PANGERAN ATLANTIK (Open PO)

Part 15;Found out

15.Found out

[Rajendranjing]

Send foto

Bro?

"Sial!" Meremas ponselnya, Atlantik tak bisa menahan umpatannya begitu membaca chat dari Rajendra yang mengiriminya sebuah gambar kebersamaan Elara dengan seorang laki-laki yang Atlantik sendiri tak kenal.

"Liat aja lu, Ra. Beraninya jalan sama cowok lain tanpa seizin gue? Sepertinya tuh cewek gak kapok dengan kehamilannya."

Dengan resah, Atlantik mengutak-atik keyboard benda pipi ditangannya, mengirimi Elara pesan WhatsApp.

[Pembantu lusuh🐷]

Posisi?

Sambil memainkan lidahnya dalam mulut, mondar-mandir Atlantik menunggu. Ia sudah menyiapkan sanksi yang tepat untuk gadis nakal itu.

Tiga menit berlalu. Elara belum membalas, hanya centang dua. "Kemana tuh cewek kagak buka chat dari gue?" Gumamnya tak sabaran. Tak kunjung mendapat respon, Atlantik kemudian kembali mengetikan deretan pesan susulan.

[Iblis galak👿]
Send foto

[Iblis galak👿]
Udah mulai nakal, hm?

[Iblis galak👿]
Siapa bajingan itu?

Masih cheklist dua tanpa dibaca. Hal itu membuat Atlantik semakin murka.

[Iblis galak👿]
DAMN!
Gw g suka chat gw diabaikan.

[Iblis galak👿]
Aktif tapi g dibales? Mau sekalian gue patahin tuh jari? Sialan!

[Iblis galak👿]
Keasikan main bareng bajingan lain, hm? sampe mengabaikan chat gue.

[Iblis galak👿]
GO HOME NOW!

Akhirnya cheklist tersebut berubah menjadi biru. Kalau tidak, Atlantik benar-benar akan membanting ponselnya saking emosinya.

[Pembantu lusuh🐷]
Maaf, Ara baru buka WA.
Ara lagi bareng temen satu fakultas yang sama dengan Ara, kami lagi ngerjain skripsi bareng.

[Iblis galak👿]
G ada izin selagi spesiesnya cowok.

[Pembantu lusuh🐷]
Sepuluh menit lagi Ara pulang.

[Iblis galak👿]
G ngerti bhs manusia?
Pulang! 'SEKARANG!'

[Pembantu lusuh🐷]
Diperjalanan juga memerlukan waktu, Ara gak bisa teleport, Atla..

[Iblis galak👿]
So? Gue peduli gitu? Mau terbang atau kayang sekalipun gue gak peduli. Atau--
Lo mau baby di perut lo jadi double?

[Pembantu lusuh🐷]
I-iya! Ara pulang sekarang!

Atlantik menyunggingkan smirk penuh makna. Ternyata ancaman itu, sengaruh itu pada Elara.