Part 24;Miscarriage?

21.2K 887 10
                                    

24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24.Miscarriage?

Berulang kali Atlantik memeriksa arloji yang bertengger di pergelangan tangannya. Ia berdecak tak sabaran. Sepuluh menit sudah berlalu, taksi sudah menunggu sedari tadi, tapi Elara belum juga keluar-keluar.

"Tuh cewek lama banget dah? Ngapain aja sih? Ugh, udah pegel kaki gua nunggunya!" Atlantik menendang batu guna melampiaskan rasa dongkolnya.

"Maaf, Ara lama!" Grasak-grusuk, Elara keluar dari pintu kos-kosan, tidak lupa menutup pintu dan menguncinya. Ia berjalan menghampiri Atlantik yang ada didepan kos-kosan.

Alih-alih menjawab pertanyaan Elara, yang ada Atlantik justru disalah fokuskan dengan penampilan Elara yang baru. Ia mengamati Elara dari kaki hingga ujung kepala, bajunya cukup ketat, sepeket dengan rok sepaha.

Kali ini Elara terlihat berbeda, tidak bisa dipungkiri ia terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya. Bahkan, Atlantik sempat pangling tadi. Tetapi, Atlantik tidak menyukainya!

"Lo mau ikut ke tempat kerja gue pake pakean lonte kaya gini?" Jari telunjuk Atlantik mengacung, menunjuk Elara.

"Ah? I-iya. I-ini cukup tertutup kok." Nyali Elara ciut ditempat, mengapa ekspresi Atlantik tampak tak bersahabat? Apakah ada yang salah?

"Tempat kerja Atla bar kan? Biasanya cewek-cewek yang kesana pasti penampilannya kaya gini. Ara gak mau buat Atla malu dengan penampilan kampungan Ara. Jadi--Ara dandan, dikit."

"Ganti!"

"Hah? Kok ganti sih?!"

Tangannya terangkat, detik selanjutnya jempol Atlantik menyapu bibir atas dan bawah Elara sekaligus, menghapus noda kemerahan dari sana.

"Ini juga apa-apaan? Pake dandan segala. Natural aja, gak perlu pake riasan. Bukannya cantik, malah jadi mirip persis kayak banci. Gak cocok. Kalo mau dandan, di depan gue aja, jangan keluar. Kasian mata orang nanti bisa rusak."

"Masa sih kaya banci?" Elara mengeluarkan ponselnya dari tas mini miliknya kemudian berkaca disana, memeriksa wajahnya dan menata poninya agar lebih rapi. "Enggak kok. Ara gak jelek-jelek amat."

"Kaca hp lo yang salah."

"Tapi Ara juga tadi ngaca sebelum keluar. Kelihatan cantik kok, gak yang kaya Atla bilang."

"Mata lo yang bermasalah. Kalo gue bilang gak cocok berarti gak cocok! Lo ngeraguin penilaian gue?! Ganti pakean lo, buruan!"

Elara meremas sisi roknya kalut. Kepalanya tertunduk dalam. Ia susah payah mendapat pakaian juga alat-alat makeup dengan harga diskonan. Itu pun, Elara beli pakai uang jajan yang diberi oleh Atlantik setiap harinya. Ia merasa bersalah kalau tidak ada hasilnya sama sekali.

"T-tapi, ini kerja keras Ara.. Ara latihannya sampe berhari-hari, dan baru ini Ara praktekin. Ara juga belinya pake uang Atla."

"Masa bodo sama uang! Masih bersikeras gak mau ganti?" Ditariknya pinggang Elara hingga menghapus jarak yang ada, kedua tangannya menyentuh dua sisi pinggang Elara.

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang