☆ 𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 𝐖𝐀𝐘 ☆

20 2 0
                                    

Non-Canon. Cerita ini adalah cerita lama, long long time ago..

-------


“Lilith apa kau percaya dengan rumor lorong itu?” Tanya James dengan nada serius. “Entahlah, menurutmu?” Tanya Lilith balik dengan wajah enggan

“Yo aku sudah membaca beberapa artikel mengatakan lorong ini berhantu”

“Kau mudah sekali percaya” 

“ya.. mungkin kita bisa menjadikannya tempat berburu hantu?” 

“Maksudmu konten kan?” Ucap Nathan mengoreksi ucapan James 

Perbincangan mereka penuh tanda tanya. 

Kaki mereka berpijak pada jalan aspal kusam dan kumuh tepat didepan lorong gelap dan busuk, anehnya, lorong ini berbau mayat dan darah, membuat siapapun yang menghirup bau itu bergidik ngeri hingga bulu kudung berdiri.

Hawa suram tidak mengenakkan tercium di udara. Lilith, James, dan Nathan merinding, ketiga remaja SMA itu mengumpulkan semua keberanian mereka untuk memasuki lorong itu. 

Lilith duluan, gadis SMA yang sangat tau dan kental dengan hal hal berbau gaib itu melangkah masuk kelorong itu, diikuti kedua temannya. 

Angin melewati rambut dan leher mereka, membuat permukaan kulit mereka terasa dingin mengharap kehangatan. 

Sebisa mungkin mereka tak menginjak genangan kotor dan sampah yang sudah lunak di lorong itu. 

Sepi, ya, seolah olah tak berpenghuni. Mereka terus berjalan

Berbagai coretan kapur dan grafiti yang sudah pudar terlihat pada dinding dinding lorong. Namun yang paling membuat mereka takut adalah sisa bercak darah menghiasi dinding lorong.

Bau daging busuk dan darah amis semakin kuat tercium di udara.

“Lith” 

“Hn? Jangan panggil aku tanpa alasan yang jelas, oke?”

“Ya aku tau tapi itu..”

“Apa?”

Menoleh ke sumber, ketiganya terpekik dan bergidik ngeri. Bagaimana tidak? 

Sebuah kepala digenangan darah.

Ya, kalian tak salah baca, sebuah kepala. Kepala digenangan darah.

Kepala itu dipenuhi lalat dan berbagai jenis ulat, tak ada mata, sudah habis digerogoti ulat. Separuh tengkorak dalam kepala itu bahkan sudah terlihat. Kedua rongga mata, hidung, dan mulut ternganga itu dipenuhi ulat dan lalat.

Tak sanggup dengan pemandangan, Ketiganya berbalik, rasa jijik menjalar ke seluruh tubuh mereka. Rasa ingin mengeluarkan isi perut mendorong area leher mereka. 

Meneruskan perjalanan hingga sampai diujung lorong. Dimana ada pagar besi karatan yang tengahnya dipaksa berbentuk seperti huruf G dan L terbalik. 

Didalamnya terlihat sebuah rumah kecil kumuh dan kotor.

Dikedua ujung tembok, terdapat coretan dan graffiti. Namun yang menarik perhatian mereka adalah simbol G dan L yang dilukis oleh darah yang sudah mengering. 

Dibawah ada tulang belulang yang sudah membusuk dipenuhi ulat.

“Lith, sebaiknya kita pergi dari sini” ucap Nathan bergidik ketakutan “b-baiklah..” 

“Late”

Mereka berbalik ke sumber suara. Rupa orang itu tak perlu dijelaskan, kalian bayangkan sendiri. 

Panik dan ketakutan, Lilith, James, dan Nathan segera berlari.

James terjatuh dan diinjak pada bagian punggungnya, membuatnya tetap terbaring

“LILITH! NATHAN! TOLONG!”

Lilith dan Nathan berhenti hendak menolong, namun, nyali mereka ciut melihat muncul lagi dua sosok dibelakang mereka.

“Persetan dengan James! Lari!” Pekik Lilith, Nathan dan Lilith berlari meninggalkan teman mereka. Ya, pengkhianat. 

Namun baru dua langkah, 2 buah pisau tertancap pada punggung Nathan, Nathan jatuh kedepan dengan memuntahkan darah. 

Dengan satu tebasan, kepala Nathan menggelinding menyentuh kaki Lilith.

Lilith berteriak histeris hingga terjatuh sebelum membalik badannya dan berlari. Lambat. Kapak melayang membelah dua lutut Lilith. 

Kaki Lilith mati rasa, kepalanya pusing kunang kunang, dan rasa perih menyeluruh dengan bagian bawah sendi lututnya. 

Setengah sadar, Lilith pun sebisa mungkin menggeser tubuhnya dengan tangannya. Namun Pisau kecil menancap tangan kanannya ketanah.

Terpekik kesakitan, Lilith mengeluarkan banyak darah. 

Perutnya pun ditusuk dengan pisau kecil lainnya. Sosok itu menginjak punggungnya memperdalam pisau diperutnya.

Lilith memuntahkan banyak darah dari mulutnya.

“Kerja bagus.”

Suara dingin itu seolah olah memberitahu Lilith bahwa ajalnya sudah dekat. 

“Hey, coba saja kau tadi menolong teman mu. Kau tak akan berakhir seperti ini kau tau.. sekarang kalian bertiga akan mati bersama.. persahabatan selamanya” 

Lilith terbelalak, rasa penyesalan terbekas dihatinya. 

Dia tak sanggup menoleh untuk melihat sosok itu, dia hanya sanggup melihat kedepan, lurus ke tanah, hanya melihat beberapa helai rambut hitam menjuntai didepannya. 

“Don’t you dare to enter this area.. unless..”

——————

“Pemirsa, ditemukannya 3 mayat remaja    di dalam tong sampah kediaman Brown. Tersangka yakni Louise Brown dan keluarganya—“

“Seriously? Kau meletakkan mayat mereka ditong sampah orang lain?”

“Benar, jadi kami berpikir, kenapa bukan dia saja dijadikan tersangka?”

“Hmm.. kalian pintar juga”

“Terima kasih.”



----

"Kenapa republish?"

Kenang-kenangan, aku baru ingat cerita ini pernah ada, jangan sampai hilang jadi ku publish lagi.

[ • 𝐆𝐋 : 𝐀𝐋𝐋𝐄𝐘 𝐖𝐀𝐘 • ] √ Where stories live. Discover now