N!TW---10: Bukan Itu

31 8 23
                                    

‘’Nah, kalau sekarang sudah, Ngel,’’ ucap Brama, kemudian menggantungkan sapu tangan bercorak batik kawung  itu di wolker Angel.

Melihat tingkah Brama, Angel heran.

‘’Mengapa digantungin? Itu ‘kan milik kamu?’’ tanya Angel.

‘’Buat kamu, anggap saja ucapan terima kasih karena telah memberi pelajaran berharga tadi pagi dan aku minta maaf juga,’’ jawab Brama.

‘’Minta maaf untuk?’’ tanya Angel bingung.

‘’Aku tadi yang bopong kamu ke UKS, tetapi sudah diizinin Ray, kok,’’ kata Brama sedikit gugup.

‘’Angel berat nggak, Bram?’’ sahut Rayyan tiba-tiba sudah berdiri di samping Angel dengan posisi kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana.

‘’Lumayan, tetapi wajah cantiknya yang bikin nggak berat,’’ ucap Brama.

‘’Terima kasih. Terus kalau wajahku nggak cantik, berat gitu, Bram?’’ tanya Angel, sebenarnya dia tahu. Brama mencoba menggombalinya dengan kata-kata receh.

‘’Bukan itu, Ngel. Maksudnya, kamu itu cantik makanya biasa saja ngangkatnya,’’ sanggah Brama sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Angel, memang cewek yang tidak mudah kebawa perasaan dengan kata-kata.’’Ya sudah. Aku pergi, ya?’’

Setelah berpamitan, Brama berjalan mundur. Namun, saat dia berbalik badan Brama menabrak cowok asing dan tak sengaja mereka pun saling berpandangan.

Sementara itu, Rayyan dan Angel yang masih berdiri di situ terkejut karena yang Brama tabrak adalah Dewa Danu cinta pertamanya Angel. Angel yang menyaksikan adegan tersebut pun, merasa sedih karena hatinya mulai bergejolak.

Rayyan pun mengerti hati adiknya sedang bergejolak. Dia lantas mengelus pundak kanan Angel dengan lembut.

‘’Aku tahu, Ngel. Tujuh tahun itu nggak mudah, tetapi hidup masih berjalan. Buka saja lembaran yang baru, jika sudah tidak ada harapan dan telah selesai,’’ kata Rayyan menoleh ke adiknya sembari tersenyum.

‘’Apakah Mas Ray juga yakin?’’ tanya Angel membalas tatapan Ray.

‘’Keyakinanku hanya satu, Ngel. Kamu berhak bahagia dengan hidupmu,’’ jawab Rayyan lalu melepas tangannya dari pundak Angel.

Perkataan Rayyan membuat Angel beralih menatap Brama dan Danu lagi, Angel pun memandang mereka dengan sendu.

Akhirnya, Brama pun sadar. Dia menjauhkan wajahnya dari Danu lalu Brama langsung teringat; dia pernah melihat foto cowok ini di handphone Angel.

‘’Maaf, nggak sengaja,’’ ucap Brama.

‘’Oh, ya. Nggak apa. Tahu tidak ruang guru di mana?’’ tanya Danu.

‘’Di sana samping kelas X1 IPS2, ada papan namanya kok,’’ jawab Brama.

‘’Terima kasih,’’ kata Danu.

‘’Sama-sama. Aku pergi, ya?’’ balas Brama, lalu pergi.

Danu pun segera berbalik badan untuk menuju ruang guru. Namun, ketika dia menoleh, mata Danu menyipit. Dia melihat cewek berdiri dengan wolker dan di sampingnya ada seorang cowok pula.

‘’Angel,’’ ucap Danu dengan tersenyum setelah dia tahu cewek tersebut adalah Angel.

Akhirnya, Danu menghampiri Angel dan Rayyan. Benar dugaannya selama ini, Angel sekolah di SMA Rimbun Jaya patner olimpiade SMAN Darma Raya.

Mendapati Danu telah berdiri di depannya, Angel tersenyum begitu pula Rayyan.

‘’Ternyata kamu di sini, Ngel. Setelah peristiwa itu kita lost contact,’’ kata Danu dengan wajah yang bahagia.

Bukan Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang