IF 13

5.1K 449 13
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!

Happy Reading
.
.
.

Kiara memandang putri kecilnya yang masih tertidur, sekarang keluarga kecil Silas berada di ruang inap VVIP rumah sakit di New York, Amerika. Setelah menempuh perjalanan selama sembilan jam.

Demi kesembuhan Adeline, mereka akan melakukan apa saja untuk anaknya, meskipun harus terpaksa meninggalkan kedua putra mereka bersama orang lain.

Silas menghampiri istrinya dan memeluknya, menunggu Adeline siuman. Pria itu masih teringat perkataan dokter James, bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk kesembuhan putrinya.

“Sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi trauma sekunder Mr. Silas dan Mrs. Kiara, salah satunya dengan menggunakan teknik terapeutik, seperti somatik desensitisasi dan pemrosesan gerakan mata (EMDR), terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma (CBT), serta yoga dan kesadaran berdasarkan informasi trauma.”

“Selain itu, anda juga dapat menciptakan ruang untuk aktivitas yang menyenangkan bagi pasien. MIsalnya, pergi ke taman hiburan ataupun melakukan hal-hal menyenangkan lainnya yang dapat mengalihkan perhatian pasien pada insiden yang menimpanya.” Tambah dokter James ketika melihat keterdiaman kedua orang tersebut.

“Apakah putriku bisa sembuh sepenuhnya, dokter?” Tanya Kiara cemas.

“Tentu saja, Mrs Kiara. Karena trauma sekunder yang dialami pasien juga disebabkan oleh tingginya sifat empati yang dimilikinya, yang menyebabkan perasaan sedih dan takut yang sangat dalam dengan terus-menerus membayangkan peristiwa traumatis tersebut dan perasaan bersalah yang luar biasa.” Jawab dokter James.

Lamunan Silas buyar, ketika Kiara menyentuh bahunya mengatakan jika putri mereka telah sadar.

“Hi, princess. Sudah bangun,sayang?”

“Papi, kepala Adel pusing.” Jawab Adeline memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

“Jangan dipukul, sayang. Nanti malah semakin pusing.” Silas menggenggam tangan adeline menghalau agar tidak menyakiti kepalanya.

“Mami, kita ada di mana? Ini bukan kamar Adeline.” Rengek Adeline saat mengetahui bahwa mereka tidak sedang berada di mansion.

“Kita di New York sayang, Adel ingin sembuh, kan?” Tanya Kiara memeluk putrinya yang terus merengek ingin pulang.

“Iya, Adel ingin sembuh. Maafkan Adel sudah membuat mami dan papi khawatir, hiks..”

Gadis berusia tujuh tahun itu menangis dipelukan sang mami, ketika menyadari bahwa trauma nya sering kambuh tanpa dia bisa mengatasinya. Adel juga tidak ingin seperti ini, namun kecelakaan yang menimpa Jeanna dan suara bentakan Luxio terus terngiang dalam pikirannya.

“Sudah ya, jangan menangis. Apakah Adel ingin melihat mami menangis lagi? Yang terpenting sekarang Adeline harus sembuh dulu, hmm.” Hibur Silas menenangkan putri kecilnya yang menangis di pelukan sang istri.

“Papi Adel ingin bertemu aunty Jeanna. Adel ingin minta maaf, karena Adel…”

“Sttt, nanti ya sayang. Setelah Adeline sudah sembuh. Dengarkan papi, princess papi tidak bersalah, okey. Kejadian yang menimpa aunty Jeanna semua sudah menjadi takdirnya.”

INFINITY FAMILY [REVISI]Where stories live. Discover now