IF 12

5.1K 487 19
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!

Happy Reading
.
.
.


Jeanna menatap taman bunga di depannya dengan pandangan kosong.

Dua bulan telah berlalu sejak kejadian di rumah sakit, Luxio akhirnya memutuskan untuk membawa pulang Jeanna ke rumah kedua orang tuanya.

Olivia, sempat menolak dan menentang keputusan anaknya tersebut pada awalnya, karena bagaimanapun keadaanya, Jeanna tetaplah menantunya. Wanita paruh itu bahkan sempat berpikir jika Luxio menyerah dengan kehidupan rumah tangganya dengan mengembalikan sang istri kepada kedua orang tuanya.

Namun, setelah perdebatan panjang antara Luxio dan kedua orang tuanya, mereka akhirnya menyetujui dan mengizinkan Luxio untuk memulangkan Jeanna pada keluarganya setelah mengetahui kebenaran yang terjadi.

Demi kebaikan dan kondisi mental Jeanna. Pikiran positif yang selalu mereka lakukan karena tidak ingin kehilangan sosok menantu yang baik dalam keluarga mereka.

“Huft, Jeanna tolong bantu aku. Ternyata menggendong mereka berdua cukup melelahkan,” ujar Athea dengan menggendong Kenneth dan sang putri di kedua tangannya.

Selama dua bulan ini, Athea selalu berkunjung ke kediaman Walter atas permintaan Luxio dan suaminya, Felix untuk menghibur Jeanna agar tidak terlalu larut dengan kesedihannya.

“My my, ten ini.” Teriak Kenneth riang ketika melihat punggung sang mommy yang membelakanginya.

“Astaga, Athea. Mengapa kau menggendong mereka berdua? Padahal kau bisa menggandeng Kenneth berjalan kemari. Kenneth kan, berat!” Pekikan keras itu mampu menyadarkan Jeanna dan segera mengambil alih sang anak dari gendongan Athea.

Athea hanya tertawa kecil dan duduk di kursi panjang di samping Jeanna, mengatur nafasnya lalu menghembuskannya. Wanita itu tidak tahu jika Kenneth akan seberat ini.

Ketika Athea datang ke kediaman keluarga Walter, wanita itu hanya mendapati Kenneth sedang bermain bersama Zeya dan Nara dan tidak menemukan keberadaan Jeanna di sana.

Namun, setelah diberitahu jika Jeanna sedang berada di taman belakang, Athea memutuskan untuk tidak menghampirinya saat melihat Jeanna tengah melamun. Pandangan wanita itu menyendu, hingga ide gila muncul dalam pikirannya. Dan seperti itulah yang terjadi.

“Aku tidak tahu kalau Kenneth akan seberat ini, ya kan sayang?”

“Ten iyak belat.” Balita gembul itu mengerucutkan bibirnya saat menyadari bahwa dia tengah diejek oleh auntynya.

“Iya kah? orang pipinya chubby begini.” Seru Athea usil membuat kedua wanita itu semakin gemas melihat tingkah Kenneth.

“Talena ten mam, talau ten iyak mam anti ten lapal.”

“Sudah pintar menjawab ya sekarang.” Jeanna dengan gemas mencium pipi anaknya yang chubby, membuat tawa bahagia dari si kecil.

Athea tersenyum bahagia menyaksikan interaksi ibu dan anak itu, setidaknya dengan adanya Kenneth, dapat sedikit mengobati rasa sedih yang Jeanna rasakan setelah kehilangan anaknya.

Kehilangan seorang anak untuk yang kedua kalinya, bukanlah hal yang mudah bagi Jeanna, mengingat usia wanita itu yang masih relatif muda dan masih meninggalkan sedikit sikap kekanakannya yang belum bisa berpikir panjang.

INFINITY FAMILY [REVISI]Where stories live. Discover now