00 |

292 20 17
                                    

Note : nama tokoh, alur dan latar belakang hanya fiksi belaka.



"Minggu depan kita bakal libur semester, gimana kalo kita liburan bareng?" Celutuk seorang lelaki berkulit sawo matang yang tengah meneguk air soda. —Heksa namanya.

Di sebuah ruangan bernuansa putih, yang tidak luas juga tidak sempit, diisi oleh beberapa perabotan seperti sofa, meja, rak rak buku, dan karpet berbulu tentu nya. Terlihat, ada tujuh remaja yang tengah berkumpul dengan berbagai kegiatan dan kesibukan masing-masing.

"Kemana?" Sahut perempuan yang memiliki rambut pendek yang tengah bermain ludo king bersama kekasih nya. —Wina namanya.

"Asal lo yang modal, ayo ayo aja" Timpal lelaki yang tengah memainkan ponsel nya —Johan namanya.

"Kan ada Jefri" Heksa menatap jefri dengan menaik turunkan kedua alisnya yang di sambut dengusan oleh Johan, sedangkan Jefri sendiri hanya membalas dengan tatapan sengit nya.

Memang, di antara mereka semua, hanya Jefri lah yang paling kaya alias banyak duit.

"Gue ayo ayo aja, udah lama kita ga pernah liburan bareng lagi" Ujar perempuan berambut gelombang yang memiliki wajah imut yang tengah asik memakan permen pentolnya. —Jina namanya.

"Udah lama apaan? Emang kita pernah liburan bareng?" Cibir Johan dengan tatapan julidnya

Jina membalas Johan dengan tatapan sengit lalu bibirnya ikut mencibir ucapan Johan.

"Ayo, gue setuju. Biar kita ada kenang kenangan lebih, lagian bentar lagi kita bakal lulus" Ucap perempuan yang tengah membaca buku novel kesukaan nya. —Karin namanya.

"Nah kan! Kalo kita udah lulus ga tau juga kita masih bisa kumpul kumpul gini apa engga, kan?" Ucapan Heksa membuat mereka terlihat menimang nimang.

"Kemana?" Wina kembali mengeluarkan kata kata dan pertanyaan yang sama.

Sontak semuanya terlihat berfikir, kira kira enaknya mereka liburan kemana?

Saat masih asik berfikir, tiba tiba gebrakan keras terdengar mengejutkan mereka. Lantas ke enam remaja itu langsung menatap sang pelaku -Jefri.

"Bangsat!" Umpat Heksa yang merasakan tenggorokan nya panas karna tersedak air bersoda itu. Bukan alkohol kok, cuma air sprite.

Handphone milik Wina juga jatuh saking terkejut nya "Minimal ga usah ngagetin! HP cewe gue jadi jatoh ini!" Sewot lelaki yang sedari tadi asik bermain game bersama kekasihnya, Wina. —Naje namanya.

Jina dan Karin menatap Jefri sengit, sedangkan Johan sudah menunjukkan ekspresi julidnya. Jefri sendiri hanya menunjukkan senyuman lebarnya tanpa raut rasa bersalah.

"Hehehe"

"Gimana kalo kita liburan ke desa gue aja? Berhubung udah enam tahun gue ga kesana, jadi itung itung sekalian liburan gue juga bisa berkunjung ke kakek gue." Usul Jefri sambil menyenderkan punggung nya kembali pada senderan sofa.

"Terus kita mau nginep dimana?" Tanya Jina sedikit heran, yang namanya desa kan pasti rumah rumah ga ada yang besar. Kalo pun ada, emang muat buat ngangkut tujuh human ini?

"Tenang, kakek gue disana punya satu villa ga di pake. Kita bisa nginep disana selama dua Minggu alias selama kita liburan disana, dan gua jamin kalian bakal betah karna pemandangan di sana adem."

Heksa meletakan botol sprite nya lalu menatap Jefri. "Villa nya gede ga?"

Jefri mengangguk sekilas. "Gede kok, dua lantai. Ada lima kamar, ya ga gede gede banget sih ruangannya" Sahut Jefri

Villa Where stories live. Discover now