chapter 12

22.4K 1.4K 39
                                    

Happy reading ~



"Ngapain mas tidur di situ ?" Tanya Kalka saat melihat Aksa yang hendak tidur di tikar, bukan di kasur bersamanya.

Tanpa menanggapi pertanyaan itu, Aksa memunggungi Kalka dan memejamkan matanya berniat untuk tidur.

Kalka memajukan bibirnya melihat tingkah Aksa yang masih seperti itu. Kemudian bangkit dari kasur dan merangkak pelan kearah sang suami.

Ia langsung melangkahi tubuh Aksa dengan keadaan yang masih merangkak dan langsung berbaring di depannya.

Pemuda kecil itu menarik paksa lengan suaminya untuk di jadikan bantal, kemudian merebahkan kepalanya di sana.

"Kalka... "

"Kalka apa ? Siapa yang nyuruh mas panggil kek gitu ? Aku tampar ya ?"

Mendengar ucapan sang istri, Aksa hanya menghela nafas dan segera menarik Kalka ke pelukannya.

"Kenapa mas selingkuh ? Apa aku udah gak menarik lagi ? Apa karena perutku mulai membesar jadi keliatan jelek di mata kamu ? Bukannya yang ngebuat aku kek gini itu kamu ya mas.. terus kenapa sekarang berubah ? Kalo emang gak cinta lagi sama aku, setidaknya peduliin anak kamu. Dia... Hiks dia bukan hanya anakku loh mas, ini anakmu juga.. anak kita.. ! "

Aksa juga tak mampu menahan air matanya untuk tidak tumpah. Ia menangis tanpa suara dan semakin memeluk Kalka lebih erat serta mengecup puncak kepalanya.

Aksa berpikir, apakah ia harus memberitahukan pada Kalka tentang masalah ini? Namun apa yang akan terjadi jika Kalka tahu? Itu tidak akan merubah keadaan apapun tentang ancaman dari ayah Kalka.

Merasa dahinya tengah di basahi sesuatu, pemuda di dekapan Aksa itu langsung mendongak ke atas dan melihat sang suami yang tengah menangis.

Kalka sedikit meregangkan pelukan mereka lalu memegang rahang kokoh itu seraya mengusap air mata Aksa dengan ibu jarinya.

"Cerita ke aku mas, aku istri kamu.. orang yang paling dekat sama kamu. Aku bakal siap dengarin semua yang keluar dari mulut kamu"

Aksa membawa telapak tangan Kalka ke bibirnya untuk di kecup sedikit lama. Kemudian.. ia mulai menceritakan semuanya sampai akhir tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan.

Tubuh Kalka seakan membeku dan mati rasa mendengar semua penuturan yang terlontar dari mulut suaminya.

Jadi... Semua ini adalah perbuatan ayahnya ? Tapi kenapa ? Kenapa ayahnya masih saja mencampuri kehidupannya yang sekarang saat ia sendiri lah yang mengusirnya karena di anggap sebagai aib ? Apa ? Apa yang sebenarnya mereka mau ? Kenapa harus suaminya yang menanggung semua ini ? Dan apa-apaan itu ? Pria tua itu dengan seenak jidatnya berkata ingin membunuhnya dan calon anak mereka. Apa ia memang sudah tak punya otak dan kehilangan hati nurani ?

Apapun.. apapun itu akan Kalka lakukan untuk menjaga calon anak serta rumah tangga mereka. Jika memang harus meregang nyawa di tangan ayahnya sendiri, Kalka rela asal ia tetap bersama orang yang ia cintai. Terserah apa yang ingin kalian katakan, Kalka sangat mencintai Aksa.. mas Aksanya..

"Mas... Kita pikirin ini besok aja ya ? Sekarang kita tidur biar pikirannya bisa tenang kembali. Em... Dedek juga rewel dari tadi nendang-nendang terus gak mau diem.. "

Aksa terkekeh pelan mendengar ucapan Kalka. Ya.. ia juga merasakan anaknya yang bergerak-gerak di dalam perut sang istri yang juga menempel pada perutnya yang keras.

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali melakukan kegiatan intim yang di lakukan pasangan suami istri pada umumnya.

Aksa kembali menggempur lubang hangat itu hingga kurang lebih satu jam lamanya. Setelah itu, mereka langsung tertidur saling mendekap tubuh hangat satu sama lain.

°
°

Jam 06 pagi

Kalka bangun lebih dulu, ia menoleh ke samping dan mendapati sang suami yang masih terlelap.

Dengan sedikit kesusahan, pemuda hamil itu bangun dari kasur dan segera menggapai handuk yang tergantung pada paku di dinding lalu memakainya.

Tak lupa juga mengambil pakaian bersihnya di lemari dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit membersihkan seluruh tubuhnya dari sisa-sisa kegiatan mereka semalam, Kalka segera berpakaian lengkap dan keluar dari sana kemudian kembali ke kamarnya.

Kalka sedang mengidam ingin memakan bubur jagung yang biasanya di jual di pasar pada pagi hari.

Ia menghampiri sang suami yang ternyata sudah bangun dan terlihat seperti orang linglung yang tengah mengumpulkan kesadarannya dari bangun tidur.

"Mas... Ayo ke pasar" pinta Kalka sambil duduk di samping suaminya.

Aksa menoleh sejenak dan mengusak rambut Kalka yang masih sedikit basah.

"Tunggu ya ? Mas mandi dulu.." ucap Aksa seraya bangun dari tidurnya dan segera memakai celananya kembali.

"Sambil mas mandi aku mau jemuran di belakang rumah.."

Aksa tersenyum dan segera menggendong Kalka kemudian keluar dari kamar mereka. Ia mendudukkan pemuda kecil itu di sebuah kursi kayu yang berposisi terkena matahari pagi.

"Mas mandi dulu ya.. ?"

Kalka menanggapi hal itu dengan senyum menyungging dan dua kali anggukan kepala.

°
°

Jam 07 pagi

Aksa dan Kalka saat ini sedang berada di pasar untuk membeli bubur jagung yang diidamkan sang istri.

"Mas antri ya ? Aku capek mau duduk dulu.."

Tanpa menunggu persetujuan, Kalka segera duduk di salah satu meja kosong yang mungkin penjualnya belum datang.

Aksa tersenyum kecil melihat Kalka yang semakin manja saat perutnya kian membesar.

"Yaudah jangan kemana-mana ya ? Tungguin mas disini.."

Saat melihat seorang anak kecil laki-laki yang sedang berjalan menenteng kotak amal, Aksa segera memanggilnya untuk menemani sang istri.

"Dek.. kamu tolong temenin istri kakak bentar ya ? Kakak gak lama beli bubur bentar"

"Siap kak"

Setelah mendapat persetujuan, Aksa memasukan uang kertas 10 ribuan ke dalam kotak amal lalu segera menjauh untuk membeli yang di minta Kalka.

Beberapa menit mengantri bubur kemudian membayar, Aksa segera kembali dan berjalan dengan langkah lebar ke tempat Kalka sebelumnya.

Namun sesampainya di tempat tadi, istrinya sama sekali tak nampak. Hanya anak kecil yang ia mintai tolong sebelumnya. Bocah itu tengah  menangis dengan kotak amal yang tergeletak di tanah.

"Dek.. ini kenapa ? Terus istri kakak mana ?" Tanya Aksa panik.

"T-tadi ada orang-orang pake baju item kak.. mereka bawa pergi istri kakak.. terus pas  aku mau teriak, mulutku di tampar.."

Tubuh Aksa seketika menegang, dan kantong plastik berisi cup bubur yang di peganginya langsung jatuh ke tanah.

"I-ini gak mungkin"

TBC.

Jangan lupa tinggalkan jejak.. terima kasih ~

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now