,’’ jawab Angel.’’Udah?’’

‘’Belum. Masih mau menatap wajah kamu begini lebih lama,’’ jawab Brama masih dengan aktivitasnya.

Jawaban Brama membuat Angel mati kutu. Tolong, ya Allah. Angel ingin hilang sekarang juga; jantungnya benar-benar semakin berdebar hebat.

*****

Bukan Yang SalahKde žijí příběhy. Začni objevovat