prolog

120 15 3
                                    


Di tahun 2011

Brukk

"Huwee bang Nantaaa!"

Yang dipanggil berhenti dan menoleh, buru-buru ia menghampiri adiknya yang sudah tersungkur di jalan. Anak itu menangis, lututnya memerah meski tidak berdarah. Diusapnya kepala adiknya berusaha menenangkan

"Maafin abang, Kaka abang gendong aja mau ga?"

Adiknya mengangguk, ia lantas bangkit dari posisinya dan mengusap air matanya. Si kakak-Sananta berjongkok di depan Kaka yang langsung menaiki punggungnya. Setelahnya mereka berjalan sambil tertawa dengan Kaka yang sudah lupa dengan kejadian dirinya jatuh tadi.

✸✸✸

Di tahun 2013

Ketika orang lain memilih berdiam diri di dalam rumah, Sananta dan Kaka yang merupakan sepasang kakak beradik justru bermain di bawah guyuran hujan. Canda dan tawa menandai betapa bahagianya mereka berdua sore itu. Keduanya berebut benda bundar yang biasa disebut bola, meskipun hanya berdua, permainan sepakbola tetap menyenangkan bagi mereka.

Apakah mereka tidak dimarahi orang tua? Tentu saja tidak. Bahkan ketika mereka selesai bermain hujan-hujanan seperti itu, ibu mereka langsung menyuruh untuk mandi dan membuatkan mereka susu untuk menghangatkan tubuh.

Sungguh memori masa kecil yang menyenangkan.

✸✸✸

Di tahun 2014

"WOI! KALIAN APAIN ADEKKU?" teriak Sananta sambil merangkul Kaka yang masih tertunduk menangis.

Di depannya terdapat beberapa anak laki-laki yang lebih tua dari adiknya namun lebih muda darinya. Beberapa dari mereka nampak takut melihat Sananta, namun berbeda dengan satu anak diantara mereka, anak itu justru memberikan tatapan menantang pada Sananta.

"Gak diapa-apain, cuma kita kasih siram seragamnya aja kok, iya kan?" kata anak itu memandang temannya, dan temannya mengangguk.

"Dianya aja yang cengeng, pengadu juga!" lanjutnya dengan ekspresi wajah mengejek

Melihat anak itu membuat Sananta geram, ia melepaskan rangkulannya pada adiknya dan langsung berjalan mendekati rombongan itu. Melihat salah satu dari mereka membawa sebotol air, Sananta langsung merebutnya dan menyiramkan air tersebut ke tubuh anak yang tadi berbicara. Teman-teman anak itu terkejut, Kaka juga sama terkejutnya melihat apa yang dilakukan kakaknya.

"Gimana? Enak disiram?" tanya Sananta, namun tak ada jawaban dari anak itu. "Kalau kalian ngapa-ngapain Kaka lagi, bukan cuma siraman yang kalian dapat. Hadapin aku dulu." lanjutnya

Setelahnya Sananta pergi meninggalkan mereka, merangkul Kaka kembali dan kembali ke rumah. Dia juga mengelus rambut adiknya untuk menenangkan.

"Udah, mereka gak bakal apa-apain kamu lagi. Nanti ngomong ke mama ya? Biar dilaporin guru"

"Gak ah, takut" cicit Kaka

"Kenapa takut? Biar mereka kapok! Besok lagi kalo diapain-apain tuh lawan, jangan nangis!" tutur Sananta menasihati

Kaka mengangguk lalu tersenyum membuat Sananta juga tersenyum, setelahnya mereka pulang dengan diiringi obrolan ringan dan diselingi candaan.

✸✸✸

Di tahun 2019

Jam 10 malam seharusnya sudah masuk jam tidur, namun kali ini Kaka masih terjaga di ruang tamu menunggu seseorang, kakaknya. Ayah dan ibunya sedang pergi ke luar kota karena pekerjaan, jadilah Kaka hanya seorang diri menunggu kakaknya yang entah kemana.

"Bang Nanta kemana sih? Kok gak bilang dulu kalo mau pergi sampe malem" gerutu Kaka sambil sesekali melihat ke arah pintu berharap tiba-tiba pintu itu terbuka dan menampakkan wujud kakaknya.

Sekitar sepuluh menit kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Benar saja, Sananta sudah pulang. Kaka lantas berdiri dan menghampirinya.

"Bang! Kok sampe malem? Biasanya-"

Belum selesai Kaka berbicara, Sananta sudah melengos pergi melewati Kaka dan tak memperdulikan keberadaan adiknya yang sedari tadi menunggunya. Sananta berjalan ke kamarnya dan langsung mengunci pintu meninggalkan Kaka yang hanya memandangnya bingung.

Malam itu, merupakan awal dimulainya hubungan Sananta dan Kaka menjadi renggang. Entah apa sebabnya, yang jelas semakin hari mereka semakin asing.


✸✸✸

oke book baru😁👍🏻
kalo yang ini bakal lebih slowww karena aku mau namatin one of us dulu hehehe😌
hope you guys like it💖

-apiw

we're brothers, right? (sananta & kaka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang