Bab Tiga Puluh Sembilan

354 9 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu semuanya. Jangan bosan ya sama cerita nya. Happy reading guys!!!!!!

Setelah ijab qobul, mereka semua di kaget kan dengan Kirana yang tiba tiba menutup mata nya. Gus Kilam pun langsung memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Kirana.

Saat dokter datang, Kirana langsung diperiksa oleh dokternya. Semuanya sudah menangis terutama Sayyidah bahkan matanya sekarang sudah bengkak karena sedari tadi ia terus menangis. Tak lama kemudian dokter yang memeriksa Kirana menghembuskan nafas dan berbalik ke arah yang lain.

" Maaf, pasien tidak bisa di selamatkan karena kanker nya yang sudah menyebar dan sudah stadium akhir," Ucap sang dokter.

Sayyidah langsung lemes mendengar itu, ia bahkan hampir jatuh kalau saja Gus Kilam tidak menahan tubuh nya bukan hanya Sayyidah tapi satu ruangan ini sudah dipenuhi dengan tangisan terutama tangisan dari ibu nya Kirana yang begitu histeris.

Kirana dimakamkan hari itu juga, Sayyidah ikut ke pemakaman tapi tidak dengan Zahra karena ia pulang ke pesantren untuk menjaga Alvaro, Zriel, dan Haura.

Area pemakaman cukup ramai karena beberapa kerabat Kirana datang, mereka tidak menyangka kalau Kirana akan pergi secepat itu. Kedua orang tua Kirana juga mengikhlaskan kalau Haura akan dirawat oleh Sayyidah dan Gus Kilam.

Sayyidah sekarang sedang berada di dekat makam Kirana, ia mengelus nisan yang bertuliskan nama Kirana. Sayyidah masih belum bisa menyangkal kalau Kirana sudah tidak ada lagi.

"Kirana... Aku janji bakalan menyanyangi Haura seperti aku menyayangi Alvaro, aku gak bakalan biarin siapa pun ngelukai Haura. Kamu yang tenang ya disana," ucap Sayyidah.


Jangan lupa vote ya!!

Maaf yah, baru bisa update sekarang 🙏

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu semua!!!

Gus Kilam Ana Uhibbuka Fillah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang