Wolf Moon

60 8 0
                                    

Bulan purnama yang cerah menyinari jalanan setapak yang gelap. Suara becek setelah hujan dari langkah kaki lemah seorang pemuda bertubuh mungil dengan tatapannya yang terlihat kosong, menatap hutan gelap sembari menitihkan air mata

Tiba-tiba rintik hujan mulai turun kembali, membasahi hutan sekaligus dirinya yang menangisi kepergiannya. Ia yang merasa ada orang yang mengikutinya pun tidak dihiraukannya, ia hanya bersyukur karena ada orang lain yang mengawasinya. Ia juga bersyukur, akibat hujan ini, air matanya jadi tersamarkan

"Jangan mengikuti aku lagi, aku akan kembali ke sana, dan jangan menghukum dirimu lagi..."

Ucapnya dengan lirih pada sosok yang sudah mengikutinya sejak ia pergi dari perbatasan. Air matanya mengalir lebih deras lagi bahkan suaranya sudah terdengar sangat menyayat hati, membuat yang lain merasa sedih sekaligus bersalah mendengarnya

"Setidaknya aku bisa menemanimu sampai di sini..."

Langkah kaki pemuda mungil itu tiba-tiba terhenti kemudian ia menoleh kebelakang dan melihat oknum lain sudah terbaring tak bernyawa di sana. Ia menyeret kakinya yang sudah lemas dengan paksa untuk mendekati laki-laki yang ia cintai

"Youngjo... Youngjo... Kim Youngjo! Pangeran! Pangeran ku!"

Suara tangisannya malah makin tersedu-sedu, ia menangis meratap sembari memeluk kepala orang yang ia cintai, memintanya untuk membuka matanya, memintanya untuk memeluknya sekali lagi. Ia menciumi matanya dengan harapan dia akan membuka matanya dan membalas ciumannya

Tapi semua itu, nihil...
Kim Youngjo... Orang yang dia cintai... Pangeran bangsa vampire tiga ratus tahun yang lalu...
Dia sudah meninggal...

"Tidak! Elder! Elder! Tolong selamatkan dia Elder!"

Di tengah lebatnya hujan, wajahnya berderai air mata sambil menatap sosok yang sedang berdiri di atas salah satu ranting pohon. Sosok yang dengan jubahnya yang berkibar di tengah hujan deras dan angin kencang, yang menatapnya dengan tatapan sedih

Sang Elder melompat turun dari atas dan mendekatinya kemudian sang Elder berkata, "Maaf, aku tidak bisa melakukan apapun. Dia yang meracuni dirinya sendiri, bahkan keluargaku tidak ada yang bisa menyelamatkannya meski kami ingin..."

Hwanwoong menggeleng tak percaya, "Tidak mungkin! Tidak mungkin! Kenapa dia melakukan itu? Kenapa? Kenapa Elder? Kenapa?!" Tangisannya semakin menjadi-jadi, ia semakin meraung sembari memeluk tubuh tak bernyawa kekasihnya

Sang Elder menghela napas sembari menutup matanya, membiarkan air mata turun bersama dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Ia juga tidak mengerti kenapa Youngjo melakukan hal itu. Dia bukanlah tahanan seperti Jeno. Malah, selama seratus lima puluh tahun, Youngjo hidup dengan damai di dunia mereka

"Boleh aku bertanya?" San dengan suaranya yang juga sedikit gemetar pun angkat bicara dan ia melanjutkan setelah Hwanwoong mengangguk, "Bagaimana bisa kau berada di sana? Bahkan seluruh temanmu bahkan Youngjo sekalipun tidak mengetahui apa alasanmu.."

"Aku.... Aku...."

Sebenarnya San sudah bisa menebak alasannya, tapi ia tidak akan berbicara sedikitpun kecuali Hwanwoong sendiri yang mengatakannya

Keduanya sama-sama tidak berbicara lagi. Hanya suara hujan dan guntur yang terdengar. Tubuh Youngjo pun terasa semakin dingin lagi dan hampir menjadi kaku. San yang melihatnya pun langsung dengan sigap mengambil Youngjo dari pelukan Hwanwoong dan membawanya berlari diikuti oleh Hwanwoong yang terkejut dan memanggil namanya berulang kali

"Itu Elder!"

San melihat Junseok bersama seluruh keluarganya sedang berkumpul di luar rumah menunggunya. Bahkan masih ada Keonhee, Seoho, Geonhak, dan Xion di sana. Mereka sama terkejutnya dengan yang lain saat melihat siapa yang ada dalam gendongan San

𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]Where stories live. Discover now