Part 19;Need each other

20K 1.1K 31
                                    

19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19.Need each other

"Why can there be humans this cute?"

Entah yang kesekian kali Atlantik berdecak takjub. Menggulir isi galerinya yang dipenuhi foto cidukan Elara yang sedang terlelap. Ia mengambilnya diam-diam saat tidur bersama.

"Senyam-senyum mulu. Diabetes ntar tuh hp liat senyuman lo yang ngalahin gula." Atlantik mendengus kesal kala Rajendra meraup wajahnya yang sedari tadi tidak melepaskan senyum aneh, paling parahnya sesekali ia tertawa-tawa kecil sambil melihat layar ponsel.

"Hati-hati masuk RSJ."

"Btw liatin apa seh?" Atlantik memiringkan ponselnya tanda melarang Rajendra mengintip isi handphone miliknya. Tidak akan ia biarkan ada seorang pun kecuali dirinya melihat gambar jelek Elara yang sedang tertidur! Cukup dia saja, catat!

"Kepo."

"Foto cewek njir! Seriusan? Di hp lo ada foto cewek?! Tadi gue liat dikit! Pasti Helen kan?!"

Delikan aneh Atlantik menyapanya. "Idih! Orang gue liatin foto calon istri gue."

Uhhuk-uhhuk!!

Sama halnya dengan Rajendra yang shock di tempat. Yesa, tak kalah syok juga, bahkan sampai tersedak dengan teh manis yang sedang ia minum.

"C-calon?! Lo bilang calon istri?!" Beo Rajendra melongo tak percaya. Calon istri?! Si Atlantik yang selalu menganggap seorang Helen sebagai cewek gatal dan risih apabila dekat-dekat dengannya, menyebutnya sebagai calon istri?! Bagaimana mereka tidak terkejut, coba?!

"Hm. Gue bakal nikah secepatnya."

Menenggak es teh miliknya hingga tandas, kali ini tenggorokan Yesa terasa beku seperti tidak meminum apa-apa. Ia menggebrak meja warung tanpa aba-aba. "Lo udah bener-bener otw nikah sama Helen?!" Big no! Jangan sampai itu terjadi! Bisa-bisa Yesa akan membakar pelaminan mereka!

"Siapa bilang sama Helen? Najis!" Atlantik bergidik jijik. Baru mendengar namanya saja ia sudah merinding bukan main. "Amit-amit tujuh turunan! Kalo bukan karena keluarga, mending gue melajang seumur hidup ketimbang hidup bareng dengan jalang."

"Mulutnya dijaga. Jangan asal menilai. Dia, gak seburuk itu." Yesa menyahut penuh penekanan. Mendengar itu, Atlantik memutar bola matanya. "Definisi bulol."

"Terus, sama siapa kalo bukan Helen?! Emang lo punya keberanian berhubungan sama cewek lain?"

Ting!

Senyum miring Atlantik terbit saat Elara membalas pesan darinya. Ia sedang bertukar pesan dengan Elara. "With my queen.."

Saling pandang Yesa dan Rajendra mendengar gumaman Atlantik yang berupa jawaban. Meski samar, indera pendengaran mereka masih berfungsi dengan baik, pastinya dapat menangkapnya.

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang