chapter 13

22.9K 1.5K 73
                                    

Happy reading ~



Pemuda kecil itu telah terbangun dari pingsannya dan sedikit mengerjapkan mata. Ia melihat ke sekelilingnya dan seketika nampak terkejut.

Ia sangat mengenali dimana dirinya sekarang. Ruangan tempatnya berada saat ini... Adalah kamarnya.

Semua yang ada pada kamar ini tak pernah berubah semenjak ia di usir dari rumah sekitar 5 bulan yang lalu.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari luar kamar, dan seorang wanita paruh baya berusia sekitar 40-an berpenampilan elegant masuk ke dalam sambil membawa nampan berisi makanan, susu, dan segelas air.

Ia melangkah kedalam sambil tersenyum  lembut ke arah Kalka.

Kalka sedikit tercenung ketika melihat orang yang ternyata adalah ibunya.

Wanita itu meletakkan nampan tersebut di atas samping ranjang kingsizenya, lalu mendudukkan dirinya di tepian kasur.

Ia dengan perlahan mengambil makanan yang merupakan bubur lembut dengan suwiran ayam berserta sayur-sayuran itu berniat untuk menyuapi putranya.

"Apa... Kamu disakitin ayahmu sayang.. ?" Akhirnya wanita tersebut membuka suaranya setelah beberapa saat terjadi keheningan di antara mereka.

Namun pemuda itu hanya terdiam tak ada niatan untuk menjawab, dan malah membalikan tubuhnya untuk memunggungi sang ibu. Ia menangis.

Kalka tak ingin menyalahkan ibunya atas semua yang menimpanya. Karena ini adalah kesalahan yang ia buat sehingga mendapat ganjaran seperti ini.

Tapi apa ? Apa maksud ayahnya untuk menculik dan membawanya pulang kerumah ? Bukannya pria tua itu sendirilah yang sudah mengusirnya ? Walaupun ibunya sudah memohon sambil menangis di kaki pria itu namun ia tetap bersikukuh untuk mengusirnya.

Tak lama kemudian, pintu kamarnya kembali terbuka. Dan ternyata pelakunya ialah orang yang sangat di benci Kalka. Yakni ayahnya sendiri.

Pria paruh baya itu dengan angkuhnya menyeret tungkai panjangnya masuk kedalam dan berdiri tepat di samping ranjang.

Ia melirik mangkuk bubur yang tengah di pegang istrinya.

"Makan.. atau papa bakal nyiksa kamu !" Serunya menekan setiap perkataannya.

"Papa Kalka... "

Kalimat ibu kalka terpotong saat sang suami menatapnya dengan tajam. Ia langsung menundukkan kepalanya takut.

Kalka terkekeh sinis mendengar perkataan itu, lalu bangkit dari berbaringnya dengan sedikit bantuan sang ibu.

Ia menatap ayahnya dengan pandangan  remeh dan senyum miringnya.

"Lo ! Gak punya hak buat nyebut diri lo sebagai ayah gue. 5 bulan yang lalu setelah lo ngusir gue, saat itulah ayah gue udah gak ada !" Kalka balik membalasnya dengan penuh penekanan.

Mendengar deretan kalimat yang terlontar dari mulut putranya. Ayah Kalka langsung naik pitam dan tanpa menunggu lama, ia melayangkan tamparannya tepat di pipi kiri sang putra yang tengah mengandung itu.

Ibu Kalka dengan cepat memeluk lutut suaminya memohon untuk tidak lagi melakukan kekerasan pada putra mereka.

"Papa akan jodohkan kamu dengan salah satu kolega papa. Dia masih cukup muda dan baru berusia 30 tahun. Bagus bukan ? Di usia semuda itu, dia sudah jadi CEO salah satu perusahaan besar. Masa depan kamu bakal terjamin, tidak akan merasa kesusahan saat kamu bersama bocah miskin itu. Satu lagi.. dia sudah tau tentang kondisi kamu yang tengah mengandung anak orang lain..."

"OMONG KOSONG !!! Masa depan lo bilang !? Sejak kapan lo peduli dengan masa depan gue !? Orang jahat seperti lo itu gak punya hak untuk nentuin mana yang terbaik buat gue. Dan satu lagi, anak orang lain lo bilang ? Aksa bukan orang lain.. dia suami gue, SUAMI GUE !!!"

"Tampar.. TAMPAR GUE LAGI !! BILA PERLU BUNUH GUE SEKALIAN BRENGSEK !!!" Kalka berteriak murka saat melihat ayahnya yang hendak mengangkat tangan untuk kembali menamparnya.

"Terserah kamu mau protes seperti apa.. intinya, kamu bakal dijodohkan dengan pria lain yang lebih mapan dan terjamin"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, pria tua itu langsung memegang tangan istrinya dan segera keluar dari kamar meninggalkan Kalka.

"AARRGGHHH..."

Pranggg

Kalka menjatuhkan nampan yang berada di atas meja hingga semua isinya jatuh dan pecah berserakan di lantai.

Ia dengan bibir dan tangan gemetaran mengusap perutnya.

"Mas... Mas Aksa.. "

°
°

Keesokannya, seorang pembantu masuk kedalam kamar Kalka membawa makanan yang sama seperti kemarin beserta buah-buahan yang sudah di iris menjadi beberapa potongan agar mudah di makan.

Ia dengan perlahan meletakkan nampan tersebut di atas meja, sedikit menunduk sopan kemudian keluar dari kamar.

Kalka melirik makanan tersebut dan tak ada niat untuk memakannya.

Namun ia kembali berpikir, jika hari ini ia tak mengisi perutnya lagi, anaknya akan kekurangan gizi dan tidak berkembang dengan baik.

Pemuda kecil itu mengusap pelan perutnya ketika merasakan gerakan kecil didalam.

"Iya sayang.. mama makan, tapi ini semua demi kamu.. bukan karena mama mau ya.. ?"

Kalka dengan perlahan mengambil sendok, menimba bubur tinggi gizi tersebut dan memakannya.

Beberapa saat kemudian, semua makanan telah habis tanpa tersisa. Kalka sedikit bersendawa dan mengusap mulutnya menggunakan punggung tangan.

"Em... Makanannya gak enak.. enakan nasi goreng buatan papamu.. "

°
°

3 hari telah berlalu, dan selama itu pula keadaan Aksa seperti orang yang tak memiliki semangat hidup. Berat badannya sedikit turun karena ia tak ingin memakan apapun.

Walaupun ibunya sendirilah yang memasak untuknya.

Ya.. Layla sudah memberitahukan kepada orang tua Aksa di kampung tentang kejadian yang di alami anak dan menantu mereka.

Sehingga keduanya langsung balik ke kota untuk melihat keadaan sang putra yang sedang dalam keadaan uring-uringan serta mati rasa.

Sore harinya, ada orang yang mengetuk pintu rumah mereka.

Layla yang tengah membantu ibu Aksa memasak, segera mencuci tangan dan mengelapnya di baju yang ia kenakan.

Kemudian berjalan kedepan untuk membuka pintu.

Gurat kebingungan terlihat jelas di wajah Layla ketika melihat seorang pria paruh baya berwajah tegas dengan stelan jas mahalnya dan seorang wanita paruh baya berpenampilan elegant yang nampak begitu anggun. Dapat Layla tebak bahwa mereka pasti pasangan suami istri.

Ibu Aksa yang melihat keponakannya hanya terbengong di depan pintu segera menghampirinya dan melihat siapa yang datang.

Tak berbeda jauh dengan Layla, ibu Aksa juga nampak kebingungan melihat kedua orang itu.

"Maaf.. ibu dan bapak sekalian sedang cari siapa ? Apa kalian tidak salah rumah ?"

"Tidak Bu, kami yakin ini alamatnya.. "

Wanita anggun tersebut mengambil sebuah foto yang sudah cukup usang dari dalam tas mahalnya dan menunjukkannya pada ibu Aksa.

Seketika, wanita berdaster itu langsung membolakan matanya begitu terkejut.

"F-foto ini.. bukankah ini.. " ibu Aksa tak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya dan kembali melihat dua orang itu dengan ragu-ragu.

Dan akhirnya.. ia mulai menyadari sesuatu.

TBC.

Maaf agak lama..

Jangan lupa tinggalkan jejak.. terima kasih ~

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now