I

3 0 0
                                    

"Gue putus Ka," kata yang diucap Zia secara tiba-tiba ketika telfon baru saja diangkat oleh Raka.

"Paling juga ntar balikan lu," jawab Raka meledek.

"Kali ini kayanya engga deh, tapi rasanya gue hampir gila, gak ada semangat hidup lagi Ka,"

Raka yang mendengar suara Zia yang tidak biasa, mulai merasakan bahwa kali ini, Zia benar-benar sudah berakhir dari hubungan 8 tahunnya.

"Kenapa sampe putus asa begitu sih lu, kaya bukan lu aja,"

"Gue ngerasa gue udah gak pantes buat siapa-siapa lagi Ka, gue gak tau harus gimana, gue.." Sambil terbata, Zia berusaha mengungkapkan perasaannya.

"Apa sih yang bikin lu begini?"

"Gue udah kasih segalanya Ka, segalanya.."

Raka termenung. Ia takut untuk memastikan apa arti "segalanya" yang dimaksud oleh sahabatnya. Ia tak tau apakah ia siap mendengarkan pengakuan dari sahabat yang tidak pernah ia kira akan memberikan segalanya kepada pacarnya, termasuk mahkotanya.

"Gue gak paham maksud lo apa,"

"Gue udah pernah kasih dia hubungan yang lebih dari hubungan yang sewajarnya Ka,"

Deg..

Sebenarnya ia tak terlalu terkejut, apa yang sapat diharapkan dari hubungan 2 orang yang berjalan hingga 8 tahun. Namun ia cukup terkejut bahwa Anazia sampai memberikan segalanya kepada pria yang sudah ia tahu bahwa pria tersebut tidak terlalu baik.

"Terus kenapa?" Raka berusaha menetralkan nada yang ia gunakan agar Zia tidak merasa terhakimi.

"Emang lu cuma punya itu? Lu gak punya kelebihan yang lain? Emang mantan lu aja yang brengs*k Zia. Ya, walaupun gue juga brengs*k.."

Zia terkekeh mendengar pengakuan sahabatnya yang mengakui bahwa dia juga pria brengs*k. Ia pun mengetahui segala jenis kelakukan Raka. Mulai dari sering minum dan perokok yang sangat aktif yang sangat mengganggu Zia. Namun apa daya, ia hanya sahabat yang hanya bisa memberi tahu sahabatnya sewajarnya.

"Gue bukan mau membenarkan apa yang lu lakuin sama mantan lu, tapi gue pun bukan cowo yang baik-baik sampe segitu baiknya, lu juga tau kebiasaan gue kaya apa, dan kalo lu mau tau, gue sama cewe gue pun udah pernah juga,"

"Hah?"

Meskipun Zia tahu kebiasaan-kebiasaan buruk Raka, namun pengakuannya yang satu ini cukup membuat Zia tercengang. Meskipun Raka memang tidak dapat dikategorikan sebagai laki-laki yang baik, namun perkara hubungan seksual tak pernah terfikirkan akan dilakukan oleh Raka.

"Kenapa? Lu gak percaya?" Raka tertawa kecil mendapati Zia yang sepertinya benar-benar terkejut diseberang sana.

"Iya, kenapa bisa? Kok lu bisa begituan?"

"Gue cowo Zia, dan gue ada di situasi dimana gue sama cewe gue cuma berdua disuatu ruangan tertutup. Dan cewe gue malah udah lebih duluan pernah sebelum sama gue, jadi ya gitu, dianya yang mancing, jadi gue mau lah, yakali gue gak mau,"

Zia benar-benar terhibur dengan apa yang diucapkan Raka, "Haha, emang bener kata orang, mana ada kucing yang dikasih ikan kaga mau,"

"Nah itu lu tau, tapi intinya, ada gue sebagai contoh. Gue tau pacar gue udah pernah sama mantannya tapi gue tetep mau sama dia, ya simple aja karena gue sayang,"

"Tapi kan lu ewe juga anjir, sayang pala lu peyang haha,"

"Nah kalo itu, kan dia dulu yang nyodorin gue juga gak bisa nolak," sahut Raka.

Sebenarnya, Zia menganggap Raka hanya berbohong karena ingin menghibur Zia dan membuat ia tak minder. Dari segala keburukan Raka, ini yang menurut Zia paling baik, Raka adalah pendengar yang baik. Walaupun terkadang kepada semua perempuan ia juga menjadi pendengar yang baik, sampai-sampai perempuan lain selain pacarnya juga jadi nyaman dengan Raka.

"Gimana? Masih putus asa banget lu? Masih banyak cowo diluaran sana yang mau sama lu Zia, gak usah mikir yang aneh-aneh deh lu, kalo butuh apa-apa juga ada gue,"

"Iya iya ah bawel banget si, urusin sana cewe lu si Anggi, makasih udah mau dengerin curhatan gue,"

"Hmm... Gue sama Anggi juga lagi gak baik-baik aja, sih.."

"Kenapa lagi, kurang-kurangin makanya main cewe anjir, lu tuh nyakitin perasaan cewe lu," Zia menjawab dengan nada kesal.

"Kaga tau lah, besok-besok aja kalo ketemu gue ceritain, sekarang lu dulu, udah tenang belom?"

"Udah, lumayan terhibur sama cerita lo, tapi jangan suruh gue cepet-cepet move on, gue mau galau dulu," Zia menyahuti Raka sambil tertawa.

"Yang penting lu punya semangat hidup dulu, mau lu galau atau apa yang penting hidup, gak bisa gue kalo sampe lu kenapa-kenapa," Batin Raka yang mulai tenang mendengar tawa kecil sahabatnya.

"Gue mau tidur ah, makasih ya semua cerita lo sedikit memberi gue semangat walaupun didada gue rasanya masih sesek banget Ka,"

"Yaudah sono tidur, galau boleh tapi jangan mikir aneh-aneh lu, harus tetep hidup, masih ada gue,"

"Hmmm, iye, yaudah bye.."

Zia menutup telfonnya lalu merebahkan dirinya dan menatap langit-langit kamarnya. Bahkan kamarnya pun menjadi traumanya karena ia pernah melakukan hal itu disini. Ia berusaha untuk tidur namun tak bisa. Zia akui, mantannya adalah first sexnya. Dan Zia menyukai ketika ia merasakan sensasi benda tumpul yang masuk ke liang senggamanya. Ia membuka handphone dan membuka file tersembunyi yang terdapat video yang ia rekam diam-diam saat sang mantan menyetubuhinya. Zia berakhir dengan memuaskan dirinya sendiri sambil menonton video bokep yang ada di handphonenya. Setelah ia mendapat pelepasannya, ia kembali menangis. Ia sangat merasa, bahwa hal itu tak akan pernah ia lakukan lagi dengan sang mantan. Lalu tertidur dalam tangisnya.

****

Setelah perpisahannya dengan mantannya Nizam, Zia bersusah payah untuk memulai kembali hidupnya. Yang ia kira sulit, ternyata semudah itu untuk beradaptasi dengan kondisinya yang selama 8 tahun terakhir menghabiskan waktunya untuk menunggu kabar seseorang, dan sekarang justru ia lebih tenang karena ia tak menunggu kabar siapapun lagi dan lebih menyenangkan ketika ia tahu 1-2 tahun kebelakang, hubungannya dengan Nizam sudah tak sehat dan hanya sekedar berkabar serta memenuhi kebutuhan sex mereka. Hingga akhirnya setelah berpisah, Zia tak merasa ia sangat berdesedih karena ia sudah move on sebelum mereka berpisah. Tak memungkiri terkadang ia mengingat kenangan bersama, namun perlahan Zia mulai sadar bahwa ia terlalu berharga untuk Nizam yang tak pernah serius tentang masa depan mereka.

'Gimana? Masih sedih?'

1 pesan masuk ke handphone Zia. Tak lain tak bukan ia adalah Raka. Raka pun hanya beberapa kali menanyai kabar Zia, Zia pun menyadari kalau Raka memiliki hati yang ia jaga. Hubungan Raka dengan kekasihnya pun sempat berada diujung tanduk, namun mereka masih bertahan hingga 3 tahun. Itu cukup melegakan bagi Zia, apalagi dengan tabiat Raka yang seperti itu, seorang perempuan bertahan dengan Raka saja sudah syukur.

'Hm.. Udah deket sama cowo baru sih, tapi sayang LDR bos,'

Zia memang mulai berusaha membuka hati untuk laki-laki lain. Hingga akhirnya seorang pria dari dating app mulai mencoba mengetuk hati Zia. Dan sekarang intensitas kedekatan mereka juga semakin maju. Meskipun Zia tau, ia belum sembuh dari traumanya.

TBC.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Bestfriend My FWBWhere stories live. Discover now