N!TW---28: Datang Ke Sini

37 15 113
                                    

Pagi pun telah tiba. Angel sudah beres bersiap, tinggal memakai sepatunya. Namun, ketika Angel ingin mengikat tali sepatu bagian kanannya tiba-tiba Wanti datang dia berdiri di depan pintu dengan tangan kanan memegang kenopnya. Angel tidak merespons. Dia sibuk saja dengan tali sepatunya. Sang mama yang tidak digubris oleh anaknya pun mendesah.

“Kamu punya cowok semirip papamu. Kenapa nggak bilang Mama?” tanya Wanti dengan kesal. Beliau pun posisinya masih sama.

Perkataan sang mama direspons mengerutkan keningnnya. Dia selesai mengencangkan ikatan kedua tali sepatunya.

“Mirip Papa, siapa?” tanya Angel heran.

“Yang jelas bukan Danu. Tuh! Di ruang tamu. Temui, gih!” perintah Wanti.

“Siapa, Ma? Angel nggak pernah, lho, kenal cowok mirip Papa,” sanggah Angel.

“Mirip. Mama suka. Senyumnya, cara bicaranya. Cowok baik dia. Tadi dia bilang namanya Brama,” jawab Wanti.

Deg!

Mendengar nama Brama, Angel terkejut, kemudian dia langsung saja berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Tingkah Angel pun membuat Wanti tersenyum. Dia berharap cowok bernama Brama tersebut mampu menambah semangat lagi dalam hidupnya Angel karena Wanti tahu, anaknya itu butuh sosok cowok yang dia cintai selain tiga cowok dalam hidupnya yaitu Arka, Hans, dan Rayyan. Soal Danu, itu sudah masa lalu Angel telah menyelesaikannya dengan baik.

Sesampai di ruang tamu, Angel mendapati Brama mengenakan seragam putih abu-abunya duduk di sofa dengan sesekali memandang jam tangan hitamnya. Entah mengapa, gerak-gerik Brama bagi Angel menambah kegantengannya. Setelah puas memandang Brama, Angel pun menghela napas.

“Bram, kok, tahu rumahku?” tanya Angel to the point. Dia masih berdiri dengan wolkernya tak jauh dari sofa yang diduduki Brama.

Suara Angel membuat Brama sedikit terkejut lalu dia memandang Angel dengan tersenyum. Sungguh, Angel adalah cewek yang tidak suka basa-basi. Dia tidak mengucapkan selamat pagi dan sapaan lainnya. Angel langsung saja bertanya. Benar kata Krisna, Angel cewek yang sangat berbeda dari yang lain meskipun Brama sudah kenal banyak cewek di luar sana.

“Dari Krisna. Kamu nggak duduk?” tawar Brama.

Tanpa menjawab tawaran Brama, Angel langsung duduk saja di samping sofa Brama. Mereka saling bersebelahan sekarang.

“Ada apa ke sini, Bram? Masih pukul enam pagi juga,” ucap Angel.

“Awalnya, sih, ingin mengajakmu berangkat bareng ke sekolah. Namun, kamu mau pergi. Ya, sudah, ketemu kamu saja. Boleh ‘kan?” tanya Brama.

“Buat apa? Toh, sering ketemu juga di sekolah,” sanggah Angel.

Sanggahan Angel membuat Brama tersenyum lalu mengambil setangkai mawar putih dari dalam tasnya. Mawar itu masih segar, bahkan embunnya saja masih ada.

“Kalau mau kasih ini. Bagaimana? Kamu suka mawar putih ‘kan?” ucap Brama memberikan bunga itu kepada Angel meski dia belum menerimanya.

“Kamu tahu dari mana aku suka?” tanya Angel masih dengan posisi yang sama.

“Rayyan. Dia sering memberi kamu ini saat pulang sekolah,” jawab Brama.

“Kamu memperhatikan aku diam-diam?” tanya Angel, akhirnya dia menerima mawar itu. “Terima kasih.”

“Iya. Bahkan aku ingin mengenalmu. Boleh?” tanya Brama.

Sebelum Angel menjawab, tiba-tiba Flaya datang. Dia langsung saja memeluk Brama dengan erat. Mendapat pelukan dadakan dari anak kecil seumuran Flaya, Brama tertawa.

Bukan Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang