[ PROLOG ] - Kala itu..

306 71 173
                                    

"DASAR ANAK TAK TAHU DI UNTUNG!!"

"BUAT MALU SAJA!"

Teriakan demi teriakan itu kembali terngiang di kepalanya membuat seorang pemuda yang sedang duduk di halte bus harus menutup mata serta menutup telinganya sekuat mungkin.

"ANAK BODOH!"

"TULI!"

"PEMBUNUH!"

"TAHU NYA NYUSAHIN SAJA!"

Hingga tak sadar hujan mulai turun dengan derasnya membasahi bumi pada hari ini membuat pemuda itu terjebak di halte bus. Pemuda tersebut langsung melepaskan alat bantu dengarnya.

JEDERR!!

Petir menyambar dengan kuatnya tapi tak mampu untuk sekedar mengagetkan pemuda itu karena ia melepas alat bantunya jadi ia tak bisa mendengar apa-apa.

Pemuda tersebut mengacak-acak rambutnya frustasi sambil menitikkan air matanya dengan secarik kertas yang ia pegang.

"ARGHH!!"

"Aku harus apa?"

"AKU LELAH!!"

"AKU SUDAH TIDAK KUAT LAGI MA!"

"MEREKA SEMUA MEMBENCIKU!"

"TIDAK ADA YANG MEMPERHATIKANKU!"

"JUJUR AKU IRI DENGAN ABANG MA!"

"Hikss.."

"Mama..."

"Kumohon.."

"Ini sangat sakit ma.."

"Jemput Evan.."

•••••

"Nak, Papa mohon kamu bertahan ya?"

Brankar rumah sakit terus didorong oleh perawat dengan 2 orang di depan dan 2 orang di belakang menuju ruang IGD tak lupa pula dengan 2 orang di samping kanan dan 1 orang di samping kiri brankar.

"Jangan tinggalin Papa."

"Evan adik Abang, tolong bertahan sedikit lagi ya? Kamu adik yang kuat kan? Tolong, hidup lebih lama lagi.."

Perkataan demi perkataan sudah banyak yang dilontarkan oleh Papa dan Abang dari pasien yang sedang berbaring di atas brankar dengan kepala serta hidung yang mengeluarkan banyak darah.

"Maafin Papa nak.."

"Abang menyesal Van, jangan hukum Abang seperti ini.."

"Abang janji, tidak akan membuat kamu merasakan sakit lagi.."

___________________________________


Gabisa gabisa gabisaa!!😭🙏🏻

Nyoba doang kok😁

Yaudah, see you di chapter berikutnya.

Selamat menikmati- eh mangsudnya selamat membaca yeurobounn 🙌🏻🧡

Dear Hujan [on going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora